Road to Festival Forum KTI: Inisiatif Cerdas Pengetahuan untuk Kebijakan
Kebijakan berbasis pengetahuan adalah sebuah pendekatan bagaimana sebuah negara menempatkan pengetahuan secara optimal untuk mendorong lahirnya sebuah kebijakan. Program ini merupakan rintisan untuk menujukkan bagaimana idelanya sebuah kebijakan berproses dari bawah, dimulai dari mengidentifikasi issue strategis, potensi, peluang dan solusi startegis seperti apa yang dibutuhkan, untuk memanfaatkan pengetahuan yang ada. Agenda setting ini melalui rangkaian pertemuan formal (5-6 kali) untuk mengetahui apakah kebijakan yang dihasilkan betul-betul sudah sesuai dengan kebutuhan dan informal. Proses ini akan menghasilkan sebuah gagasan bagaimana mengkaji rantai nilai sebuah komunitas, ini sangat penting karena Sul-Sel adalah wilayah agraris, yang menjadikan pertanian sebagai sumber pendapatan, telah mengembangkan beragam komunitas namun belum sepenuhnya memanfaatkan pengetahuan dalam mendesain sebuah konsep pembangunan pertanian.
Pemilihan sutra karena pertimbangan strategisnya karena di Sul-Sel inilah komoditi yang panjang rantai nilainya, pengolahannya konprehenship dari segi industri, bahan baku juga dikendalikan secara kebijakan dan praktek oleh petani/masyarakat. Pemilihan juga telah melalui kesepakatan berbagai pihak; Pemerintah, LSM, Akademisi, BI dan semua kalangan yang diajak berdisikusi dalam menentukan fokus kajian ini.
Langkah berikutnya adalah bagaimana mendorong pengkajian kolaborasi; bagaimana kajian menepatkan sutra/memposisikan sutra dalam komunitas, bagaimana situasi dalam masyarakat dalam perspektif pemberdayaan, bagaimana potensi ekonomi dan bagaimana peran perempuan dalam industri persutraan alam di Sul-Sel.
Proses ini menjadi penting karena menggabungkan tenaga ahli dari berbagai bidang ilmu (ahli sutra, ahli ekonomi, ahli GESI, lingkungan) dan dari aspek kebijakannya. Yang duduk bersama untuk mencapai tujuan. Dengan kelengkapan masalah dengan hasil yang lengkap maka mendapatkan sebuah rekomendasi kebijakan yang dapat diimplementasikan oleh OPD dan Stakeholder. Ini adalah kesempatan untuk mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan dari warga yang selama ini termarjinalkan di sepanjang mata rantai sutra. Kelompok (petani dan penenun) yang jarang mendapatkan akses untuk bersuara kepada pemerintah, difasilitasi dengan mengumpulkan suara, pengetahuan dan pengalaman mereka untuk bisa didengar oleh para pemangku kebijakan di berbagai level.
Suara rakyat bisa ditangkap lewat penelitian oleh pembuat kebijakan. Tapi apakah prosesnya semudah itu? Berbagai tantangan dihadapi.
Tantangan pertama adalah kami berasal dari latar belakang yang berbeda, bekerja di instansi yang berbeda sehingga itu membutuhkan waktu yang cukup lapang untuk menyatukan dan saling bisa memahami isi kepala masing-masing, dibutuhkan kesabaran untuk mendengar, dan menyadari bias masing-masing. Menyatukan berbagai perspektif untuk mengkaji sekian banyak aspek yang ada didalam satu fenomena yang sama yaitu rantai sutra.
Sebuah hal yang menarik ketika mempertemukan berbagai macam keahlian dengan latar belakang pengalaman yang berbeda, penelitian ini dilaksanakan oleh 13 orang peneliti (7 dari Pemerintah, 4 dari Akademisi dan 2 dari NGO). Yang perlu digaris bawahi adalah BaKTI dengan saya di dalamnya, sebagai organisasi yang terlibat dalam proses pelaksanaan kajian, menempatkan peneliti sebagai pelaku utama, dan saya sebagai penghubung yang menyatukan berbagai macam keahlian dari masing-masing untuk disatukan dalam sebuah hasil penelitian.
BaKTI sudah menyeleksi orang-orang untuk bergabung bersama, jadi semua telah mempunyai latar belakang pengatahuan yang sudah disiapkan, kita bergerak dengan satu tujuan yang sudah di tetapkan dalam satu ToR, kemudian turun ke lapangan dengan kuisioner untuk mendapatkan data yang akurat, kita juga dipandu oleh tim pengendali mutu/pengawas untuk mendapatkan hasil yang diinginkan (sesuai tujuan awal).
Karena perancangan riset dan instrument telah berlangsung cukup baik sehingga di lapangan tidak mengalami kesulitan, telah dipilah berdasarkan narasumber dan tetap butuh kerja sama dengan anggota tim yang lain. Koordinasi dan komunikasi antara anggota tim sangat baik.
Kebijakan adalah apa yang mau dilakukan apa yang tidak mau dilakukan oleh pemerintah, kadang -kadang di masyarakat apa yang sudah ditetapkan berbeda dari keinginan. Tetapi bagaimana mencapai itu, mengkomunikasikan sehingga kebijakan tidak menjadi batu sandungan (bagi yang tidak sepaham).
Tonton Inisiatif Cerdas Pengetahuan untuk Kebijakan melalui tautan di sini