Sesi Online Sustainable Development Course Program INSPIRASI - UNIONAid
Program INSPIRASI (Indonesia Young Leaders Programme) menggelar Sesi Online Sustainable Development Course Bagian-1 tahun 2022 dengan topik pembelajaran Konteks Lokal: Masyarakat dan Budaya yang difasilitasi oleh Yayasan BaKTI pada tanggal 19 Juli 2022 secara daring via zoom. Sesi ini menghadirkan narasumber, Anwar ‘Jimpe’ Rachman (Peneliti & Kurator – Tanahindie dan Makassar Biennale) dan difasilitasi oleh Rina Maskayanti, Alumni INSPIRASI tahun 2019.
Sesi ini diikuti oleh 16 orang terdiri atas 10 orang Peserta INSPIRASI 2022, Sherly Heumasse dari BaKTI, 3 orang Program Officer/Learning Advisor INSPIRASI (Andi Arifayani, Victor Matanggaran dan Tirsa Kailola), Narasumber Pak Jimpe, dan Fasilitator Rina Maskayanti.
Sesi pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peserta INSPIRASI 2022 agar mampu mengidentifikasi berbagai norma sosial budaya yang dapat berdampak pada keberlanjutan dalam pembangunan dengan cara yang lebih positif dan lebih menantang; mampu mendiskusikan bagaimana norma sosial budaya dapat mempengaruhi pembangunan berkelanjutan di daerah mereka masing-masing, termasuk peluang dan tantangan; serta bagaimana konteks lokal masyarakat dan budaya perlu dipertimbangkan dan dipahami dalam pelaksanaan program sebagai sebuah pendekatan.
Dalam paparan pembelajarannya, narasumber Pak Jimpe menceritakan mengenai perpustakaan Kampung Buku yang ia dirikan di Makassar dan telah mengarsipkan banyak literatur dari Sulawesi Selatan. Dari Kampung Buku ini kemudian lahir dua komunitas besar yakni Inninawa dan Tanahindie. Inninawa adalah sebuah komunitas yang berfokus pada kajian sosiologis kebudayaan di Sulawesi Selatan. Sedangkan Tanahindie berfokus ke riset perkotaan dipandang dari perspektif anak muda. Berangkat dari pengalaman melakukan kegiatan-kegiatan di komunitas Tanahindie inilah, Jimpe menceritakan pengalamannya dalam konteks lokal masyarakat dan budaya urban yang berada di Kota Makassar lewat Proyek “Halaman Rumah” dan Indonesia timur secara lebih luas.
Komunitas ini memiliki beberapa program potensial antara lain dalam bidang penelitian maupun agenda seni seperti Makassar Biennale. Fungsi halaman rumah, sebagai ruang terdekat bagi masyarakat urban, sekaligus ranah yang sejak lama diabaikan dan dapat didayagunakan. Cara ini untuk menyiasati keterbatasan ruang dan menguatkan ikatan dan hubungan sosial di perkotaan, salah satu fondasi utama untuk melakukan perubahan sosial. Narasumber juga memaparkan bagaimana strategi pengembangan talenta yang inklusif di komunitas lokal dan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk jangka panjang misalnya penguatan aktor lokal seperti kaum muda, penguatan isu lewat penelitian, berjejaring dengan para pihal (akademisi, warga, dan lain).
Melengkapi apa yang dipaparkan narasumber, fasilitator Rina juga berbagi pengalamannya dalam impelementasi Proyek Aksi terkait dengan konteks Lokal masyarakat dan budaya Kaili di Sulawesi Tengah dengan nama Narangata. Dalam bahasa Kaili, Nara berarti pahlawan dan ngata berarti desa/kampung. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam Proyek Aksi tersebut adalah pelatihan kepemimpinan berbasis Kearifan Lokal, Pertanian Berkelanjutan, Perlindungan Anak, dan Wirausaha Sosial bagi kaum muda di Desa.
Sesi Konteks Lokal: Masyarakat Adat di Indonesia
Sesi Online Sustainable Development Course Part-1 tahun 2022 dengan topik pembelajaran Konteks Lokal: Masyarakat Adat di Indonesia yang difasilitasi oleh Yayasan BaKTI dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2022 secara daring via zoom. Sesi ini menghadirkan narasumber, Eustobio Rero Renggi (Deputi Sekretariat Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara/AMAN) dan difasilitasi oleh Michelin Sallata, peserta INSPIRASI tahun 2022 yang juga adalah Ketua Umum Barisan Pemuda Adat Nusantara.
Sesi ini diikuti oleh 16 orang terdiri atas 10 orang Peserta INSPIRASI 2022, Zusanna Gosal dan Sherly Heumasse dari BaKTI, 3 orang Program Officer/Learning Advisor INSPIRASI (Andi Arifayani, Victor Matanggaran dan Tirsa Kailola) dan Narasumber Pak Eustobio.
Sesi pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peserta INSPIRASI 2022 situasi masyarakat adat di Indonesia saat ini (apa yang mereka lakukan, apa yang mereka hadapi) dan gerakan Masyarakat Adat. Sesi diawali dengan pembukaan oleh BaKTI, dilanjutkan dengan perkenalan awal yang dipandu oleh Program Officer INSPIRASI. Dalam sesi perkenalan ini, peserta diminta menceritakan asal dan latar belakang mereka, dan sesuatu keunikan dari daerah tempat asal mereka. Sesi perkenalan kemudian dilanjutkan oleh fasilitator dengan menampilkan poster dan pemutaran video yang telah dibuat oleh peserta tentang “Siapa saya”. Poster dan video ini menceritakan tentang siapa mereka dan berasal dari etnik, suku dan daerah dimana mereka tinggal dan dibesarkan.
Dalam presentasi materi pembelajaran, narasumber Pak Eus memaparkan mengenai definisi masyarakat adat, empat warisan (asal-usul) leluhur sebagai unsur pembeda Masyarakat Adat dari masyarakat yang lain, bagaimana posisi Masyarakat Adat dalam Negara Republik Indonesia, problematika masyarakat adat di Indonesia, bagaimana keterlibatan Masyarakat Adat di dalam Pembangunan yang sangat minim, serta Penegasan Hak-Hak Kolektif sebagai Masyarakat Adat (HAM) termasuk Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Masyarakat Adat (UNDRIP), 13 September 2007. Sesi pembelajaran diakhiri diskusi, sharing dan tanya jawab antara peserta dengan narasumber yang dipandu fasilitator.