Road to Festival Forum KTI: Inisiatif Cerdas Sejahtera dengan Perencanaan Pembangunan yang Sinergis
Masalah kualitas layanan dasar pendidikan dan kesehatan yang diterima/diakses oleh masyarakat di kampung-kampung di Papua menjadi fokus dari program KOMPAK Landasan yang dilaksanakan di Papua. Satu hal yang menjadi perhatian adalah masalah mendasar terkait pendidikan dan kesehatan berlangsung bertahun-tahun tanpa ada perubahan yang berarti. Sehingga dianggap menjadi hal yang wajar. Masyarakat, pemerintah di kampung dan unit layanan menganggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang penuh keterbatasan fasilitas dan sumber daya. Tetapi anak-anak di kelas 3 dan 4 tidak harus menunggu dua tiga tahun untuk melanjutkan masa depan mereka, ibu-ibu yang hamil tidak bisa menunda proses persalinan. Kampung dan unit layanan mempunyai perencanaan pembangunan, tetapi masih sedikit perubahan yang terjadi. Saatnya untuk melakukan pendekatan yang baru.
Perencanaan sebenarnya menjadi alat yang efektif untuk mengatasi permasalahan dan memenuhi kebutuhan masa depan. Namun seringkali dijadikan alasan/sebagai dokumen formal untuk mengakses anggaran. Jika perencanaan untuk kampung dan unit layanan disusun untuk saling mengisi dan saling menunjang satu dengan yang lain, mungkin masalah-masalah tersebut dapat diatasi.
Program KOMPAK Landasan mencoba mencari gagasan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dengan mengembangkan mekanisme perencanaan yang saling tersinergi antara kampung dan unit layanan. Ini bukan merupakan jalur baru sebuah perencanaan tapi memperkuat mekanisme yang sudah ada. Sinergi perencanaan adalah bekerja bersama-sama di dalam peran masing-masing namun apa yang dikerjakan didesain secara khusus untuk mengatasi masalah bersama.
Bapak Yakobus Frits Ramar (Kepala Distrik Oransbari) berbagi tentang praktik sinergi perencanaan di distrik Oransbari. Kondisi pendidikan dan layanan dasar di Distrik Oransbari merupakan sesuatu yang menjadi pergumulan bersama karena masih sangat jauh dari kebutuhan yang diharapkan masyarakat terutama yang berada di kampung-kampung. Karena itu kita harus melakukan perubahan. Dengan kapasitas sebagai kepala Distrik saya mengajak masyarakat dan semua stakeholder yang terkait di dalamnya untuk berpikir bersama untuk melakukan sebuah perubahan.
Program KOMPAK-LANDASAN Fase II dengan intervensinya telah memberikan manfaat yang luar biasa. Dengan memberikan peningkatan kapasitas kepada aparatur kampung sehingga aparat mempunyai kemampuan untuk menyempurnakan merencanakan program kampung ke depan dengan bersinergi dengan unit layanan pendidikan dan kesehatan. Pelatihan perencaan pembangunan yang dilaksanakan, semua dilibatkan (tokoh pemuda, tokoh agama, kaum perempuan) untuk melihat akar masalah dan bermusyawarah untuk mencari solusinya. Dan satu-satunya kampung di Papua dan Papua Barat yang melakukan perencanaan sinergitas dan menghasilkan dokumen rencana pembangunan kampung 6 tahun ke depan adalah Kampung Waroser di Distrik Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan. Selain itu capaian di wilayah Oransbari sudah mulai menggunakan aplikasi Sistem Administrasi dan Informasi Kampung (SAIK), dari perencanaan pembangunan yang disusun semua basis data yang digunakan berasal dari SAIK. Sehingga perencanaan yang dihasilkan betul-betul menjawab kebutuhan masyarakat terutama pelayanan dasar (pendidikan dan kesehatan). Semoga ini bisa dicontoh dan menginspirasi oleh wilayah lain yang mau belajar dari pengalaman di Oransbari.
Ibu Herlina Sopia Silubun, seorang pendidk/guru SD YPPK Santo Martinus de Pores Kabupaten Asmat - Papua berbagi bagaimana sinergi perencaan telah membuat perubahan yang berarti dalam kemajuan pendidikan di Asmat. Untuk mencapai sinergitas bukanlah hal yang mudah harus mulai dengan proses yang panjang, sekolah sendiri sebelum memulai, melakukan dulu identifikasi terhadap permasalahan yang ada di sekolah. Setelah mengindefikasi, masalah dianalisa untuk mendapatkan akar masalah.
Dalam proses ini didampingi oleh KOMPAK-LANDASAN, Pastor dan Kepala Kampung bersama-sama mencari penyebab dari akar masalah yang ada di sekolah. Ada masalah yang bisa diselesaikan disekolah dan ada yang perlu bantuan dari pihak lain.
Salah satu bentuk dukungan kampung adalah membuat peraturan kampung tentang Wajib sekolah dan wajib imunisasi. Masalah lainnya adalah dalam satu rumah guru ditempati dua sampai tiga guru dengan kondisi yang tidak layak, ini dibawa ke kampung untuk dicarikan solusi dan mendapat sambutan baik.
Kampung bersedia membangunkan rumah dengan dana ADD tetapi tidak dibangun dalam lingkungan sekolah melainkan dalam wilayah kampung mereka. Dari kebutuhan kesehatan seperti obat cacing untuk siswa dan obat P3K yang dulu dibeli oleh pihak sekolah sekarang telah disiapkan oleh Puskesmas.
Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari kondisi sekolah kami yang dulu dan sekarang, setelah adanya sinergitas perencanaan sudah mulai berjalan dengan baik. Dengan dukungan guru-guru, petugas kesehatan, aparat kampung, masyarakat disekitar kami. Banyak hal yang sudah dirasakan sampai saat ini karena kita berani maju dan mencoba. Hal yang mau diubah untuk pendidikan anak-anak Asmat khususnya untuk SD YPPK Santo Martinus adalah anak-anak bisa mencapai pendidikan yang lebih tinggi, bukan hanya dukungan dari orang tua dan kepala sekolah tetapi juga dari seluruh masyarakat yang ada di kampung.
Dari inisiatif cerdas ini, kita belajar bahwa kolaborasi adalah kata yang mudah untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk bisa dilakukan. Dari Asmat dan Oransbari kita melihat bahwa sebuah masalah dapat digempur beramai-ramai dan diatasi bersama kalau kita mau membuka diri.
Tonton sesi Inisiatif Cerdas Sejahtera dengan Perencanaan Pembangunan yang Sinergis di sini