Dialog Interaktif Berinternet Sehat: Mencegah Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak/Remaja di Ranah Daring

Ada banyak manfaat dari proses alih teknologi, terutama internet, bagi anak-anak dan remaja. Melalui internet proses pendidikan menjadi lebih mudah dilakukan melalui pembelajaran berbasis online, belajar menjadi lebih mudah, dan informasi semakin cepat berpindah dari guru ke murid. Internet juga membantu interaksi semakin mudah, jarak menjadi lebih dekat, sementara untuk melakukan itu waktu makin lebih efisien. Tapi, kecanggihan yang dilahirkan internet melalui dunia maya bukan tanpa risiko, terutama bagi anak-anak dan remaja yang menghabiskan banyak waktu di dalam layar gawai. Salah satu ancaman bagi anak-anak dan remaja di era disrupsi adalah eksploitasi dan kekerasan seksual di ranah digital.

Sayangnya, sejak 2005, Indonesia termasuk negara 10 teratas dengan kasus kekerasan seksual anak online. Data-data juga menunjukkan 3 dari 10 anak mengalami eksploitasi kekerasan seksual online. Sementara menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia 2017-2019 jumlah pengaduan anak terkait pornografi dan kejahatan siber sebanyak 1.940. Jumlah ini bukan kepastian jika kita melihatnya sebagai fenomena gunung es. Angka-angka ini hanya merupakan puncakan es yang berhasil terjaring data, namun di bawahnya masih banyak kasus-kasus yang belum terungkap ke dalam data, informasi, dan laporan selama ini.

Yayasan BaKTI didukung oleh UNICEF Indonesia bekerjasama dengan Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Makassar dan Dinas P3AKB Provinsi Sulawesi Selatan telah melaksanakan Dialog Internet Sehat: Cegah Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak/Remaja Di Ranah Daring. Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 7 Maret 2024 ini berlangsung di Ballroom Gedung Phinisi UNM. Kegiatan ini diikuti oleh 147 orang peserta (perempuan 102, laki-laki 45). Mereka terdiri dari unsur Dosen Sosiologi, Tim Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), Tim Pusat Penelitian Gender dan Anak, mahasiswa Sosiologi S2 dan S1, serta mahasiswa dari jurusan lain di UNM.

Dialog ini menghadirkan dua orang narasumber yaitu Amelia Tristiana (Child Protection Specialist- UNICEF Indonesia) dan Fathiyah Ruddin, S.Ag., M.Si (Analisis Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dinas P3AKB Provinsi Sulawesi Selatan). Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi Informasi dan pengetahuan tentang bentuk-bentuk OCSEA  (Online Child Sexual Exploitation and Abuse) dan dampaknya, serta menyampaikan upaya dan strategi pemerintah dalam mencegah dan menangani OCSEA bagi anak dan remaja.


Amelia Tristiana dalam materinya “Mewaspadai Kejahatan Seksual Anak dan remaja di Ranah Daring serta tips aman berinternet” menyampaikan bahwa generasi Z merupakan lapisan masyarakat paling banyak menggunakan smartphone dengan angka fantastis 93,3% untuk usia rentang 16-24 tahun. Besarnya angka ini meski belum menunjukkan berapa lama generasi Z menghabiskan waktunya berinternet, tapi tetap saja peluang mengalami risiko internet berupa risiko konten, kontak, perilaku, dan kontrak membuat anak-anak dan remaja sebagai korban kejahatan seksual masih tetap ada.

Sementara itu, Fathiyah Ruddin menyampaikan materi “Peran Pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak/remaja di Ranah Daring”. Ia menyampaikan bahwa Peran strategis pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan eksploitasi dan kekerasan seksual anak dan remaja dengan melahirkan regulasi, baik peraturan daerah maupun peraturan gubernur yang melindungi perempuan dan anak. Ia juga menjelaskan penting agar setiap orang mengetahui dengan baik alur penanganan cepat tanggap ketika melihat, atau mengalami eksploitasi kejahatan seksual di lembaga-lembaga seperti UPT PPA Sulawesi Selatan.

Sebagai output kegiatan ini yaitu 147 peserta mendapat pengetahuan dan informasi tentang mengenali bentuk dan dampak OCSEA, serta strategi pencegahan dan penanganannya. Adanya diskusi dan tanya jawab dari peserta dan narasumber. Sebagai bentuk tindak lanjut dari kegiatan ini, para peserta yang telah mengikuti kegiatan akan memperkuat edukasi kepada teman sebaya atau keluarga terdekat.