Berita BaKTI
  • admin
  • 03 July 2019

Lokakarya Pembangunan Sanitasi Sekolah di Sekolah Dasar secara Partisipatif di Kabupaten Sidrap

Kesehatan lingkungan sekolah berhubungan erat dengan kualitas pendidikan di dalamnya. Semakin bersih lingkungan sekolah, semakin besar pula dukungannya terhadap proses belajar-mengajar di sekolah tersebut. Para siswa dalam keadaan sehat, hidup dalam suasana tenang, dan yang lebih penting angka ketidakhadiran lantaran sakit bisa diturunkan.
Kualitas lingkungan sehat sekolah ditentukan beberapa faktor, namun yang paling utama adalah  perilaku warga sekolah hidup bersih dan sehat.  Dan perilaku tersebut mutlak didukung dengan ketersediaan fasilitas air bersih dan sanitasi. Jika warga sekolah mengelola standar pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan menyediakan air bersih, toilet bersih, tempat dan penampungan sampah, fasilitas cuci tangan, dan keaktifan semua guru dan staf sekolah mencontohkan PHBS, maka di lingkungan sekolah sudah pasti akan berkembang budaya sehat dan bersih di sekolah.
Di Kabupaten Sidrap terdapat 30.359 siswa SD di 11 kecamatan (data Dapodik 2017). Jumlah ini membutuhkan toilet ideal sebanyak 980 dengan perbandingan 1:40 untuk siswa laki laki dan 1:25 untuk siswa perempuan, dengan rincian kebutuhan toilet siswa laki-laki sebanyak 390 dan 590 untuk siswa perempuan dengan penggunaan terpisah. Demikian pula ketersediaan air bersih di sekolah  juga membutuhkan dukungan para pihak terkait agar terwujud lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
Guna mendukung komitmen Pokja AMPL Kabupaten Sidrap membangun budaya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dengan sanitasi sekolah yang layak,  Unicef melalui Yayasan BaKTI melaksanakan Lokakarya Pembangunan Sanitasi Sekolah di Sekolah Dasar secara Partisipatif.  Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya strategis  mendorong   partisipasi dan kerja sama parapihak dalam pembangunan sanitasi sekolah.
Tujuan utama dari Lokakarya ini adalah memfasilitasi tim Pokja AMPL Kabupaten Sidrap, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, kepala sekolah, guru, dan komite sekolah menyusun program pembangunan akses sanitasi dan air bersih di sekolah berdasarkan standar operasional nasional sanitasi sekolah.
Lokakarya dilaksanakan di Hotel Grand Zidny, Pangkajene Sidrap, 15-16 April 2019. Diikuti oleh 35 peserta (laki-laki 16; 19 perempuan) dari unsur tenaga kependidkan Dinas Pendidikan, staf Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan, Forum Kabupaten Sehat,   kepala sekolah, komite sekolah, guru UKS dari 30 SD perwakilan 11 kecamatan di Kab. Sidrap.
Sebelum menyusun rancangan program pembangunan sanitasi untuk sekolahnya masing-masing, segenap peserta mengerjakan exercise penilaian sanitasi sekolahnya secara mandiri. Sebagai bahan untuk melakukan penilaian, peserta lebih awal mendapatkan materi tentang pengelolaan sanitasi sekolah berdasarkan standar operasional sanitasi sekolah serta praktik program sekolah dari Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten, dan Dinas Pendidikan.

Hasil workshop :

  1. Kondisi existing sanitasi sekolah di 30 SD di Sidrap yang dinilai secara mandiri oleh kepala sekolah, guru, staf Diknas dan Dinkes.  Sebagian besar sekolah yang hadir menilai situasi sanitasi sekolahnya masih berjuang untuk memenuhi   Layanan Dasar sesuai SOP sanitasi sekolah. Sehingga program utamanya ke depan adalah membangun sarana sanitasi seperti bangunan/ruang toilet sesuai rasio siswa/guru dan wadah CTPS yang cukup serta pengadaan sumber air bersih dan instalasinya.
  2. Tersusun  program pembangunan sanitasi sekolah yang dirumuskan oleh setiap sekolah. Program yang disusun kepala sekolah bersama guru UKS-nya diyakini realistis dan dapat terlaksana dalam tahun 2019 (September) dan paling telat pada tahun 2020. Semua sekolah merencanakan pembangunan akses/fasilitas air bersih (rehab dan baru), fasilitas jamban sekolah (rehab dan baru), dan sarana CTPS (rehab dan baru).  Segenap kepala sekolah berkomitmen merealisasikannya dalam tahun 2020 oleh karena RKAS 2019 sudah ditetapkan. Sumber pembiayaannya sebagian besar dari dana DAK, dana BOS, dan  sumbangan komite/orang tua. Selain itu komite/orang tua juga berpartisipasi  dalam pengerjaan teknis bangunan.

Di bawah, adalah list fasilitas air bersih dan sanitasi yang ditelah disusun untuk dimasukkan dalam RKAS (Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah)

Fasilitas Air Bersih dan Sanitasi yang Akan Dibangun

Total Biaya

Sumber Dana

Teknis Pengerjaan

Fasilitas air bersih: sumur bor, mesin pompa air, instalasi pipa dan keran; tandon/bak air dan pemeliharaan sarana air bersih

154.587.500

 

DAK, Dana BOS, dan donasi komite

Swasta/tender/borongan; swadaya murni

  1.  

Fasilitas jamban sekolah: toilet baru/rehab; septik tank;

3.304.400.000

 

DAK dan Dana BOS, dan donasi komite

Swasta/tender/borongan; swadaya murni

  1.  

Fasilitas CTPS: gallon/wastapel+keran air setiap kelas

261.226.545

 

DAK dan Dana BOS, dan

Donasi komite

Swasta/tender/borongan; swadaya murni

  1.  
  1. Penguatan pengelolaan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui kerja sama, berdasarkan MOU, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidrap. Kegiatan UKS yang dikerjasamakan meliputi pelatihan guru UKS untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah,  pemeriksaan kesehatan siswa, dan pemantauan bersama kesehatan lingkungan  sekolah.