Melayani Kebutuhan Kesehatan Flores Timur

Dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Flores Timur, dan dihadiri semua stakeholders di tahun 2006 silam, banyak kisah miris perjuangan para medis Flores Timur  terungkap. Satu di antaranya adalah perjuangan mereka ketika merujuk pasien dari pulau Solor dan Adonara ke rumah sakit rujukan yang berpusat di Larantuka.  

Bagi mereka, bukanlah masalah bila alam sedang bersahabat. Namun tidak demikian ketika gelombang laut mengganas di antara bulan Desember hingga Maret. Sebagai manusia, nyali paramedis juga ciut menghadapi gempuran gelombang laut selat Gonsalu  ketika merujuk pasien. Apalagi fasilitas keselamatan kapal terbatas. 
 
Kabupaten Flores Timur adalah sebuah kabupaten kepulauan. Sarana transportasi laut adalah satu-satunya yang menghubungkan warga untuk menuju ibukota kabupaten di mana terdapat rumah sakit rujukan daerah. Jumlah kasus rujukan ke rumah sakit tersebut terbilang cukup tinggi. Pada tahun 2019 jumlah rujukan dari 11 wilayah kecamatan yang ada di pulau Adonara dan Solor mencapai 4.280 kasus.
 
Selama ini masyarakat hanya dapat mengandalkan kapal angkutan umum saat dirujuk ke rumah sakit. Tidak sedikit kasus ibu melahirkan di atas kapal dengan fasilitas seadanya di antara para penumpang. Dan di musim ombak besar, warga cenderung memilih pasrah tinggal di rumah dan tidak melanjutkan pengobatan. Akibatnya angka kesakitan dan kematian di Flores Timur melonjak pada waktu-waktu tertentu.
 
Kesulitan yang dihadapi para tenaga medis ini sudah berulang kali disampaikan kepada pengambil kebijakan agar mengambil langkah konkrit dalam  mengatasi persoalan ini. Walaupun demikian harapan para bidan yang diwakili bidan Ida ini belum bisa dipenuhi pemerintah karena minimnya anggaran daerah. Permintaan bidan Ida ini memantik YKS untuk ikut berjuang memenuhi harapan bidan Ida dan para Nakes lainnya yang bekerja di wilayah kepulauan.  
 
Kiprah YKS dalam mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dimulai sejak pertengahan tahun 2002 dengan mengembangkan Program Manajemen Kerusakan Minimum Sepeda Motor untuk pelayanan kesehatan di pedesaan Flores Timur atau lebih dikenal dengan Ambulans Motor. Dalam perjalanan program, YKS juga melihat banyak puskesmas  memiliki armada mobil ambulans yang terbatas. Setiap Puskesmas hanya memiliki satu unit mobil ambulans. Itu pun ada yang kondisinya sangat memprihatinkan karena sudah termakan usia.
 
Persoalan ini sering menjadi keluhan masyarakat, ketika membutuhkan mobil ambulans untuk mengantar pasien  rujukan ke pelabuhan yang menjadi titik penyeberangan menuju rumah sakit rujukan.  Sejumlah armada sepeda motor dioperasikan untuk memfasilitasi petugas kesehatan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan berjalan sukses saat ini. 
 
Pada tahun 2019 YKS bekerja sama Kedutaan Jepang di Indonesia untuk mengadakan Ambulans Laut. Ambulans laut adalah perahu cepat yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatan standar yang memungkinkan pasien rujukan merasa nyaman selama perjalanan. Kehadiran ambulans laut ini juga memangkas  waktu  tempuh agar pasien rujukan terutama yang  bersifat kedaruratan, lebih cepat mendapat penanganan medis  untuk menekan angka kematian akibat terlambat mendapatkan penanganan. 
 
Selain bekerja sama dengan Kedutaan Jepang di Indonesia, YKS juga bekerja sama dengan Overland Magazine melalui Motorcycle Outreach dan Shell Advance,  untuk menambah tiga unit mobil ambulans bagi tiga puskesmas yakni Puskesmas Waiwadan, Puskesmas Lite dan Puskesmas Baniona. Dalam kerja sama ini, juga dilakukan penambahan 15 unit sepeda motor Honda CRF 150 untuk meregenerasi sepeda motor yang dioperasikan sebelumnya guna melayani masyarakat di  lima kecamatan yakni, Solor Barat, Wotan Ulumado, Adonara Tengah, Adonara Barat dan Lewolema. 

Untuk mendukung seluruh program ini, YKS mendirikan sebuah bengkel yang menjadi pusat pemeliharaan semua kendaraan yang dioperasikan untuk pelayanan kesehatan di lapangan. Selain, bengkel motor ini  juga dibuka untuk umum. Dana yang didapat dari usaha ini digunakan kembali untuk biaya operasional program.