Webinar Forum KT:I Menari dengan tabuhan gendang sendiri, adaptasi kebiasaan baru untuk Kawasan Timur Indonesia
Berangkat dari pemikiran bahwa tantangan pandemi COVID-19 tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia dan banyak negara di dunia. Pandemi ini berdampak besar pada tatanan hidup berbangsa yang berpengaruh pada berbagai sektor pembangunan seperti sosial, ekonomi, budaya, kesehatan dan pendidikan. Berbagai upaya tengah dilaksanakan untuk mengatasi tantangan tersebut. Di tengah badai ini, ada banyak kisah upaya inspiratif yang tengah dikerjakan berbagai lapisan masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki. Tak jarang aksi kebaikan yang dilakukan satu orang menular ke yang lain dan menjadi gerakan bersama untuk saling menolong dan bahkan melahirkan beragam inovasi sosial sebagai tanggapan atas situasi sulit yang tengah dialami.
BaKTI percaya, banyak praktik-praktik baik atau inovasi sosial yang dilakukan dengan cara-cara khas Kawasan Timur Indonesia dalam mengurangi dampak COVID-19 yang dilaksanakan
oleh kelompok masyarakat, pemerintah daerah dan berbagai pihak di KTI yang dilakukan dengan semangat kerjasama, gotong royong, dan optimisme. BaKTI sebagai lembaga yang berfokus pada pertukaran pengetahuan tentang program pembangunan di kawasan timur Indonesia memfasilitasi pertukaran ide dan pengalaman dari perspektif KTI dalam melahirkan inovasi sosial. Beragam cerita positif dan praktik baik ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan pembelajaran yang dapat memotivasi masyarakat untuk melahirkan inovasi-inovasi sosial lain di lingkungannya serta memberi harapan bagi masyarakat agar tetap semangat untuk dapat bersama keluar dari masa sulit ini. Untuk menjalankan peran memfasilitasi pertukaran ide dan pengalaman baik, di masa pandemi ini BaKTI bersama Forum Kawasan Timur Indonesia menggelar Webinar sekaligus dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 serta ulang tahun BaKTI yang ke 16 tahun.
Dalam Webinar ini, mengangkat 3 inisiatif cerdas yang dijalankan oleh para pihak yang berasal dari Kawasan Timur Indonesia yang berhasil menghadapi tantangan pembangunan di masa pandemic dan mampu beradaptasi dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk mampu beradaptasi terhadap kebiasaan baru. Web Seminar Forum KTI – BaKTI dilaksanakan Rabu, 9 September lalu yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom dan streaming melalui platform YouTube dan Facebook Yayasan BaKTI.
Samsul Widodo
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal,
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi - Kemendes PDT
Samsul Widodo menggagas Program Inovasi Desa sebagai Solusi Pembangunan di Desa Tertinggal. Program Inovasi Desa Indonesia meyakini tradisi pertukaran pengetahuan dan kerjasama akan memicu perubahan yang sangat mendasar pada kualitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Inovasi ini dipetik dari praktik baik dan keberhasilan desa-desa dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang didokumentasikan menjadi pengetahuan yang terstruktur sehingga dapat ditularkan secara luas. Desa-desa kreatif dan inovatif lahir untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal, perbaikan mutu sumberdaya manusia, dan replikasi teknologi. Percepatan pembangunan desa dan daerah tertinggal tercipta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Iben Yuzenho
Founder Sebewumi.id
“Virtual Tour: Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Pariwisata”
Iben Yuzenho menggagas kegiatan ekowisata yang fokus pada pengembangan wisata minat khusus bernama Sebumi.id. Di masa pandemi, Sebumi.id aktif melaksanakan beberapa virtual tour salah satunya jelajah Taman Nasional Gunung Rinjani di Lombok. Virtual Tour memainkan peran penting dalam adaptasi kebiasaan baru sebagai sarana pemasaran dan edukasi ekowisata.
Ernes Manase
Guru Honor SDI Jimbor Kabupaten Manggarai Barat
“Gotong Royong Pendidikan daerah 3T di Masa Pandemi”
SD Inpres Jimbor, Desa Watu Baru Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur menyiasati persoalan ini dengan tetap melaksanakan tugas bimbingan kepada siswa dengan sistem bimbingan variasi yakni BDR (Bimbingan Di Rumah) dan program tatap muka di sekolah 2 kelas sehari dengan menerapkan protokol kesehatan.
Fima Inabuy, PhD
Ilmuwan Biomolekuler Forum Academia NTT
“Riset dan Inovasi Biomolekuler sebagai Tanggap Darurat COVID-19 di NTT”
Fima Inabuy, Ilmuwan Biomolekuler bersama tim dan relawan yang tergabung dalam Forum Academia NTT (FAN) berjuang dan bekerja demi mewujudkan hadirnya sebuah laboratorium quantitative Polymerase Chain Reaction (qPCR) untuk melakukan tes COVID-19 secara masal dan murah bagi warga.