• adminbakti
  • 10 January 2023

Inspirasi BaKTI Virtual: Mental Sehat, Generasi Hebat

Diskusi Inspirasi BaKTI virtual seri ke-4 digelar pada Selasa, 6 Desember 2022 dengan mengangkat topik “Mental Sehat, Generasi Hebat”.  Acara diawali dengan pembukaan oleh moderator, Muh. Taufan dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Deputi Direktur BaKTI, Zusanna Gosal. Hadir sebagai narasumber adalah Dr. Farida Aryani (Child Protection Specialist - Yayasan Indonesia Mengabdi), Sitti Annisa M Harusi, M.Psi (Psikolog Klinis Daya Potensia Indonesia), Hasri Isrami A. Syamsu, S. Psi (seorang Penyintas) dan Ibu Achi Soleman, S.STP M.Si (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Makassar).

1

Narasumber pertama Ibu Farida memulai pemaparan dengan mengungkap hasil Survei oleh National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS, 2022) yang menemukan 1 dari 3 remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental berupa gangguan kecemasan, gangguan perilaku gangguan stress pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).  Tahun 2022 ini, YIM sudah melakukan studi pada siswa SMP dan SMA/SMK di kota Makassar terkait masalah yang dihadapi siswa selama pandemi. Sebanyak 72% siswa sulit mengelola emosinya, 75% siswa mengalami stres dan sering menyalahkan diri sendiri, 39% siswa tidak memiliki teman cerita ketika mempunyai masalah, dan 61% siswa mengalami kesulitan belajar (sulit bagi waktu) bahkan ada 1% kecenderungan ingin bunuh diri.

1

Dalam presentasinya, Ibu Farida juga menyampaikan tentang apa saja gejala masalah kesehatan mental yang dialami anak/remaja, ciri anak yang memiliki mental yang sehat, dan tips bagi orang tua untuk mendukung kesehatan mental dan psikososial anak.  
Narasumber Annisa berbagi cerita pengalaman melakukan pendampingan kesehatan mental bagi anak dan remaja yang semakin kompleks karena akses informasi yang sangat mudah di internet.  Kebanyakan anak/remaja yang berkonsultasi karena dibawa oleh orang tua yang merasa anaknya mengalami gangguan mental misalnya kecanduan main handphone/game atau guru karena kekerasan seksual di sekolah maupun perundungan.  Hasri, seorang penyintas melengkapi dengan berbagi cerita bagaimana ia berhasil mengatasi persoalan kesehatan mental seperti emosi yang naik turun bahkan tidak mengenali dirinya sendiri sehingga harus diterapi selama lebih dari 1.5 tahun dan dipantau oleh psikiater. 

1

Sementara narasumber terakhir Ibu Achi Soleman, S.STP M.Si (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Makassar) menyampaikan paparan mengenai upaya dan strategi pemerintah dalam mencegah dan menangani kesehatan mental bagi anak dan remaja.  Menurut Ibu Achi, penting untuk melihat penyebab masalah kesehatan mental pada anak. Tentunya kesehatan mental anak didukung oleh kesehatan mental orang tua yang menjadi sumber dukungan pertama anak untuk menjadi mandiri dan menjalani kehidupan yang sehat dan sukses.  Pemerintah kota Makassar sendiri sudah memiliki beberapa regulasi terkait perlindungan anak misalnya Perwali No.2/2017 tentang Kota Layak Anak dan Perwali No.95/2017 tentang sekolah ramah anak dan Perda No.5/2018 tentang perlindungan anak.  Beberapa layanan yang sudah dilakukan pemerintah kota Makassar adalah UPTD PPA (Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Permpuan dan Anak) termasuk dimana layanan ini sinkron dengan pusat pembelajaran keluarga dan bisa dihubungi melalui call center 112 atau WA: 0811-4838112; layanan Shelter warga: layanan berbasis komunitas untuk penanganan sementara dan cepat bagi korbn perempuan dan anak yang dikelola oleh kelurahan dan desa; Layanan Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga): layanan yang dibuka bagi mereka yang merasa depresi, cemas bahkan sampai ingin bunuh diri. Layanan ini mendapat respons yang sangat banyak dari orang tua bukan hanya di kota Makassar tapi juga dari luar kota.  Saat ini DP3A Kota Makassar juga membuka layanan teman cerita (antara anak) yang diadakan oleh Forum Anak dan mendapat respons positif dari anak. Itulah beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah Kota Makassar dalam merespons persoalan kesehatan mental di masyarakat.

1

Inspirasi BaKTI virtual ini diikuti oleh 115 orang peserta terdiri dari 41 laki-laki (35.6%) dan 74 perempuan (64.3%) berasal dari pemerintah daerah, akademisi, NGO, mahasiswa, dan masyarakat umum.  Acara ini dapat disaksikan kembali melalui link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=csiS7tEw-pg