• admin
  • 29 May 2024

Pelatihan Teknis dan Manajerial Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil Perikanan Kabupaten Seram Bagian Timur

Seram Bagian Timur (SBT) sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Maluku, memiliki potensi sumber daya perikanan yang besar pada salah satu Wilayah Pengelolaan Perikanan WPP 715 (Laut Seram). Besarnya potensi yang dimiliki ini tidak akan mencapai maksimal jika tidak dikelola  secara  optimal.  Dalam  mengoptimalkan  sektor  perikanan  dan  kelautan  diantaranya melalui pengembangan produk pengolahan hasil perikanan. Pengolahan produk hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk perikanan, membuka peluang usaha baru dan memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal. 

Beberapa desa intervensi Program BangKIT di Kabupaten SBT telah mampu mengolah produk hasil perikanan  menjadi  abon  ikan  dan  ikan  asin.  Namun  produk  yang  dihasilkan  masih kurang secara kualitas  dan kuantitasnya. Hal ini karena keterbatasan kapasitas masyarakat dalam teknik produksi dan pengelolaan. Selain itu terdapat tantangan dalam mengakses pasar yang lebih luas. Selain karena kualitas produk juga karena kondisi geografi dan jaringan kemitraan dalam distribusi pemasaran produk sehingga lebih banyak menjadi bahan konsumsi rumah tangga lokal di desa. 


Melalui inisiatif pelatihan  peningkatan  kapasitas  dalam  pengolahan  &  pemasaran  produk  hasil  perikanan diharapkan masyarakat mampu meningkatkan kualitas produk dari segi rasa, kebersihan dan kandungan  gizi.  Juga pengembangan  usaha  melalui  diversifikasi  produk, pemahaman pentingnya kepemilikan izin pengolahan produk, pengemasan dan branding produk yang lebih baik, serta jaringan kemitraan untuk akses sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan produksi dan distribusi pemasaran produk yang lebih luas.  

Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Pedesaan Kawasan Indonesia Timur (BangKIT) bertujuan untuk meningkatkan akses peluang penghidupan bagi masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan dan kerawanan pangan, salah satunya di desa sasaran pada Kabupaten SBT. Perencanaan penghidupan berkelanjutan desa yang dikembangkan oleh masyarakat desa secara inklusif dan partisipatif melalui fasilitasi program BangKIT. Untuk mengimplementasikan perencanaan penghidupan berkelanjutan desa yang telah dikembangkan  tersebut, dibutuhkan  dukungan  sumberdaya  dari  berbagai  pihak  baik  dari pemerintah, sektor swasta maupun dari swadaya masyarakat sendiri. Secara khusus, program BangKIT memberikan  dukungan  terhadap  inisiatif  yang  berkaitan  dengan  peningkatan kapasitas masyarakat melalui serangkaian pelatihan keterampilan teknis dan manajerial sesuai dengan kebutuhan.


Sebagai salah satu dukungan yang diberikan, Program BangKIT memfasilitasi kegiatan Pelatihan Teknis dan Manajerial Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil Perikanan di Kabupaten SBT. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan teknis masyarakat dalam pengolahan hasil perikanan melalui teknik pembuatan produk olahan yang berkualitas dari segi rasa, kebersihan, kandungan gizi, variasi produk, branding dan pengemasan sehingga memiliki nilai tambah dan berdaya saing. Juga untuk membangun   jaringan   kemitraan   untuk   akses   sumberdaya   yang   dibutuhkan   dalam mengoptimalkan produksi serta distribusi pemasaran produk pengolahan hasil perikanan.

Kegiatan ini berlangsung dalam dua batch pada tanggal 6-10 Mei 2024 di Kecamatan Teluk Waru dan Pulau Gorom. Difasilitasi oleh perwakilan Satuan Kerja BBP3KP Ambon dari Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan dan Praktisi UMKM, kegiatan ini diikuti oleh 50 orang masyarakat perwakilan 10 desa di Kabupaten SBT. Pada kegiatan ini, para peserta belajar mengenai manajemen produksi dan pengolahan produk hasil perikanan, analisis usaha dan manajemen usaha kelompok, pengemasan dan perizinan produk, serta strategi pemasaran produk. Diharapkan peningkatan kapasitas masyarakat ini dapat menjadi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat di Kabupaten SBT, khususnya masyarakat desa yang rentan terhadap kemiskinan dan kerawanan pangan.