Kickoff Workshop Local Champion Incubator

Yayasan BaKTI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyelenggarakan Kickoff Workshop  Local Champion Incubator, sebuah kegiatan kerja sama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Yayasan BaKTI bagi para inovator sosial pada sektor-sektor unggulan Pemerintah Provinsi NTT untuk menjadi penggerak perubahan sosial di desa.

Melalui Local Champion Incubator kegiatan ini, para penggerak perubahan sosial yang terpilih akan mengikuti rangkaian kegiatan lokakarya, coaching dan brainstorming penyusunan rencana pengembangan inisiatif, hingga pitching atau presentasi inisiatif penggerak perubahan sosial pada Festival Forum Kawasan Timur Indonesia IX yang akan dilaksanakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 26-27 Juli 2023 mendatang.  

Melalui kegiatan Local Champion Incubator para penggerak perubahan sosial di desa diharapkan dapat memiliki pemahaman yang meningkat keterampilan yang lebih baik untuk mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak yang relevan guna menghasilkan perubahan sosial nyata di lingkungannya; serta memiliki akses untuk bekerja sama dengan pemerintah di berbagai level pemerintahan; serta memiliki peluang untuk berjejaring dengan komunitas pada tingkat lokal maupun global.

“Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur bersedia memfasilitasi magang local champion di dinas-dinas pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan mereka” ucap Pak Maxianses Manafe, Sekretaris Bappelitbangda Provinsi Nusa Tenggara Timur sewaktu membuka kegiatan ini.

Pada Kickoff Workshop yang diselenggarakan pada 15-16 Mei 2023 lalu, peserta Local Champion Incubator berkesempatan mengikuti pemaparan dan berdiskusi tentang isu-isu tematik pembangunan yang relevan dengan perubahan sosial, seperti pembangunan yang berperspektif gender dan inklusi sosial, kewirausahaan sosial; serta pendekatan berbasis aset (asset based approach).

Di hari pertama, peserta dibekali dengan materi perkenalan tentang Gender dan Inklusi Sosial yang disampaikan oleh Ibu Lusia Palulungan (Manager Program INKLUSI – Yayasan BaKTI), sesi ini bertujuan untuk memberikan informasi dasar tentang pentingnya pemahaman gender dalam pembangunan termasuk dalam lingkungan pemerintahan yang terkecil yaitu desa dan kelurahan.

Peserta Local Champion Incubator juga berkesempatan mendengarkan pemaparan dan berdiskusi tentang Kewirausahaan Sosial dan dilanjutkan dengan sesi Manajemen Berbasis Aset yang dibawakan oleh Danny Wetangterah (Direktur Program dan Resiliensi Komunitas Yayasan PIKUL, Kupang). Sesi ini menggabungkan materi, praktik dan simulasi prinsip-prinsip berwirausaha sosial, tujuan, kegiatan, dampak dan pengelolaan profit, output dari sesi ini peserta dapat membedakan organisasi nirlaba tradisional, perusahaan bisnis tradisional serta kewirausahaan sosial.  

Dalam sesi pendekatan berbasis aset, Danny mengawali sesi dengan mengajak peserta untuk menemukenali potensi yang dimiliki. Sesi ini bertujuan untuk membuka wawasan dengan memasukan cara pandang baru yang lebih holistik dan kreatif dalam melihat realita/masalah, mengapresiasi apa yang bekerja dengan baik di masa lampau; dan menggunakan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan perubahan yang diinginkan.

Para Local Champion juga berkesempatan berkunjung dan berdiskusi dengan Gestianus Sino di perkebunan GS Organik, Penfui Timur di hari kedua pelaksanaan kegiatan. Gestianus Sino berbagi tentang pengalaman Gesti dan GS Organik untuk memulai bisnis di lahan pertanian kering yang telah identik dengan lahan yang kurang produktif karena dipenuhi oleh bebatuan dan akses air yang susah. Selain itu, Gesti juga berbagi tentang pemilihan jenis tanaman yang tak lazim di NTT seperti sayur-sayuran hortikultura pakcoy, kaylan, beetroot, bayam merah yang dipasok di hotel Kota Kupang. Gesti juga menginspirasi peserta untuk terus kreatif, mencoba peluang baru dan terus belajar hal-hal yang baru dan terus berjejaring mewujudkan visi.

Setelah mengunjungi GS Organik, peserta kemudian menyusun rencana tindak lanjut kegiatan yang akan dijalan pada medioa Juni dan Juli mendatang.  Para penggerak perubahan sosial akan kembali ke desa mereka untuk mengimplementasi rencana tindak lanjut dan menyusun rencana pengembangan inisiatif yang dipresentasikan dalam Festival Forum Kawasan Timur Indonesia.