• adminbakti
  • 18 December 2023

Kegiatan Diskusi Online Inisiatif Cerdas dan Inovasi Pembangunan Live IG @infobakti

Pada periode Oktober - Desember 2023, Yayasan BaKTI telah menggelar 2 (dua) diskusi Live Instagram dilaksanakan dengan menghadirkan 2 perempuan inspiratif dari NTT, yakni Alfonsia Maria dari Komunitas Mura Rame dan Pendeta Emmy Sahertian dari Komunitas Hanaf. Berikut cerita lengkap diskusinya:


Mura Rame, Mengajak Orang Muda Menyelamatkan Lingkungan

Mura Rame merupakan perkumpulan anak muda untuk inisiatif lintas isu termasuk perubahan iklim yang berasal dari Flores Timur dan Pulau Lembata. Mura rame berarti senang sama-sama, menggambarkan semangat anak muda untuk melakukan kegiatan dengan bahagia.

Diskusi dilaksanakan bersama Alfonsia Maria (Narasumber) salah satu pegiat komunitas Mura Rame dari Flores Timur. Ia berbagi tentang bagaimana upaya kolaborasi orang muda di Flores Timur dalam mengajak orang muda lainnya untuk menyelamatkan lingkungan. Tidak banyak komunitas muda yang konsen atau mau fokus ke isu lingkungan tapi di Flores Timur dan Lembata namun Mura Rame adalah salah satu komunitas anak muda yang bergerak aktif bersama dalam bingkai kolaborasi untuk mengkampanyekan isu-isu penyelamatan lingkungan.

Beberapa poin dalam diskusi adalah sebagai berikut:
•    Dalam melakukan kampanye Mura Rame mengajarkan bagaimana agar terhindar dari sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari, jadi kita membawa dispenser di tempat kegiatan dan tamu undangan akan membawa tumblr dan tempat bekal. Karena sampah plastik ini susah diurai yang sangat berdampak pada lingkungan.
•    Melakukan edukasi ke tamu undangan bahwa di flores timur merupakan daerah laut yang menghasilkan banyak hasil laut seperti ikan, jika memasuki musim hujan sampah plastik itu akan dibawa oleh air laut yang berdampak pada ikan-ikan akan mengkonsumsi sampah itu, jadi besar kemungkinan kita juga akan mendapati sampah-sampah plastik itu saat membeli ikan. 
•    Target kegiatan Mura Rame adalah lebih banyak anak muda dan komunitas-komunitas seperti orang muda katolik, karang taruna dari perwakilan tiap sekolah dan mahasiswa untuk masyarakat umum, pemerintah lokal seperti Pak Lurah, Pak Camat. 
•    Kegiatan lingkungan yang dilakukan Mura Rame seperti pada setiap ketigatan tidak memberi air kemasan dan tidak menjual jajan-jajan plastik. Jadi semua tamu undangan yang datang diwajibkan bawa tumblr karena ada dispenser yang telah disediakan. 
•    Kegiatan kedua yaitu goes to school dan goes to campus, dalam bentuk menonton dan berdiskusi bersama film dokumenter tentang lingkungan. Disini melihat kemampuan anak sekolah, apakah mereka menyadari krisis iklim yang sedang dihadapi sekarang, dan ternyata mereka menyadari. 
•    Selain itu, di bulan agustus lalu mengikuti kegiatan karnaval dengan tema "Kreativitas Untuk Flores Timur", juga turut melibatkan anak sekolah (SD, SMP) dan selama kegiatan kelompok kita yang sama sekali tidak menghasilkan sampah plastik dan pada akhirnya kita Mura Rame mendapatkan Juara 1 untuk kelompok anak muda. 
•    Dalam komunitas Mura Rame sudah menurunkan 150 karang buatan, sudah ada di Kelurahan Lohayong dan beberapa tempat lainnya. Kegiatan dari Mura Rame juga ternyata memberikan pengaruh positif terhadap pemerintah khususnya di kelurahan ini. Update terbaru dari kelurahan ini, bapak lurah sudah memutuskan bahwa setiap kegiatan mereka tidak menghasilkan sampah plastik, mereka tidak lagi menyediakan air kemasan plastik. 
•    Strategi kampanye yang dilakukan dengan cara kreatif, tetapi ada model kampanye dengan stand up comedy, menggunakan kostum menarik pada titik keramaian seperti pasar, lapangan sepak bola, pelabuhan. Tantangan yang dihadapi Mura Rame dalam berkegiatan di antaranya komentar-komentar negatif dari warga sekitar.
•    Rencana kegiatan dalam waktu ini yang akan dilakukan Mura Rame adalah menanam pohon, sambil menunggu musim hujan menanam bunga-bunga di depan rumah dan mengupload di Media Sosial.
Peserta diskusi ini diikuti oleh Sahabat BaKTI dari berbagai wilayah di KTI seperti dari Kupang, Gorontalo, Larantuka, Flores Timur dan daerah lainnya. Adapun jumlah peserta yang terpantau mengakses dan mengikuti diskusi adalah sebanyak 30 peserta dengan dengan jumlah akun terjangkau adalah sebanyak 77 Sahabat BaKTI.


Berdaya Di Rumah Sendiri

NTT dikenal sebagai provinsi penyumbang tenaga kerja terbanyak ke luar negeri dan juga dikenal sebagai provinsi paling tinggi angka kasus perdagangan orangnya. Data Balai Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau BP3TKI Provinsi NTT menunjukkan bahwa pada tahun 2017  jumlah pekerja migran indonesia asal NTT yang bekerja diluar negeri melalui prosedur resmi tercatat sebesar 113 orang.  Di tahun 2018 mengalami peningkatan yang cukup fantastis sebanyak 1.613 orang dan turun kembali sebanyak 553 pada tahun 2019. Yang menjadi persoalan adalah bahwa dalam satu dekade ini sudah lebih dari 600 jenazah pekerja migran Indonesia baik yang tidak dipulangkan maupun yang di pulangkan ke NTT. Data itu mungkin sepintas mengindikasikan lemahnya pengawasan dan perlindungan terhadap calon pekerja migran dan pekerja migran indonesia sehingga rentan menjadi korban perdagangan orang.

Pada edisi 30 November 2023 hadir Pendeta Emmy Sahertian dalam ruang diskusi virtual, ia seorang pendeta yang banyak berkecimpung di dunia kemanusiaan, ia juga dikenal sebagai aktivis pembela kebenaran dan keadilan. Pendeta Emmy Sahertian memulai karir dari advokasi kebangsaan di AMBTI dan advokasi hak asasi manusia serta daerah konflik kemudian aktif di pendampingan pastoral HIV/AIDS dan hingga pendampingan terhadap korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan kekerasan lainnya. Ia tergabung dalam komunitas Hanaf.

Hanaf adalah sebuah komunitas yang konsen pada isu kemanusiaan. Ibu Emmy Sahertian dan komunitas Hanaf memberikan pendampingan, penguatan dan advokasi kepada para perempuan pekerja rumah tangga, penyintas tindak pidana perdagangan orang dan perempuan korban kekerasan berbasis gender

Menyadari akan hal ini, kebetulan ada anak-anak muda yang sangat baik, hal ini dimulai dari ada proyek inspirasi yang merekrtut beberapa anak muda belajar dimana-mana dan pulang, salah satu program kerjanya adalah mencoba membuat penelitian di antara pekerja rumah tangga yang sebetulnya menjadi kelompok rentan yang selalu tereksploitasi dalam TPPO. Nah, pekerja rumah tangga inilah yang kemudian menjadi subjek bersama mereka untuk penelitian dan mereka menemukan bahwa karena Negara belum melindungi mereka dengan baik, mereka ketika keluar itu lebih tidak terlindungi lagi. Sehingga, kita bergerak bersama mereka, mereka menyadari bahwa tidak hanya penelitian dan hasil tapi pekerja rumah tangga yang mereka bekerja sama dalam penelitian ini itu ternyata juga korban TPPO yang sudah berulang, dan ketika kembali ke kupang dia tetap tidak berdaya dan tidak ada kesejahteraan, dia tetap menjadi pekerja rumah tangga dengan gaji yang lebih rendah dan malah mengalami KDRT.

Hanaf dalam bahasa dawan artinya bersuara, Bersama dengan anak muda yang tergabung dalam Komunitas Hanaf, bersama teman-teman para pekerja rumah tangga dan juga ada salah satu penyintas TPPO Mama Mariance Kabu berkumpul untuk membuka ruang meratap, ruang memberitahu apa saja, ada pekerja rumah tangga yang lain. Hanaf adalah ruang solidaritas antar mereka.

Jumlah peserta diskusi yang hadir adalah 30 orang, dengan jumlah account reached adalah 49 account followe @infobakti. Peserta diskusi datang dari berbagai wilayah di KTI terutama Kupang dan Makassar.

Rekaman masing-masing diskusi dapat anda tonton kembali di IG TV @infoBaKTI pada link: https://www.instagram.com/infobakti/channel/
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika anda sedang menjalankan atau mempunyai informasi terkait inisiatif cerdas ataupun inovasi yang ingin anda bagi ke Sahabat BaKTI melalui media kami, sila hubungi email: info@bakti.or.id