Sistem Pertanian Terintegrasi dari Kupang Nusa Tenggara Timur Selenggarakan Bertani On Cloud

Pada tanggal 21 Agustus 2025, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sukses menyelenggarakan kegiatan daring Bertani On Cloud (BOC) Volume 318 dengan tema “KUR Wujudkan Kemandirian Usaha Kelompok Tani dan Brigade Pangan”. Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala BBPP Kupang, Gunawan, SP., M.Si, mewakili Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, serta menghadirkan narasumber dari Direktorat Pembiayaan Pertanian, Bank Mandiri Kupang, dan perwakilan petani milenial. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya BBPP Kupang mendukung Sobat Tani dalam meningkatkan kapasitas, mendorong kemandirian usaha, serta memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pemanfaatan akses pembiayaan usaha tani.


Salah satu narasumber utama adalah Gestianus Sino, praktisi praktik cerdas pertanian organik terintegrasi sekaligus Ketua GS Organik Kupang. Dalam pemaparannya, Gestianus menekankan bahwa penerapan pertanian organik yang terintegrasi dengan peternakan dan pengelolaan limbah organik tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Ia mencontohkan keberhasilan kelompok tani binaannya dalam mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai modal usaha, yang berdampak langsung pada perluasan skala produksi dan peningkatan kesejahteraan anggota. Kontribusi Gestianus menjadi bukti nyata bahwa generasi muda tani mampu menghadirkan inovasi berbasis praktik lokal yang berkelanjutan, ramah lingkungan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di Nusa Tenggara Timur.


Pada 1 Agustus 2025, Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, bersama rombongan melakukan kunjungan kerja ke Kupang, NTT, untuk memantau dan mempercepat operasionalisasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP), termasuk meninjau perkebunan organik di bawah naungan Kopdes Merah Putih Penfui Timur. Dalam kesempatan tersebut, Gestianus Sino, praktisi praktik cerdas pertanian organik terintegrasi sekaligus penggerak GS Organik, mendapat momentum penting untuk menunjukkan bagaimana sistem pertanian terpadu mampu memperkuat kemandirian pangan desa melalui integrasi budidaya sayuran, perikanan lele, dan pemanfaatan cold storage untuk menjaga kualitas hasil panen. Bagi Gestianus, kunjungan Menko Pangan menjadi pengakuan sekaligus dorongan nyata bagi petani milenial di NTT bahwa inovasi pertanian berkelanjutan yang berbasis komunitas desa dapat berkontribusi langsung pada penguatan ekonomi lokal, penciptaan lapangan kerja, dan kemandirian pangan. Kegiatan ini menegaskan bagaimana praktik pertanian organik terintegrasi dapat menjadi model bagi desa lain di Indonesia dalam mengembangkan unit usaha produktif berbasis koperasi yang inklusif dan berdaya saing.