Rapat Koordinasi Keenam Program BangKIT di Tingkat Kabupaten Sumba Barat Daya
Rapat Koordinasi Forum Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Perdesaan Kawasan Timur Indonesia (BangKIT) di tingkat Kabupaten Sumba Barat Daya kembali digelar pada Senin, 24 Maret 2025. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Badan Perencanaan Pembangunan dan Riset Daerah (Bapperida). Ada yang berbeda dari pelaksanaan pertemuan rutin antar stakeholder di pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) yang keenam ini. Jika pertemuan rutin tersebut biasanya difasilitasi Program BangKIT, maka pertemuan di awal tahun 2025 ini merupakan inisiatif dari Forum BangKIT Kabupaten SBD yang dimotori oleh Bapperida.
“Ini adalah bentuk komitmen yang sudah kami sampaikan untuk memastikan adanya sinkronisasi rencana di desa dengan rencana di kabupaten,” ujar Oktavianus Dapadede, Kepala Bapperida Kabupaten SBD.
Forum BangKIT memberikan tajuk kegiatan ini berupa “Sinkronisasi Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Kabupaten SBD dan Yayasan BaKTI Tahun 2025 & Tahun 2026”. Hal ini selaras dengan tahapan perencanaan di daerah yang kini sedang ada di tahap persiapan pelaksanaan Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Musrenbang Kabupaten.
Kegiatan ini dibuka oleh Asisten II Sekretariat Daerah Kabupaten SBD, Dra. Frederika Laka. Beliau menyampaikan pesan-pesan dari Bupati kepada seluruh peserta. Total terdapat 35 peserta yang terdiri dari 25 laki-laki dan 10 perempuan yang merupakan perangkat daerah, pemerintah kecamatan, tim program BangKIT, dan stakeholder lainnya seperti koordinator program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat (P3MD).
Selain agenda sinkronisasi perencanaan, pada kesempatan tersebut juga dilakukan pemaparan capaian perencanaan penghidupan desa tahun implementasi 2024 oleh perwakilan sepuluh kecamatan wilayah intervensi Program BangKIT. Sejumlah cerita menarik di berbagai bidang penghidupan disampaikan, mulai dari bidang pertanian, perikanan, hingga tenun.
Cerita Kelompok Tenun Ura Eme dari Desa Noha, Kecamatan Kodi Utara misalnya, sukses memulai produksi tenun ikat dari benang paket stimulan program BangKIT dan berhasil memperoleh keuntungan sebanyak 7 juta rupiah. Kelompok ini juga berhasil mengelola kelompok dengan mengaktifkan iuran kas yang dapat dimanfaatkan pengembangan dan penambahan modal usaha.
Setelah pemaparan dari kecamatan, semua peserta perwakilan OPD memberikan tanggapan dan berdiskusi terkait usulan yang disampaikan desa untuk disinkronkan dengan program-program di daerah. Diskusi ini dipimpin oleh Sekretaris Bapperida, Drs. Robert Y. Mbae, dan didampingi oleh Livelihood Specialist Program BangKIT, Amsurya Warman Amsa.
Secara total terdapat 76 kegiatan dari 40 desa dampingan Program BangKIT dan 9 desa replikasi yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan dari kabupaten. Usulan tersebut sudah melalui proses perencanaan pembangunan di daerah yaitu dimulai dari penginputan melalui Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) oleh desa, pembahasan di Musrenbang Kecamatan, dan nantinya akan dibahas saat Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten. Beberapa desa yang mengusulkan kegiatan bahkan sudah mengirim proposal ke dinas terkait. Secara umum, semua usulan akan diteruskan pembahasannya pada saat Musrenbang Kabupaten untuk dilihat kembali sesuai prioritas dan fokus dari daerah.