Temu INKLUSI #6
Temu Inklusi adalah agenda rutin dua tahunan sebagai ruang berbagi, berjejaring dan konsolidasi gerakan difabel dalam mendorong terwujudnya Indonesia yang inklusif. Diinisiasi oleh SIGAB Indonesia (Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel Indonesia) yang didukung sejumlah organisasi gerakan difabel, organisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan dan pemerintah sejak tahun 2014. Forum ini menghasilkan rekomendasi bagi Pemerintah Pusat hingga daerah untuk mengupayakan inklusi disabilitas dalam pembangunan.
Temu Inklusi akan diselenggarakan dengan tema: “Komitmen, Sinergi, Aksi, dan Inovasi Pembangunan Inklusif Difabel untuk Indonesia Emas 2045”. Tema ini menegaskan bahwa inklusi bukan hanya sebuah tujuan, melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan keterlibatan seluruh elemen bangsa. dengan menjadikan kebhinekaan sebagai sebuah pondasi, Temu Inklusi 2025 mendorong sinergi lintas sektor untuk menerjemahkan komitmen ke dalam aksi nyata yang inovatif. melalui forum ini diharapkan lahir berbagai inisiatif baru yang mendukung kebijakan, praktik, serta ekosistem yang mendukung terwujudnya masyarakat yang inklusif.\
Temu Inklusi digelar pada 2-4 September 2025 di Desa Durajaya, Kabupaten Cirebon, dengan total 590 peserta dari 24 Provinsi. Semua peserta tinggal bersama keluarga angkat di desa dalam format live-in, menciptakan ruang interaksi sehari-hari, pembelajaran bersama, dan pengenalan terhadap kapasitas nyata penyandang disabilitas.
Temu Inklusi dibagi secara resmi oleh Bupati Cirebon Imron Rosyadi dan perwakilan dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Bupati Imron menyoroti langkah daerah menuju inklusi, seperti musrenbang tematik dan Rencana Aksi Disabilitas yang melibatkan lebih dari 4.300 warga difabel.
Puncak acara menghasilkan 13 rekomendasi sektoral, dirumuskan melalui 12 diskusi tematik, 2 seminar nasional, dan 5 lokakarya. Rekomendasi ini diserahkan langsung kepada perwakilan pemerintah. Rekomendasi mencakup pengembangan sistem data disabilitas nasional yang terintegrasi, inklusi di semua jenjang pendidikan, hingga perlindungan sosial berbasis hak. Proses penyusunannya melibatkan partisipasi aktif komunitas dan para ahli kebijakan.
Dengan tema “Komitmen, Sinergi, Aksi, dan Inovasi dalam Keberagaman Menuju Indonesia Emas 2024”, Temu Inklusi ke-6 menegaskan bahwa inklusi disabilitas bukan isu pinggiran, melainkan inti dari ketahanan, keadilan, dan kesejahteraan nasional.