Posyandu Prakonsepsi: Satu Tahap Lebih Dulu

Posyandu Prakonsepsi adalah pelayanan pada bagi pasangan usia subur dan ingin mendapatkan keturunan yang meliputi pelayanan kesehatan reproduksi dan perbaikan gizi sebelum konsepsi atau pembuahan terjadi. 

Posyandu Prakonsepsi di Kabupaten Banggai lahir dalam usaha menjawab berbagai masalah kronis serius di Kabupaten Banggai seperti tingginya angka kematian ibu (AKI), cukup banyaknya anak balita dengan tubuh pendek atau stunting, dan tingginya penyakit tidak menular yang kini mendominasi penyebab kematian di Indonesia.  Oleh karenanya Posyandu Prakonsepsi bertujuan meningkatkan status kesehatan calon ibu, mengurangi perilaku, faktor individu, lingkungan yang dapat memperburuk kesehatan ibu dan anak, serta memperbaiki kondisi kesehatan ibu dan anak.

Terdapat tujuh kegiatan inti dalam Posyandu Prakonsepsi. Ketujuh kegiatan itu dimulai dengan rekrutmen wanita prakonsepsi, kelas prakonsepsi, pengukuran status gizi calon ibu, pengukuran lingkar lengan atas dan lingkar panggul, pemeriksaan tekanan darah, pengukuran hemoglobin, dan pemberian suplemen tablet penambah darah atau multi gizi mikro.

Posyandu Prakonsepsi masih terbilang baru di Indonesia, khususnya di Kabupaten Banggai.  Dibutuhkan peran lintas sektor serta dukungan masyarakat untuk mendukung dan memastikan manfaatnya. Oleh karena itu, beragam aktivitas advokasi kepada stakeholders tingkat kabupaten, kecamatan, dan selanjutnya tingkat desa dilakukan untuk memperkenalkan gagasan Posyandu Prakonsepsi.

Sosialisasi dilakukan pertama-tama dalam lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai lalu ke berbagai instansi terkait antara lain Kantor Kementerian Agama, TP-PKK Kabupaten Banggai, Universitas Hasanuddin, kepala desa / lurah, bidan desa, dan KUA. Dalam sosialisasi disampaikan beragam permasalahan kesehatan yang ada di Puskesmas Kampung Baru dan gagasan mengenai peran yang diharapkan dari masing-masing pihak yang terlibat. 

Sejak pertama kali diperkenalkan, kehadiran Posyandu Prakonsepsi telah membawa perubahan yang besar di Kabupaten Banggai. Kunjungan pemeriksaan ibu hamil dan jumlah persalinan di fasilitas kesehatan menunjukkan peningkatan yang signifikan. Angka kematian ibu melahirkan pun berangsur-angsur menurun.

Selain itu karena jumlah kunjungan pemeriksaan ibu hamil mengalami peningkatan, tenaga kesehatan bisa mengenal lebih dekat ibu hamil yang memeriksakan diri. Dengan demikian, tenaga kesehatan lebih mudah berdiskusi dengan ibu hamil mengenai beragam informasi terkait persiapan melahirkan dan penanganan kondisi medis yang diperlukan.

Tidak sedikit tantangan yang dihadapi dalam mengelola Posyandu Prakonsepsi di Kabupaten Banggai. Tidak semua calon ibu hamil memiliki disiplin yang sama dalam mengkonsumsi makanan bergizi dan obat-obat penambah darah yang dianjurkan. Di masa pandemi, saat kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat diberlakukan, aktivitas posyandu pun harus melakukan beberapa adaptasi, termasuk mengunjungi ibu hamil peserta Posyandu Prakonsepsi dari rumah ke rumah.  

Jika Posyandu Prakonsepsi dapat terus dijalankan maka di masa depan maka semakin banyak ibu hamil yang menerima layanan berupa pemeriksaan dan pemantauan kehamilan berkala serta berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mempersiapan kelahiran. Semakin banyak bayi yang lahir dengan kondisi sehat untuk kemudian menjadi generasi sehat, anak cerdas, dewasa produktif dan lansia bahagia.