Road to Festival Forum KTI: Inisiatif Cerdas Posyandu Prakonsep - Satu Tahap Lebih Dulu
Posyandu pra konsepsi digagas karena 2 issue penting yang ada di Kabupaten Banggai yang pertama, kematian ibu yang masih tinggi mencapai 207/100rb kelahiran hidup dan yang kedua adalah prevalensi stunting 35,6% berdasarkan peskesdas tahun 2013. Setelah kami analisis penyebab kematian ibu adalah banyak ibu hamil mengalami anemia atau kurang darah, kemudian penyebab stunting adalah karena terjadi pertumbuhan di dalam janin. Ditarik kebelakang lagi, penyebab anemia dan gangguan pertumbuhan janin keduanya disebabkan kerena ibu hamil kekurangan gizi terutama gizi mikro ketika hamil. Oleh sebab itu yang menjadi kata kunci adalah bagaimana memperbaiki gizi pada saat ibu hamil. Yang menjadi masalah di Banggai adalah ibu hamil baru mau berkunjung atau kontak pertama dengan petugas kesehatan/bidan ketika umur kehamilan sudah 4 bulan keatas atau 16 minggu. Ini sangat terlambat karena mulai saat pembuahan sampai pembentukan organ peran gizi mikro sudah sangat penting. Maka digagaslah perbaikan gizi peningkatan kesehatan reproduksi sebelum ibu hamil yang disebut prakonsepsi (satu tahap lebih dulu). Dengan harapan: a) calon ibu hamil mendapatkan asupan gizi mikro untuk kesehatan reproduksi, b) calon ibu hamil sudah siap secara fisik dan mental agar pada saat hamil bisa mempersiapkan kehamilan dan kelahiran dengan baik, c) interaksi antara ibu hamil dan petugas kesehatan lebih sering terjadi hingga saat melahirkan dan d) edukasi kepada pasangan usia subur (kursus calon pengantin).
Prakonsepsi adalah pelayanan kepada ibu yang baru menikah dan pasangan usia subur yang ingin mendapatkan keturunan dengan tujuan meningkatkan status kesehatan calon ibu. Kegiatannya meliputi rekrutment wanita prakonsepsi di KUA dan kelas wanita prakonsepsi yang meliputi penyuluhan status gizi yang ideal, pengukuran lingkar lengan atas dan panggul, pemeriksaaan tekanan darah, pengukuran hemoglobin dan pemberian tablet penambah darah.
Kolaborasi dimulai pada saat sebelum implentasi bekerja sama dengan FKM Universitas Hasanuddin melakukan studi terkait proses pelaksanaan peberian gizi dan vitamin sebelum kehamilan diandingkan dengan pemberian setelah kehamilan. Hasilnya adalah ibu hamil yang diberikan multivitamin sejak masa prakonsepsi lebih rendah kasus anemianya, kasusu kematian bayi dalam kandungan berkurang dan panjang anak yang dilahirkan lebih panjang. Yang kedua adalah melakukan studi oprasional di Desa Padangon (percontohan) lalu setelah itu diterapkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Banggai. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor, bekerja sama dengan KUA, Camat, Ibu-ibu PKK, Kepala Desa dan Dasawisma untuk melakukan sosialisasi posyandu prakonsepsi.
Kendala yang dihadapi adalah tentang kepatuhan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet tambah darah, penyebabnya adalah bau yang menyengat pada tablet sehingga membuat mual dan merasa tidak enak. Kemudian dilakukan pengapsulan tablet tambah darah sehingga tidak lagi berbau dan mau dikonsumsi kembali oleh ibu hamil. Masa pandemi juga menjadi kendala karena membatasi untuk berkumpul yang kemudian dilakukan pelayanan door to door untuk wanita prakonsepsi dengan dibantu oleh pembina keluarga.
Yang telah dicapai selama 5 tahun setelah posyandu prakonsepsi diterapkan: 1). Rata-rata kontak pertama antara ibu hamil dan petugas kesehatan terjadi lebih dini. 2). Angka anemia berkurang. 3). Kematian ibu berkurang. 4). Angka kematian bayi lebih rendah. 5). Angka stunting menurun.
Perubahan yang dirasakan adalah calon ibu hamil bersemangat mengkonsumsi tablet NMN, tenaga kesehatan bisa mengenal lebih dekat dengan ibu hamil, puskesmas tambah bersemangat mengadakan pelayanan ibu hamil, komunikasi dengan OPD dan lintas sektor lebih mudah, kerjasama dari segi kolaborasi lebih baik untuk melakukan penyuluhan bersama kader kesehatan.
Hal yang membanggakan posyandu prakonsepsi pernah dipublikasikan di buletin WHO, ada dua LSM International yang tertarik bergabung vitaminangels memberikan bantuan kapsul multivitamin sebanyak 60.000 dosis, dan Global Nutritions Empowement memberikan bantuan model edukasi gizi menggunakan aplikasi yang ada di tab, dengan aplikasi ini tidak menggunakan lagi penyuluhan secara konfensional.
Kemudian pada tahun 2020 posyandu prakonsepsi meraih TOP 45 kompetisi inovasi pelayanan publik. Menghadiri kongres gizi international di Argentina dan memaparkan program di Los Angeles UCLE, Amerika Serikat.
Ketika posyandu prakonsepsi ini dilanjutkan yang diharapkan terjadi adalah ibu hamil akam menghasilkan generasi yang sehat, kemudian akan menjadi anak yang cerdas dan ketika dewasa menjadi manusia yang produktif dan pada saat lanjut usia tidak mudah menderita penyakir degeneratif. Juga diharapkan semua wanita pra konsepsi mendapatkan pelayanan yang maksimal sehingga terpenuhi hak-hak repoduksinya. Semua berkat adanya inovasi dan kolaborasi.
Dari inisiatif cerdas ini kita dapat belajar bahwa masalah gizi merupakan akar dari tingginya kematian ibu dan bayi serta prevalensi stunting di Luwuk Banggai. Pemerintah daerah menjadi katalisator yang mendorong lahirnya kolaborasi dan komitmen lintas sektor.
Tonton sesi Inisiatif Cerdas Posyandu Prakonsepsi: Satu Tahap Lebih Dulu di sini