Advokasi Kebijakan dan Mentoring untuk Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Ambon dan Tana Toraja
Salah satu aspek penting dalam mewujudkan tatanan kehidupan yang inklusif termasuk di bidang Pendidikan. Pendidikan inklusif adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang terbuka bagi siapa saja, dengan latar belakang berbeda, serta kondisi yang berbeda. Jadi pendidikan inklusif ini juga bisa diperuntukan bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus (difabel). Pendidikan khusus ini akan menempatkan siswa dengan difabel bersama dengan siswa didik umumnya di dalam satu kelas.
Dari hasil diskusi ada beberapa tantangan dalam penerapan sekolah inklusif di Kota Ambon. Tantangan tersebut seperti pemahaman kepala sekolah dan para guru terkait dengan sekolah inklusif, yaitu sekolah yang mengumpulkan anak dengan disabilitas di satu kelas yang kemudian disebut sebagai kelas inklusif. Juga belum adanya guru pendamping khusus di sekolah-sekolah Inklusif, serta fasilitas dan ruang kelas di sekolah inklusif yang belum ramah terhadap disabilitas. Media pembelajaran yang digunakan di sekolah Inklusif pun belum mempertimbangkan ragam disabilitas siswa.
Adapun hasil dari kegiatan ini adalah adanya roadmap dari implementasi pendidikan inklusi di Kota Ambon dan terdapat data siswa disabilitas yang bersekolah di sekolah inklusif yang ada di Kota Ambon. Di samping itu juga untuk memahami dan mengenal tujuan pendidikan inklusif, konsep dasar pendidikan inklusif, harapan pendidikan inklusif, serta beberapa tantangan terkait dengan implementasi pendidikan inklusif di Kota Ambon, dan Kebijakan yang belum mengarah ke pendidikan inklusif, pelaksanaan pendidikan inklusif yang belum maksimal karena tidak semua sekolah mengikuti bimbingan teknis pendidikan inklusif.
Di Tana Toraja sendiri, ada sekolah yang sudah mulai melakukan proses pendidikan inklusif, misalnya SMPN 1 Sangalla', dengan melakukan identifikasi peserta didik disabilitas menggunakan aplikasi. Di beberapa sekolah telah dilaksanakan sosialisasi sekolah inklusi dan sudah mengakomodir ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) untuk bersekolah di sekolah umum. Dalam kesempatan ini beliau mengapresiasi adanya pertemuan antara DISDIKBUD dengan YESMa karena mereka membutuhkan mitra yang bisa menjadi teman diskusi dalam mendukung pendidikan yang layak dan inklusif di Tana Toraja.