• admin
  • 07 May 2024

Setiap Penenun Telah Diwariskan Daya Berimajinasi; Pelatihan Teknis dan Manajerial Pengembangan Kain Tenun Sumba dan Pengolahan Produk Turunannya Bagi Penenun di Sumba Barat daya

Pagi itu tanggal 30 April 2024, sepanjang jalur di depan kantor Kecamatan Kodi Kabupaten Sumba Barat Daya masih saja lengang, namun pasar tradisional disekitaran kecamatan sudah bergeliat sedari pagi, pedagang dan pembeli saling aduh tawar menawar harga, anak-anak berseliweran mengekor orang tua mereka. Pintu kantor kecamatan Kodi sudah terbuka, nampak para pekerja kecamatan sudah mulai beraktifitas. Sementara itu Bapa Paulinus berdiri di depan pendopo kecamatan bersama beberapa ibu-ibu dari kecamatan Kodi Bangedo dan kecamatan Kodi Utara saling melempar tutur dalam bahasa daerah setempat sambil mengedarkan kaleku (tempat siri pingan). Mereka adalah perserta perwakilan desa yang akan mengikuti kegiatan Pelatihan Menenun Kain Sumba dan Produk Turunan Kain Tenun Tradisional yang diselenggarakan oleh Program BangKIT. Bapa Paulinus bersama-sama dengan perserta lainnya perwakilan dari Desa Tanjung Karoso, Desa Wura Homba dan Desa Onggol dari Kecamatan Kodi menjadi perserta kegiatan yang berlangusng selama dua hari dari yaitu tanggal 30 April-1 Mei 2024 di Aula Kecamatan Kodi.

Kegiatan pelatihan teknis menenun kain sumba yang baik dan membuat produk turunannya dari program BangKIT yang diimplementasikan oleh Yayasan BaKTI dan pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) merupakan satu dari beberapa kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan di Kabupaten SBD.  Sejumlah delapan belas peserta dari sembilan desa di kecamatan Kodi, Kecamatan Kodi Bangedo dan Kecamatan Kodi Utara mengikuti pelatihan ini. Tujuh belas dari mereka adalah Perempuan penenun dan satu orang laki-laki yang berprofesi sebagai pemintal benang.

Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Camat Kecamatan Kodi yaitu Benyamin Kaka, S.Si. Dalam sambutannya, Benyamin Kaka menyampaikan terima kasih kepada Yayasan BaKTi karena telah membantu pengembangan penghidupan masyarakat desa. “Memang benar bahwa hasil kain tenun dari para penenun terkendala terkait dengan nilai yang dihargai pasar, banyak dari para penenun harus menurunkan standar kualitas kain tenun untuk mempercepat waktu produksi dan penghematan bahan produksi sebagai imbas dari kebutuhan ekonomi mendasar dari setiap keluarga serta harga kain tenun yang tidak menentu dipasaran” ungkap Pak Benyamin. 

Adela Gultom selaku Distrik Koordinator program BangKIT Kabupaten SBD juga menyampaikan bahwa kehadiran program BangKIT di Kabupaten SBD tidak terlepas dari hasil kolaborasi antara Yayasan BaKTI dan pemerintah setempat dalam mendukung pengembangan penghidupan masyarakat pedesaan. Sementara itu Natalia Bisik selaku Project Officer Program BangKIT menyampaikan bahwa Kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh yayasan BaKTI di wilayah Kodi bukan merupakan inisiatif dari kegiatan program BangKIT sendiri, melainkan bagian dari hasil penjaringan inisiatif atau usulan masyarakat desa yang kemudian diakomodir tim program BangKIT dalam rangka mendukung peningkatan usaha atau mata pencaharian masyarakat desa yang berkelanjutan. 

Pelatihan ini menghadirkan dua orang trainer yaitu Enri Koang dan Delfina Gama. “Tujuan dari kegiatan pelatihan tenun kita hari ini dan besok adalah untuk meningkatkan kualitas kain tenun dan produk turunannya. Dari kegiatan menenun kita dapat membantu meningkatkan perekonomian rumah tangga. Adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan bahwa ditengah persaingan pemasaran kain tenun kita dapat bertahun hidup dengan meningkatkan kualitas kain serta memodifikasi atau membuat produk turunannya dari hasil produksi yang kita buat” ungkap Erni Koang.


Dari hasil kegiatan pelatihan selama dua hari tersebut, para penenun dibekali pengetahuan terkait pentingnya untuk melihat minat dan kebutuhan pasar khususnya berkaitan dengan perkembangan tren hari ini dan ke depannya. Selain itu para peserta memperoleh peningkatan kapasitas terkait teknik membuat produk turunan dari kain tenun seperti bandana, tas, anting-anting dan gelang motif tenun. Sementara itu Delfina Ganna menyatakan “Kita para penenun tidak saja diwariskan oleh para pendahulu terkait dengan teknik menenun namun juga bersama dengan itu diturunkan daya imajinasi. Sebagai seorang penenun kita harus terus melatih daya imajinasi agar dapat dituangkan dalam bentuk motif kain tenun yang berkualitas dan menarik”.

Para peserta sangat antusias dengan pelatihan ini. Seperti Bapak Paulinus Kabanggul dari desa Maliti Bondo Ate Kecamatan Kodi Bangedo yang memperoleh pengetahun mengenai tren pasar kain tenun saat ini. Di samping itu, melalui pelatihan ini para perserta mendapat satu keterampilan baru lagi terkait dengan pengembangan produk turunan dari kain tenun Sumba.

Senada dengan Paulinus, ristina Ambu Kaka, salah satu peserta dari Desa Rada Loko juga menyampaikan bawah "Kami sangat senang dengan pelatihan ini karena bisa belajar membuat tenunan yang motifnya menarik dan padat. Yang paling menarik dari pelatihan ini untuk saya secara pribadi sangat tertarik untuk mengelola tenunan untuk menjadi produk lain sehingga tidak saja kami menjual kain tenunan tetapi juga bisa menjual produk-produk lain dari tenunan yang kami tenun”.