Side Event di FFKTI IX: Mempromosikan Keadilan dalam Penelitian: Peran Universitas Indonesia Timur dalam Kemitraan Pengetahuan dan Pengetahuan Lokal
Program KONEKSI (Kolaborasi Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi Australia dan Indonesia)
Pembicara:
- Prof. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib – Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
- Dr. Suriel Mofu – Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah XIV Tanah Papua, Anggota Pokja Forum KTI
- Fima Inabuy, Ph.D. – Ketua Tim Lab Biomolekuler Kesehatan Masyarakat, Peneliti & Dosen Universitas Udayana
Penanggap: - Willi Toisuta, Ph.D. – Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Pendidikan, Ketua Dewan Pembina Yayasan BaKTI
Moderator:
Victoria Fanggidae – Deputi Direktur The PRAKARSA
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Mr. Stephen Scott, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), yang diwakili oleh Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Prof. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, bersama-sama mengumumkan 38 kemitraan penelitian penerima Hibah Penelitian Kolaboratif untuk Lingkungan dan Perubahan Iklim di bawah program KONEKSI. KONEKSI adalah kemitraan Australia dan Indonesia di sektor pengetahuan dan inovasi yang mendukung kerjasama antara organisasi Australia dan Indonesia untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebanyak 16 dari 38 kemitraan penelitian KONEKSI berfokus pada penelitian di Kawasan Timur
Indonesia, menghubungkan 13 organisasi Australia dan 23 organisasi Indonesia dari berbagai sektor, termasuk pemerintah lokal, universitas, organisasi penelitian dan organisasi masyarakat. “Kerjasama harus kita bangun dengan platform bersama dan jangka panjang, tidak sporadis, sehingga dampak dan manfaat kerjasama sampai ke masyarakat,” ujar Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat, Kemendikbud Ristek, Prof. M. Faiz Syuaib.
Pengumuman bersama tersebut merupakan bagian dari side event KONEKSI yang digelar di Festival FKTI IX. Pada momen tersebut, KONEKSI mempertemukan para peneliti, akademisi, pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk berdialog dan berdiskusi.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah XIV Tanah Papua, Dr Suriel Mofu, membagikan pengalamannya dalam mengedepankan pengetahuan lokal sebagai solusi dari permasalahan di berbagai sektor di tanah Papua. “Kita harus melakukan riset multidisipliner dalam upaya-upaya menginstitusionalisasikan ilmu pengetahuan lokal agar tidak hilang,” imbuh Dr. Suriel.
Sementara itu, Dr. Fima Inabuy, peneliti biomolekuler Universitas Udayana dan Ketua Tim Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur, menjelaskan
pentingnya riset yang kontekstual berdasarkan kebutuhan di daerah di dalam sebuah kemitraan. Dr Fima menekankan, “bukan hanya track record tetapi bagaimana bisa riset secara kontekstual dapat diaplikasikan.”
Ketua Dewan Pembina BaKTI, Prof. Willi Toisuta menutup jalannya diskusi. “Ada tiga hal yang menjadi fokus yaitu kesetaraan, pengetahuan lokal, dan dampak. Di dalam langkah ke depan, kerjasama jangka panjang dan pembinaan budaya saintifik dan penelitian perlu menjadi perhatian.” tutupnya.
Talkshow ini mendorong dialog inklusif antar pemangku kepentingan dan mempromosikan kontribusi berharga universitas Indonesia timur dalam kemitraan penelitian dan pemanfaatan pengetahuan lokal. Dengan menjawab tantangan dan peluang dalam mempromosikan pemerataan dalam penelitian, KONEKSI berupaya untuk meningkatkan kemitraan, menghasilkan ide-ide inovatif, dan berkontribusi pada pengembangan kebijakan dan strategi yang inklusif dan berkelanjutan.
Highlights side event ini dapat Anda saksikan pada video berikut: