• admin
  • 11 October 2024

Chapter Makassar untuk Membangun Sinergi Filantropi di Tingkat Sub-Nasional

Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) menyelenggarakan peluncuran PFI Chapter Makassar yang dikemas melalui Philanthropy Thought Leaders (PTL) ke 17 berupa diskusi panel dengan tema “Chapter Makassar untuk Membangun Sinergi Filantropi di tingkat Sub-Nasional di Wisma Kalla, Kota Makassar pada Kamis, 10 Oktober 2024.

Peluncuran PFI Chapter Makassar yang diikuti dengan kegiatan diskusi ini terlaksana atas kolaborasi Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI), dengan Yayasan Hadji Kalla, Inovasi Ketahanan Komunitas (INANTA), Rumah Zakat, dan Human Initiative.

Kegiatan ini bertujuan untuk menggaungkan peresmian PFI Chapter Makassar kepada pemangku kepentingan dan penggiat filantropi di Sulawesi Selatan serta menyosialisasikan PFI Chapter Makassar sebagai platform untuk memperluas jejaring untuk membuka lebih banyak peluang kolaborasi multi-pihak dalam rangka mendorong pencapaian pembangunan berkelanjutan di tingkat sub-nasional.


Pada acara PTL ke-17, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. H. Jufri Rahman, M.Si., saat menyampaikan pidato utama mengatakan bahwa pihaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan mengapresiasi tak terhingga atas peluncuran PFI Chapter Makassar yang diinisiasi oleh Perhimpunan Filantropi Indonesia sebagai wadah untuk membangun jejaring dalam rangka mendorong ko-kreasi dan kolaborasi aksi kolektif di Sulawesi Selatan.

“Suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami menjadi model pembentukan PFI Chapter di Provinsi Sulawesi Selatan. Kami sangat mendukung inisiatif ini untuk membantu pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dan penanganan berbagai tantangan sosial dan budaya, ekonomi dan lingkungan hidup di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan”, Ungkap Dr. H. Jufri.


Pada kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengurus PFI, Rizal Algamar pada saat memberikan sambutan menjelaskan bahwa Sulawesi Selatan, sebagai salah satu provinsi dengan potensi ekonomi yang signifikan dan keberagaman sosial-budaya, menawarkan peluang besar untuk mengembangkan model filantropi yang inovatif dan inklusif. Secara geografis dan demografis, Sulawesi Selatan memiliki keunikan tersendiri yang membutuhkan pendekatan filantropi yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan lokal. PFI melihat pentingnya memperkuat kehadiran di wilayah ini melalui pembentukan Chapter yang tidak hanya berfungsi sebagai katalisator, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai pemangku kepentingan.

Hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini Bapak M. Yusran Laitupa, Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, bersama dengan Ir. Ha. Andi BaktiHarusni, C.E.S., Plh (Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan), Timotheus Lesama Wanadjaja (Wakil Ketua Dewan Penasehat PFI), dan Drs. Muhammad Yusri Zamhuri, MA., PhD. (Direktur Eksekutif SDGs Center Universitas Hasanuddin).


Bapak Yusran pada pemaparannya mengenai Localization Program Filantropi dalam Mengembangkan Dampak Program dan Kolaborasi di Sulawesi Selatan menyampaikan bahwa upaya yang dilakukan oleh Chapter Makassar perlu berbasis prioritas daerah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Daerah untuk memastikan localized program filantropi bersesuaian dengan konteks Sulawesi Selatan. Bapak Yusran juga menekankan pentingnya untuk memastikan agar upaya-upaya yang dikerjakan oleh Filantropi Indonesia bersama OMS selama ini dan yang akan datang bisa didokumentasikan dan diseminasikan proses dan hasilnya agar menjadi pembelajaran bagi pemerintah dan pelaku pembangunan lainnya. “Banyak pihak melakukan hasil yang baik, tapi karena bekerja sendiri-sendiri maka daya ungkitnya tidak kuat. Karena itu, kita harus terhubung satu dengan yang lain agar informasi dan pelajarannya bisa dibagikan dan semua orang bisa belajar.” Ungkap Pak Yusran.


Diharapkan, PFI chapter Makassar ini menjadi sumber semangat baru untuk menebarkan semangat kemanusiaan dan mencintai sesama sebagaimana filosofi dari filantropi yaitu cinta manusia.