Forum KTI III 2007
Forum KTI III 2007
Forum Kawasan Timur Indonesia (Forum KTI), yang terbentuk pada tahun September 2004, baru saja melaksanakan pertemuan ketiganya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada hari Senin dan Selasa, tanggal 27 dan 28 Agustus 2007. Dengan Topik Utama ”Journey of Change” dan sub-topik ”Pembangunan Berbasis Masyarakat” Forum KTI memfokuskan diskusi pada pertemuan kali ini pada ”Pembangunan Berbasis Masyarakat” dan ”Meningkatkan Kerjasama dengan Pemerintah Nasional dan Lokal”. Pertemuan ini dihadiri oleh lebih dari 200 pelaku pembangunan dari tingkat lokal, nasional dan internasional, yang berdialog dalam tujuan untuk membangun kebersamaan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan dan bantuan bagi wilayah ini.
Sesi diskusi Forum dibagi dalam 2 bagian utama yaitu sesi pleno dan pembagian group kecil yang memfokuskan dialog pada kedua tema diatas. Sesi Pembukaan Forum disampaikan oleh Marwah Daud Ibrahim, selaku ketua Kelompok Kerja (Pokja) Forum KTI II, dilanjutkan sambutan dari Gubernur Nusa Tenggara Barat yang disampaikan oleh Kepala Sekretariat Daerah Provinsi NTB, Nanang Samodra. Forum dibuka secara resmi oleh Prasetijono Widjodo, yang mewakili Paskah Suzetta, dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
Refleksi mengenai kegiatan Forum KTI dan bagaimana platform program KTI sendiri merupakan sesi lanjutkan, disampaikan oleh Marwah Daud Ibrahim. Joachim von Amsberg, Pimpinan Bank Dunia untuk Indonesia, melanjutkan dengan topik mengenai ”Dukungan Desentralisasi bagi Indonesia” dan berbagi pengalaman beliau dalam bekerja sama dengan Pemda dalam desentralisasi di Philipina. Sebelum memegang jabatannya sekarang, beliau merupakan pimpinan Bank Dunia di Philipina.
Diskusi pleno Forum dilaksanakan dengan beberapa nara sumber yang pakar pada topik yang diangkat. Diawali oleh Madjid Salattu, sebagai peneliti dari Universitas Hasanuddin, memberikan masukannya tentang Pembangunan Ekonomi di Indonesia. Puling Remigius Cornelius, yang mewakili Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Depdagri, menyampaikan bagaimana cara membangun hubungan dengan Pemerintah Pusat dan Daerah. Sudjana Royat, selaku Deputi Menko Kesra, Bidang KoordinasiPenanggulangan Kemiskinan, menggambarkan secara utuh mengapa Pemerintah mengumandangkan pentingnya mendukung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Sesi ini ditutup oleh Willi Toisuta dengan penyampaian pentingnya Resource Centre dikembangkan dalam mengefektifkan dan mengefisiensikan program dan bantuan yang turun di wilayah ini.
Pembagian group kecil, yang dibagi berdasarkan fokus diskusi, membahas secara rinci bagaimana persepsi, kendala dan tantangan, langkah konkrit dan rencana dalam menjawab permasalahan di seputar kedua fokus utaram Forum. Anggota dari group kecil
ini merupakan semua peserta forum yang diwakili dari berbagai sektor, termasuk pada donor. Group khusus dikembangkan adalah koordinator Forum KTI Wilayah dan para peneliti KTI yang membahas langkah lebih konkrit dalam mengembangkan Resource Centre di setiap provinsi KTI. Setiap group menunjuk wakil mereka untuk maju dan menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka di pleno. Malam harinya group fasilitator, yang dipimpin oleh Daniel Sparinga, bersama dengan tim dari Program KTI mengadakan pertemuan terpisah guna merangkumkan hasil diskusi kelompok menjadi satu poin rekomendasi bersama.
Pertemuan ”Kaukus Perempuan II”
Pertemuan ”Kaukus Perempuan II”, merupakan lanjutan dari pertemuan I yang dilaksanakan di Makassar pada November 2005, adalah pertemuan dengan tujuan membicarakan isu-isu strategis masalah perempuan dan gender di kawasan Indonesia timur dan guna menghasilkan rekomendasi-rekomendasi penting demi kesetaraan dan keadilan gender di kawasan tersebut. Kaukus Perempuan ini dihadiri oleh sekitar 50an peserta perempuan dan laki-laki pemerhati masalah gender di kawasan ini, termasuk beberapa donor yang selalu mempehatikan pentingnya kesetaraan gender dalam setiap program yang diimplementasikan.
Hari Kedua pertemuan secara keseluruhan berbentuk pleno. Diawali dengan penyampaian draft pokok pikiran, posisi dan poin rekomendasi keseluruhan Forum oleh Daniel Sparinga dan khusus pertemuan Kaukus Perempuan oleh Oliva Lasol. Semua peserta Forum berkesempatan untuk memberikan masukan, komentar dan rekomendasi final dari draft yang disampaikan oleh kedua wakil diatas. Sementara perubahan poin rekomendasi dikerjakan, peserta Forum melanjutkan pertemuannya dengan memilih dan menunjuk anggota Kelompok Kerja Forum KTI III. Secara aklamasi pada saat itu, Marwah Daud Ibrahim kembali terpilih menjadi ketua Pokja Forum KTI III.
Pada saat yang sama beberapa perwakilan Gubernur KTI bertemu dengan perwakilan dari donor dan pelaku usaha mengadakan pertemuan terpisah. Forum ini merupakan prakarsa dari 2 (dua) gubernur KTI yaitu Barnabas Suebu, Gubernur Papua, dan Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo. Forum terpisah ini dilaksanakan dengan tujuan dalam membangun kerjasama yang lebih erat antara tiga pelaku pembangunan utama yaitu Pemerintah, Donor dan Pelaku Usaha. Usaha menciptakan iklim investasi yang nyaman dimana pembangunan dan bantuan bisa menjadi efektif dan efisien merupakan tujuan diadakannya Forum ini. Sesi ini dibuka oleh Willi Toisuta, selaku ketua Governing Board Program Kawasan Timur Indonesia, dan difasilitasi oleh Petrarca Karetji, sebagai pimpinan dari Program Kawasan Timur Indonesia.
Pertemuan Forum ini diakhiri dengan penyampaian laporan dari masing-masing kelompok. Marieta C. Kuntag, Asisten Dua Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Provinsi Sulawesi Utara memaparkan hasil Forum Gubernur, Daniel Sparinga menginformasikan hasil final dari rapat pleno Forum (berdasarkan masukan dari pleno pagi harinya) dan Oliva Lasol membacakan hasil pertemuan Kaukus Perempuan. Forum ini ditutup oleh Marwah Daud Ibrahim sebagai ketua terpilih Forum KTI III (baca juga ringkasan laporan pada artikel ”Sekilas Laporan Pertemuan Forum KTI III”).
Pada malam harinya, diadakan malam budaya bertema ”Malam Berbagi Kesenian” yang menampilkan tarian-tarian dan lagu-lagu dari kawasan timur Indonesia. Pada saat ini juga diumumkan pemenang dari kompetisi Inovasi KTI, yang merupakan kompetisi inovasi berbasis masyarakat, yang memberikan peluang bagi pelaku pembangunan lokal mengirimkan proposal mereka dalam kompetisi ini.
Dari 16(enambelas) finalis terpilih 4 (empat) pemenang yang terbagi dalam 2 (dua) kategori, umum dan budaya. Peluncuran 2 (dua) buku publikasi Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) yaitu ”Mengenali Kemiskinan dari Sisi pandang Masyarakat, Pelajaran dari Binuang” dan ”Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950 Kepulauan Rempah-Rempah” menjadi ajang tersendiri pada malam ini. Richard Manning, selaku ex-pimpinan Program Kawasan Timur, dan Said Fazili, wakil dari Kedutaan Belanda, menyerahkan kedua buku tersebut kepada inisiatornya, Nehru Sagena (BAPPEDA Kota Polman, Sulawesi Barat) dan M. Adnan Amal (budayawan, Maluku Utara).