Hari II - 27 Juli 2023

  • Home
  • Hari II - 27 Juli 2023

Kolaborasi dan Inovasi Daerah untuk Penanganan Kekerasan Berbasis Gender


Kebijakan  pemenuhan hak anak merupakan bagian dari visi pembangunan Kota Makassar melalui Program Prioritas JAGAI ANAKā€™TA (Jaga Anak Kita). Kebijakan terkait layanan perlindungan anak di Kota Makassar diperkuat dengan adanya Perda Perlindungan Anak. Dalam upaya pencegahan perkawinan anak yang merupakan bagian dari Upaya pemenuhan hak anak, telah memberikan capaian yang lebih baik dimana kasus perkawinan anak yang tercatat di UPT PPA Kota Makassar telah mengalami penurunan dari 63 kasus pada tahun 2021 menjadi 37 kasus di tahun 2022. Pencapaian ini tidak terlepas dari adanya sinergitas, kolaborasi dan partisipasi berbagai pihak, baik antar OPD, maupun dengan Lembaga Struktural, Dunia Usaha, Lembaga Masyakarat, Perguruan Tinggi, Forum Anak di Kota Makassar dan Kelompok Masyarakat di berbagai tingkatan pemerintahan. Ini juga tidak terlepas dari adanya dukungan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Sementara itu di Nusa Tenggata Timur. Salah satu isu pembangunan prioritas Provinsi NTT adadalah isu stunting dan kemiskinan/kemiskinan ekstrem. Kedua isu tersebut saling berkaitan, dengan berbagai faktor penyebab utama yang sama dan saling berpengaruh. Salah satu faktor penyebab utama adalah masih terdapat kesenjangan dalam proses dan hasil pembangunan jika dilihat berdasarkan gender, kondisi sosial, dan lokasi. Menurut Survei Ekonomi Nasional (Susenas) 2021, rata-rata lama sekolah laki laki di Nusa Tenggara Timur (8,43 tahun) lebih tinggi dari perempuan (7,97 tahun). Angka ini termasuk rendah dibandingkan dengan provinsi lainnya, terutama untuk perempuan. Meski jumlah laki-laki (51%) secara umum di Nusa Tenggara Timur lebih tinggi dari jumlah perempuan (49%), Nusa Tenggara Timur memiliki persentase rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan terbanyak di Indonesia, sebanyak 19%. Di sisi lain, jumlah kasus dan korban kekerasan terhadap perempuan di Nusa Tenggara Timur masih cukup tinggi, dimana ditemukan 399 kasus di tahun 2021, menurut data Kementerian PPA. Untuk mengatasi tantangan pembangunan ini, pemerintah Provinsi NTT telah melakukan berbagai upaya kolaborasi dan inovasi untuk mendorong kesetaraan gender dalam pembangunan dan juga dalam upaya mengatasi persoalan kekerasan berbasis gender di NTT.
 

Local Champion Incubators Dari Ideasi ke Koaksi: Dukung Komunitas Berdaya Mandiri Berinovasi

https://bit.ly/registrasiFFKTI2023
Yayasan BaKTI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan Local Champion Incubator, yang didukung melalui Program INKLUSI dan Mitra Daerah Ume Daya Nusantara (UDN). Local Champion Incubator adalah sebuah kegiatan kerjasama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Yayasan BaKTI bagi para inovator sosial pada sektor-sektor unggulan Pemerintah Provinsi NTT untuk menjadi penggerak perubahan sosial di desa. Para local champion yang terpilih telah mengikuti rangkaian kegiatan lokakarya, coaching dan brainstorming penyusunan rencana pengembangan inisiatif, hingga pitching atau presentasi inisiatif penggerak perubahan sosial pada Festival Forum Kawasan Timur Indonesia IX.

Memperkuat Layanan Inklusif Berbasis Masyarakat untuk Pemenuhan Hak


Layanan publik dan layanan perlindungan sosial pemerintah tidak selalu dekat dan mudah diakses oleh masyarakat, terutama masyarakat desa dan kelurahan. Baik karena keterbatasan yang dimiliki oleh lembaga layanan, maupun karena keterbatasan masyarakat dalam mengakses layanan yang tersedia.

Pembentukan dan penguatan layanan inklusif berbasis masyarakat di tingkat desa dan kelurahan adalah alternatif untuk pemenuhan hak-hak kelompok marginal dan rentan. Kelompok konstituen, kelompok kerja, atau kelompok pemerhati desa, KLIK, Rumah Gizi dan lainnya adalah organisasi/kelompok yang dibentuk dan diperkuat di tingkat desa dan kelurahan untuk menjadi mitra lembaga layanan pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dan perlindungan warga.

Layanan inklusif berbasis masyarakat yang dikembangkan Program INKLUSI baik oleh BaKTI dalam bentuk Kelompok Konstituen, KLIK PEKKA dan Rumah Gizi AISYIYAH sebagai mitra utama program INKLUSI, berada pada kerangka dan sistem layanan pemerintah. Kelompok-kelompok yang telah dibentuk merupakan layanan yang dikembangkan oleh masyarakat sebagai layanan berbasis komunitas yang berperan menerima pengaduan, melakukan pendampingan dan penguatan kepada masyarakat terkait permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, perlindungan sosial, kesehatan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya. Layanan berbasis masyarakat ini, pada hakekatnya memperkuat sekaligus mengadvokasi lembaga layanan yang tersedia.

Sebagai layanan yang dikembangkan oleh masyarakat, layanan berbasis komunitas terhubung dan berjejaring dengan lembaga layanan pemerintah. Layanan ini dikelola oleh kader-kader desa/kelurahan yang berperan sebagai pengurus dan pendamping. Pendamping di lembaga layanan telah dilatih dan dikuatkan untuk mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan pendampingan dan penanganan kasus atau permasalahan lainnya terkait kesehatan dan pemberdayaan. Layanan ini telah diakui dan menjadi mitra pemerintah, sehingga berada dalam satu sistem dengan lembaga layanan pemerintah.

Adaptasi Efektif dan Solusi Berbasis Kearifan Lokal yang Berkeadilan


Side event akan mengangkat isu aksi local champion dalam adaptasi efektif dengan melakukan solusi berbasis kearifan lokal yang berkeadilan. Aksi tersebut dilakukan melalui berbagai kearifan lokal yang sesuai dengan wilayahnya, baik melalui adat istiadat, pengembangan pangan lokal, melakukan konservasi lingkungan, hingga menjadi simpul jejaring komunitas yang melakukan berbagai banyak hal positif.
Kegiatan ini dimulai dengan melakukan nonton bareng (nobar) bersama audiens dengan film yang bertemakan dokumenter dari para local champion di NTT. Kemudian dilanjutkan dengan sesi talkshow bersama 4 (empat) narasumber yang merupakan masyarakat asli NTT dan telah melakukan aksi dalam beradaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Talkshow akan dipandu oleh seorang moderator yang akan banyak mengulik dengan jelas aksi para local champion. Setelahnya, para peserta akan dibagi menjadi 4(empat) kelompok dengan tema:

  1. Masyarakat adat
  2. Konservasi lingkungan
  3. Pangan lokal
  4. Mobilisasi anak muda

Membangun Tata Kelola Kolaboratif: Praktik dari Papua


Meskipun Papua mendapatkan transfer dana yang besar termasuk Dana Otonomi Khusus (Otsus) dari pemerintah pusat, tapi Papua terus menempati peringkat kedua terendah atau terendah di antara provinsi-provinsi di Indonesia untuk semua indikator pembangunan, termasuk efektivitas dan akuntabilitas pemerintah. Tata kelola pemerintahan lokal yang belum kuat dan kurangnya partisipasi warga, khususnya Orang Asli Papua (OAP) dalam tata kelola pemerintahan daerah, tetap menjadi tantangan.

Pemerintah Indonesia (melalui Kementerian Bappenas) bekerja sama dengan Pemerintah AS (melalui USAID) berkomitmen untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan dan akuntabilitas di Papua. Program USAID Kolaborasi membantu Papua dan Papua Barat menyerap dana Otsus dengan lebih baik dengan cara memberikan pelatihan bagi pejabat di wilayah Papua, pemerintah pusat, dan mahasiswa di bidang-bidang seperti perencanaan, penganggaran, dan pemantauan agar dapat mengelola dana secara efisien serta merespons kebutuhan masyarakat Papua khususnya melalui pelayanan publik dasar yang akuntabel dan responsif.

USAID Kolaborasi meningkatkan kapasitas pemerintah daerah untuk melibatkan OAP dalam proses tata kelola pemerintahan di daerah dengan menyelaraskan prioritas dan memanfaatkan sumber daya lokal yang akan bermanfaat bagi warga.

Talkshow ini akan memberikan gambaran bagaimana peran kolaboratif berbagai pihak dalam mewujudkan Otsus Papua yang lebih baik.

Menyoal Perdagangan Orang Nusa Tenggara Timur dan Menagih Komitmen Negara

Salah satu hasil dari ASEAN Summit ke 42 di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur Mei 2023 adalah tekad ASEAN untuk melindungi pekerja migran dan mencegah perdagangan orang. Tekad tersebut diwujudkan dalam tiga Deklarasi ASEAN terkait perlindungan pekerja migran di masa krisis, penempatan dan perlindungan pekerja migran di sektor perikanan, dan pencegahan perdagangan orang karena penyalahgunaan teknologi digital. Dalam konteks Nusa Tenggara Timur, hasil - hasil dari ASEAN Summit ke  42 di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur tentu sangat penting untuk memastikan apakah tekad tersebut sudah tercermin dan diimplementasikan untuk menanggulangi masalah perdagangan orang di Nusa Tenggara Timur. Untuk diketahui, dalam satu dekade terakhir ini terjadi eskalasi kasus perdagangan orang yang mendompleng penempatan pekerja migran dari Nusa Tenggara Timur ke luar negeri. Di side event ini akan mengulas dan menganalisis situasi tersebut. 

Sweet Mind : Lingkungan INKLUSI Bagi Semua

https://bit.ly/registrasiFFKTI2023
Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat kekerasan khususnya kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak adalah trauma. Hampir semua penyintas dalam kasus kekerasan memilki perasaan-perasaan negatif yang muncul setelah kejadian tersebut terjadi; mulai dari perasaan malu, kaget, bingung, hingga rasa bersalah yang apabila perasaan-perasaan ini terus muncul dapat berpotensi pada terjadinya gangguan kesehatan jiwa. Kebanyakan dari korban cenderung takut untuk menceritakan apa yang telah terjadi pada mereka karena tidak sedikit pula penyintas yang kemudian disalahkan karena kejadian tersebut. Pasca mengalami kejadian yang traumatis seperti itu, penyintas membutuhkan dukungan dari dirinya sendiri dan dari semua orang di sekelilingnya. Oleh karena itu sesi dalam side event kali ini yang diberi nama Sweet Mind menjadi salah satu wadah untuk setiap orang dapat belajar dan membekali diri untuk dapat membantu menumbuhkan nilai positif dalam diri setiap orang. 

Sweet mind merupakan suatu cara memunculkan pemikiran yang manis dan positif demi membebaskan diri dari perasaan-perasaan negative disetiap situasi. Dengan berbekal sweet mind diharapkan kita bisa menjadi tempat yang nyaman bagi korban untuk mencurahkan perasaanya dan memberikan pandangan agar mereka bisa terbebas dari perasan-perasaan negative dan kekhawatiran yang mereka miliki. Selain itu sweet mind dapat  membantu penyintas dalam memberikan pandangan positif bahwa permasalahan yang mereka alami merupakan suatu bentuk perjalanan agar mereka tetap tangguh dalam menghadapi setiap permasalahan di depan demi tercapainya kehidupan yang manis.