Berita BaKTI
  • admin
  • 14 March 2019

Lokakarya Akhir MELAYANI

Setelah dilaksanakan sejak bulan Oktober 2017, Program MELAYANI mengakhiri kegiatannya pada akhir Februari 2018. Untuk itu pada tanggal 28 Februari 2019 dilaksanakan Lokakarya Akhir MELAYANI di Hotel Mercure, Jakarta. MELAYANI merupakan program kerja sama pemerintah Kab. Belu, Bojonegoro, Kubu Raya dengan Bank Dunia dan BaKTI.
Tujuan dari Lokakarya Akhir MELAYANI adalah:

  • Mengidentifikasi, dan mengkonsolidasikan capaian dan tantangan dalam pelaksanaan MELAYANI
  • Berbagi pelajaran yang didapat dari implementasi MELAYANI kepada stakeholder terkait di tingkat pemerintah pusat dan daerah.
  • Mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengintegrasikan pendekatan yang berfokus pada “pemecahan masalah yang adaptif” dalam proses kerja pemerintah

Lokakarya akhir MELAYANI diawali dengan pemutaran film MELAYANI yang menggambarkan proses masing-masing kabupaten dalam mengidentifikasi dan menetapkan “masalah” serta pencarian dan implementasi solusi. Kabupaten Bojonegoro memilih masalah penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir sebagai fokus masalahnya, Kabupaten Belu memilih masalah peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di tingkat Sekolah Dasar, dan Kabupaten Kubu Raya memilih masalah penurunan angka stunting. Setelah itu, Lokakarya dilanjutkan dengan sesi berbagi pengalaman dan pembelajaran dari implementasi MELAYANI di Kabupaten Bojonegoro, Belu dan Kubu Raya. Pada sesi ini disampaikan bahwa proses kerja yang ada di Pemda selama ini cenderung mengikuti siklus anggaran sehingga seringkali belum fokus pada penyelesaian masalah. Pemda cenderung mengikuti panduan program dari pusat, dan tidak cukup melakukan adaptasi lokal sehingga hasil yang diharapkan tidak tercapai. Selain itu instansi sektoral, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan sering tidak memperhatikan kendala keberhasilan program yang berasal dari proses administrasi dan manajemen seperti sistem mutasi pegawai atau sistem administrasi anggaran, mereka menerima saja kendala manajemen dan cenderung tidak melakukan sesuatu untuk memecahkannya. Pemecahan masalah layanan dasar seringkali memerlukan tim multi-sektoral, bukan hanya anggotanya saja yang multi-sektoral tetapi pimpinannya pun seharusnya berasal dari instansi multi-sektoral. Program MELAYANI menyediakan platform untuk kerja sama lintas sektor. Selain itu disampaikan juga banyak data yang dikumpulkan tetapi lebih untuk keperluan pelaporan ke pimpinan dan belum cukup digunakan untuk keperluan memecahkan masalah yang dihadapi.

Sesi terakhir pada Lokakarya ini adalah Diskusi Panel terkait integrasi pendekatan “adaptive problem solving” dalam proses kerja pemerintah daerah. Hadir sebagai nara sumber pada sesi adalah Bapak Jeffrey Muller dari  menterian PAN, Ibu Nida Rohmawati dari Kemenkes, Bapak Abdul Mukti dari Kemendikbud, Ibu Hilda Nusi dari Ditjen Bangda, Kemendagri, Prof. Irfan Ridwan Maksum, Guru Besar FIA UI dan sesi ini dimoderatori oleh Ibu Ifa Hanifah Misbach. Kemenkes berbagi pengalaman dalam mendorong daerah untuk menggunakan pendekatan berbasis pemecahan masalah melalui District Problem Solving Team. Ditjen Bangda selaku pembina perencanaan pembangunan di daerah berbagi mengenai bagaimana pendekatan yang berfokus kepada pemecahan masalah dan adaptif dapat diintegrasikan ke dalam proses bisnis (proses kerja) pemerintah daerah. Kemendikbud tentang bagaimana mereka dapat membantu daerah untuk memecahkan masalah-masalah layanan pendidikan dasar. Prof. Irfan Ridwan Maksum berbagi pandangannya tentang integrasi pendekatan yang berbasis pada “pemecahan masalah” dalam siklus kerja pemerintah daerah.

Hadir pada Lokakarya ini juga Bupati Belu, Bapak Willibrodus Lay yang memberikan apresiasi atas pendampingan Bank Dunia melalui program MELAYANI di Kabupaten Belu. Bagaimana pemerintah kabupaten Belu berhasil mengidentifikasi, menemukenali permasalahan pelayanan dasar dan memilih masalah peningkatan kualitas pendidikan sebagai isu prioritas dan kemudian sama-sama mencari solusinya.

Pelajaran dari pelaksanaan MELAYANI menunjukkan bahwa pendekatan yang berfokus pada penyelesaian masalah, melalui kerja tim lintas sektoral, dan dengan menggunakan data secara lebih baik sangat membantu dalam menguraikan satu demi satu kendala untuk memperbaiki layanan dasar. Semoga pengalaman berharga dari MELAYANI tersebut dapat menjadi pelajaran dalam upaya perbaikan layanan dasar di Indonesia, sehingga layanan dasar di Indonesia dapat terus membaik secara berkesinambungan