Menuju Kota Inklusi: Perilaku dan Cara Berkomunikasi dengan Penyandang Disabilitas
Memasuki tahun 2022, Diskusi Inspirasi BaKTI virtual seri ke-1 kembali digelar pada Kamis, 17 Februari 2022 dengan mengangkat topik “Menuju Kota Inklusi: Perilaku dan Cara Berkomunikasi dengan Penyandang Disabilitas”. Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama Yayasan BaKTI dan Institute Community Justice (ICJ) dengan dukungan AIPJ 2. Acara diawali dengan pembukaan oleh moderator dari BaKTI, Victoria Ngantung dan dilanjutkan dengan perkenalan narasumber. Hadir sebagai narasumber adalah Ishak Salim, Pendiri dan Pengurus Eksekutif PerDIK Sulsel dan Nur Syarif Ramadhan, Ketua Yayasan PerDIK Sulsel 2022-2027.
Prespektif disabilitas selama ini masih menempatkan persoalan disabilitas sebagai urusan personal dan seringkali dipandang dan ditanggapi dengan prespektif kesakitan, kecatatan, kerusakan organ tubuh, mental, dan pikiran seseorang. Sayangnya perspektif medik ini yang kemudian menganggap bahwa faktor sakit dan cacatnya seseorang itu telah berkontribusi pada melemahnya atau tidak berdayanya seorang penyandang disabilitas. Ini kemudian membentuk norma-norma sosial bahkan menjadi dasar kebijakan dan regulasi. Dalam diskusi ini Nur Syarif berbagi pengalaman bagaimana selama ini berinteraksi dengan teman-teman non disabilitas sejak ia bersekolah di SMU umum dan bukan SLB saat ia SD dan SMP.
Sementara Ishak Salim melihat perspektif dan paradigma terhadap disabilitas dalam konteks yang lebih luas dimana orang menggunakan perspektif hak karena wacananya itu sangat kuat dan hal-hal yang dibicarakan berdasarkan atas HAM. Menurut Ishak, penting untuk mulai memikirkan tentang interkoneksitas dan apa yang dilakukan saat ini dengan isu-isu disabilitas. Misalnya kalau bergerak di isu kebencanaan, bagaimana memakai perspektif disabilitas dalam kebencanaan. Atau polisi dalam penanganan kasus-kasus kekerasan dan pelakunya atau korbannya adalah disabilitas maka bagaimana caranya berinteraksi.
Inspirasi BaKTI virtual ini diikuti oleh 85 orang peserta terdiri dari 43 laki-laki (50.5%) dan 42 perempuan (49.4%) yang berasal dari akademisi, pemerintah daerah, NGO/CSO, dan masyarakat umum. Acara ini dapat disaksikan kembali melalui link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=41bUjdgrsc8