Mengembangkan Kapasitas Peneliti Indonesia Timur mengenai Isu GEDSI dalam Penelitian
Pada Oktober 2024, Program kerja sama BaKTI dan KONEKSI untuk pengembangan jaringan peneliti di Indonesia Timur melaksanakan kegiatan Pelatihan Penulisan GEDSI di Provinsi Maluku dan Gorontalo.
Kegiatan pelatihan di Maluku dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 2-4 Oktober 2024 bertempat di Swissbell Hotel Ambon. Kegiatan dihadiri 18 peserta yang merupakan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di Ambon (baik negeri maupun swasta), fungsional peneliti dari Bappeda Provinsi Maluku serta lembaga penelitian dan LSM yang melakukan penelitian.
Pada pelatihan ini, para peserta memperoleh materi mengenai konsep GEDSI dan bagaimana memahami ketidaksetaraan gender dan bentuk kerugian sosial lainnya. Selain itu konsep feminisme sebagai pendekatan penelitian dan penulisan, isu tentang sudut pandang dan interseksionalitas dan disinformasi mengenai jenis pemahaman ketidaksetaraan kelas, kemiskinan, usia, disabilitas dan lokasi juga dipaparkan oleh Ibu Lies Marcoes. Pembelajaran dilakukan dengan metode partisipatif dan kolaboratif. Dalam diskusi mengenai ketidaksetaraan, peserta menyimpulkan perspektif mereka. Untuk kasus Provinsi Maluku isu kesenjangan yang teridentifikasi lebih kepada geografis atau lokasi. Prof. Kathryn Robinson membawakan materi terkait metode penulisan dengan menginternalisasi perspektif GEDSI.
Selain diajarkan mengenai konsep GEDSI dan cara penulisan perspektif GEDSI yang dimulai dengan penulisan abstrak, peserta juga didorong untuk menulis artikel yang akan. Pada kesempatan ini BaKTI melalui program coordinator dan program officernya menginformasikan platform komunikasi yang dapat digunakan untuk mempublikasikan tulisan hasil penelitian. Beberapa platform tersebut mencakup majalah BaKTI News, laman batukarinfo.com, dan berbagai media daring lainnya, seperti IG Live, Inspirasi BaKTI, serta Podcast Basuara, yang dirancang untuk diskusi dan berbagi pengetahuan.
Sementara kegiatan pelatihan di Gorontalo dilaksanakan pada 7-9 Oktober di Hotel Aston Gorontalo. Kegiatan ini dihadiri 19 peserta yang merupakan peneliti. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi (baik negeri maupun swasta), dan sisanya dari unsur Lembaga Penelitian serta LSM yang melakukan penelitian.
Sama halnya dengan pelatihan di Maluku, pada pelatihan di Gorontalo, kesembilan belas peserta mendapatkan teori terkait pemahaman konsep gender, feminisme serta GEDSI dari Ibu Lies Marcoes dan teori terkait penulisan GEDSI dari Ibu Prof. Kathryn Robbinson. Beberapa peneliti yang merupakan peserta dari unsur LSM yang fokus pada isu perempuan dan anak secara umum telah memahami konsep gender, disabilitas dan inklusi sosial. Namun untuk peserta dari akademisi khususnya terkait konsep feminisme masih relatif baru.
Pada hari pertama pelatihan, Bapak Todd Dias Konsulat Jenderal Australia di Makassar mengunjungi kegiatan pelatihan. Ia menyampaikan apresiasi atas antusiasme peneliti Gorontalo yang menghadiri kegiatan pelatihan. Tidak lupa beliau juga menyempatkan untuk foto bersama peserta dan mempostingnya di laman IG Konjen Makassar.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan GEDSI Writing selama 3 hari, setelah pelatihan ditutup peserta yang ingin melanjutkan penulisan artikel untuk jurnal terkait GEDSI diberi kesempatan untuk berkonsultasi satu persatu dengan Prof. Kathryn Robinson. Masing-masing diberi waktu sekitar 15 menit untuk mengkonsultasikan rencana tulisan yang akan disusun.
“Pelatihan ini sangat membuka cakrawala berpikir dan sekaligus mencerahkan kita dalam melakukan riset dan publikasi. Terima kasih banyak Yayasan BaKTI dan KONEKSI atas jejaring dan komunikasi. Excellent Agenda. Pelatihan terkait GEDSI Writing ini diperlukan oleh semua jaringan peneliti di masing-masing provinsi target. Harapannya di tahun berikutnya pelatihan ini dapat dilaksanakan pula di 7 provinsi tersisa agar konsep GEDSI dapat betul-betul menjadi kacamata atau cara pandang para peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari proses perencanaan hingga monitoring dan evaluasinya.” ungkap Dr. Bokiraiya Latuamury, S.Hut., M.Sc, salah satu peserta pelatihan dari Universitas Pattimura.
KONEKSI (Kolaborasi untuk Pengetahuan, Inovasi, dan Teknologi Australia dan Indonesia) adalah program unggulan Australia di sektor pengetahuan dan inovasi Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan penggunaan solusi berbasis pengetahuan untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan kolaborasi dan pemahaman bersama antara organisasi Australia dan Indonesia melalui kemitraan pengetahuan; solusi inovatif untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.