Diskusi Kelompok Terfokus KONEKSI Eastern Indonesia Researchers Network
Universitas dan Lembaga Penelitian memainkan peran penting khususnya sebagai sumber penting untuk masukan kebijakan. Namun, di Indonesia Timur, lembaga-lembaga penelitian tersebut sering kali tidak memiliki jaringan ke level nasional dan internasional, mengalami kesulitan dalam berkolaborasi dengan peneliti lain, dan seringkali tidak memiliki sumber daya dan sistem internal yang diperlukan untuk menghasilkan penelitian berkualitas tinggi. Selain itu, terdapat budaya ‘academic insularity’ yang lazim di kalangan masyarakat peneliti Indonesia yaitu mereka yang kurang memiliki mobilitas akademis dan interaksi dengan rekan-rekannya dalam produksi pengetahuan. Karena itu, penting untuk mendorong merit- based promotion di Universitas dan Lembaga Penelitian, meningkatkan produktivitas penelitian, dan mempromosikan multi-disiplin dan transfer ide serta dialog antar universitas dan lembaga penelitian. Insentif juga diperlukan untuk mendorong interaksi antara peneliti lokal dan peneliti internasional.
Program KONEKSI mempunyai fokus yang kuat pada kesetaraan dan inklusi sosial termasuk bagaimana mengatasi kesenjangan pengetahuan secara regional di Indonesia. Terdapat kebutuhan yang jelas akan jaringan yang memungkinkan para peneliti untuk berkolaborasi dalam kegiatan yang relevan seperti pelatihan terstruktur, pembangunan jaringan, dan menghubungkan peluang penelitian kolaboratif antar anggota. Sehubungan dengan hal tersebut, Yayasan BaKTI dan KONEKSI mendorong pertukaran pengetahuan, memperluas jaringan dan kontak dalam bidang pengembangan dan penelitian di Indonesia Timur, serta melaksanakan kegiatan pengembangan jaringan dan koalisi, penelitian dan kapasitas kepemimpinan; dampak kebijakan dan industri; dan sosialisasi hibah kolaboratif.
Sebelumnya, sudah terdapat upaya-upaya yang dilakukan oleh para peneliti di Indonesia Timur untuk berkolaborasi dan berjejaring untuk tujuan kolektif, termasuk mendorong kemitraan regional bagi para peneliti untuk berperan aktif dalam proses pembangunan berbasis pengetahuan. Jaringan ini juga menghasilkan kajian akademis dan kebijakan yang memberikan rekomendasi kebijakan publik di tingkat daerah, khususnya terkait isu pembangunan di Indonesia Timur. Namun, pertanyaan muncul mengenai keberlanjutan upaya-upaya ini, dan apakah ada cara agar gerakan ini dapat berkelanjutan oleh para pemangku kepentingan. Untuk itu, diskusi kelompok terfokus (FGD) ini dilakukan.
Diskusi ini berlangsung pada 15 Maret 2024 bertempat di Hotel Swiss Bell Inn Panakkukang. Diskusi terfokus ini menghadirkan 42 orang (22 perempuan dan 20 laki-laki) peneliti yang berasal dari lembaga dan atau organisasi dengan berbagai latar belakang dan disiplin ilmu. Mereka adalah peneliti penerima dana hibah penelitian KONEKSI, peneliti dari berbagai perguruan tinggi di Sulawesi Selatan termasuk peneliti disabilitas dari Disabilitas Center Universitas Hasanuddin, peneliti dari pemerintah daerah, dan peneliti dari Organisasi Masyarakat Sipil khususnya yang fokus pada isu GEDSI.
Kegiatan akan difasilitasi oleh Jamaluddin Fitrah Alam, Ph.D. Ia adalah Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin dan peneliti muda yang aktif terlibat di Pusat Unggulan Iptek Pengembangan dan Pemanfaatan Rumput Laut Indonesia (PUI-P2RL) di Universitas Hasanuddin. Ia memiliki pengalaman sebagai fasilitator dalam kegiatan FGD dengan berbagai topik seperti pengembangan nilai tambah industri rumput laut di Indonesia, membangun penguatan hubungan antara Universitas dan Industri, dan peluang kerjasama Indonesia dan Australia untuk mendorong pertumbuhan industri rumput laut di Indonesia. FGD yang pernah difasilitasi tersebut melibatkan multi pihak seperti peneliti dari Universitas, Pemerintah Daerah, Industri, Organisasi Masyarakat Sipil, dan Lembaga Internasional.
Pada diskusi kelompok terfokus ini, para peserta mengidentifikasi praktik baik/pembelajaran dari pengalaman penelitian kolaboratif dengan universitas, pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, industri dan lembaga internasional. Selain itu juga untuk mengidentifikasi tantangan dan hambatan peneliti di KTI dalam berjejaring dan berkolaborasi, serta penerapan perspektif GEDSI dalam penelitian. Sekaligus mengidentifikasi harapan peneliti terhadap hadirnya Jaringan peneliti Indonesia Timur dan platform komunikasi yang efektif bagi sesama anggota jaringan peneliti.