• adminbakti
  • 13 June 2023

Pertemuan Konsultasi Mekanisme Perencanaan Penghidupan Berkelanjutan Desa Kabupaten Sumba Barat Daya

Pada 8 Juni 2023 di ruangan pertemuan Hotel Sima Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya dilakukan rapat konsultasi lanjutan yang membahas tentang Mekanisme Perencanaan Pengembangan Penghidupan Masyarakat Desa Berkelanjutan. Tujuan dari pertemuan konsultasi kedua ini adalah untuk  mengkonsultasikan rancangan mekanisme perencanaan penghidupan berkelanjutan di desa serta untuk mengkoordinasikan status dan perkembangan pelaksanaan program BangKIT kepada pemerintah daerah melalui Forum Program BangKIT Kabupaten Sumba Barat Daya.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan konsultasi awal tim Program BangKIT (Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Perdesaan Kawasan Timur Indonesia) bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya yang diselenggarakan pada 12 April 2023. Dalam pertemuan tersebut disepakati jumlah desa target implementasi yakni 40 desa yang tersebar di 10 kecamatan, serta diprakarsainya pembentukan forum koordinasi atau kelompok kerja pemerintah kabupaten untuk bekerjasama dengan tim BangKIT dalam melaksanakan program ini sampai ke level desa.


Hadir dalam rapat konsultasi lanjutan ini 23 peserta yang berasal dari perwakilan OPD terkait di lingkup Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur serta tim dari Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI). 

Pertemuan diawali dengan sambutan dari Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Bapak Muhammad Yusran Laitupa. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa tujuan Program BangKIT ada dua yakni tujuan terkait pemberdayaan masyarakat dan tujuan terkait riset. Dalam hal pemberdayaan, akan diarahkan lebih ke pengembangan kapasitas masyarakat desa dalam menyusun perencanaan kegiatan mata pencaharian yang terintegrasi dalam sistem perencanaan desa. Sedangkan tujuan terkait riset dimaksudkan agar jika program telah selesai di 2 kabupaten target yakni SBT dan SBD, hasilnya akan menjadi sebuah model pembelajaran yang merekam proses hingga hasil program dengan harapan dapat direplikasi ke wilayah-wilayah yang juga memiliki kerentanan.

“Terimakasih dukungan baik selama ini dari pemerintah Kabupaten SBD, harapannya kita bisa bersama-sama mengupayakan sesuatu yang baik untuk masyarakat SBD serta membuat perubahan yang terukur dan bisa dilanjutkan ke depan” tutup bapak Yusran Laitupa.

Pertemuan konsultasi ini secara resmi dibuka oleh Sekda Kabupaten Sumba Barat Daya bapak Fransiskus M. Adilalo, S.Sos. Dalam sambutannya ia menyampaikan beberapa fakta terkait kondisi masyarakat SBD pada umumnya. Menurutnya kabupaten SBD menempati urutan ke 4 kabupaten termiskin di provinsi NTT. Menurut data BPS tahun 2022, persentase kemiskinan kabupaten Sumba Barat Daya adalah sebesar  27,47%. SBD masuk dalam daftar kabupaten dengan kemiskinan ekstrim tinggi di KTI. Melihat fakta ini menurutnya menjadi tugas berat bagi pemerintah kabupaten untuk berupaya keluar dari kondisi ini.

Dibutuhkan upaya kolaboratif antara pemerintah kabupaten dan juga program BangKIT. “Terimakasih BaKTI melalui program BangKIT sudah datang ke tempat kami, yang akan memulai kegiatan dari nol yakni perencanaan hingga nantinya ke tahapan implementasi, harapannya kerja kolaboratif ini benar-benar didukung oleh semua komponen yang ada sehingga menghasilkan output yang baik untuk masyarakat Sumba Barat Daya” ungkap bapak Sekda mengakhiri sambutannya.

Rapat konsultasi lanjutan membahas laporan hasil pembentukan Forum Koordinasi Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat Desa disampaikan oleh Kepala BAPERIDA sekaligus sebagai ketua Forum Bapak drh. drh. Oktavianus Dapadeda, M.Si., gambaran umum pelaksanaan Program BangKIT di Kabupaten SBD disampaikan oleh Program Coordinator BangKIT-BaKTI Bapak Ricky Djodjobo dan mekanisme perencanaan penghidupan masyarakat desa yang partisipatif dan inklusif disampaikan oleh Livelihood Specialist BaKTI Bapak Amsurya Warman Amsa.

Setelah sesi pemaparan gambaran umum pelaksanaan program BangKIT dilaksanakan, dilakukan diskusi dan tanya jawab bersama seluruh OPD yang hadir sebagai bagian dari proses konsultasi. Salah satu masukan menarik disampaikan oleh peserta perwakilan unsur PKK dalam sesi ini yakni ibu Mariana Ngara. "Terimakasih kepada Yayasan BaKTI sudah datang membawa program BangKIT ke SBD, sejauh ini pelibatan masyarakat rentan masih jauh dari harapan. Harapannya lebih banyak lagi proses perencanaan yang melibatkan masyarakat rentan, perempuan dan yang termarginalkan" ungkapnya.

Setelah melalui diskusi yang berlangsung dengan sangat produktif, dihasilkan beberapa kesepakatan sebagai berikut:  Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya dan Yayasan BaKTI telah menyepakati penentuan lokasi intervensi program BangKIT pada 40 desa di 10 Kecamatan berdasarkan hasil rapat koordinasi yang telah dilaksanakan pada 12 April 2023 di Tambolaka;  Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya akan bersama menjalankan program BangKIT dan akan mendorong kerjasama pemerintah desa lokasi-lokasi program terpilih.  Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya telah membentuk Forum BangKIT yang anggotanya terdiri dari 42 orang perwakilan OPD terkait di lingkup Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya; Fasilitator kabupaten yang ditunjuk oleh forum BangKIT adalah staf teknis dari masing-masing OPD yang akan dilatih sebagai trainer dan selanjutnya akan melatih tim perencana di tingkat desa; dan  Forum BangKIT menyepakati mekanisme pengembangan penghidupan berkelanjutan masyarakat desa yang dipaparkan oleh Program BangKIT – BaKTI dalam rapat koordinasi forum. Kesepakatan ini dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani wakil peserta rapat konsultasi oleh kepala  BAPERIDA selaku ketua forum dan direktur Eksekutif BaKTI.

Salah satu poin penting yang dihasilkan dalam rapat konsultasi ini adalah kesepakatan untuk bersama-sama bekerja dalam bingkai kolaborasi menjalankan program BangKIT dengan harapan penghidupan yang lebih baik akan terwujud untuk masyarakat kabupaten Sumba Barat Daya.