• admin
  • 03 June 2024

Pelatihan Teknik Budidaya dan Pengembangan Usaha Peternakan di Kabupaten Sumba Barat Daya

Pelatihan Teknik Budidaya dan Pengembangan usaha Peternakan Skala Rumah Tangga dilaksanakan di  salah satu lokasi Program BangKIT (Pengembangan Penghidupan Masyarakat Yang Inklusif di Perdesaan Kawasan Timur Indonesia) yaitu Kabupaten Sumba Barat Daya. Pelatihan dilaksanakan dengan menggandeng pemerintah daerah Kabupaten Sumba Barat Daya sebagai mitra strategis yang telah menjadi simpul bagi Yayasan BaKTI dan pemerintah daerah dalam usaha mendukung pengentasan kemiskinan serta meningkatkan pengembangan mata pencaharian masyarakat desa.

Pada kegiatan pelatihan yang berlangsung pada 29-30 Mei 2024 ini diikuti oleh 27 peserta (15 laki-laki dan 12 perempuan). Pelatihan ini berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Kodi. Arry Pelokila, salah satu trainer yang juga merupakan anggota Geng Motor Imut (Komunitas masyarakat peternak atau yang punya minat dalam bidang peternakan dan pertanian organik. Suka berkeliling menggunakan morot dari kampung ke kampung untuk berbagi ilmu peternakan dan pertanian organik serta teknologi tepat guna yang mudah, murah, dan ramah lingkungan), menyampaikan bahwa terkadang sebagian besar peternak rumahan tanpa sadar terjebak pada dua praktik yang keliru. Pertama, istilah “ternak makan peternak” yaitu praktik usaha peternak dengan menyediakan modal serta waktu pemeliharaan terhadap ternak lebih besar dari pada nilai jual dari ternak itu sendiri. Kedua, diistilahkan dengan “ternak makan ternak” yaitu praktik kegiatan budidaya dan pengembangan ternak di mana modal awal serta keuntungan penjualan ternak dipergunakan untuk keperluan budidaya dan pengembangan bibit ternak berikutnya. Karena itu, modal penyediaan pakan serta durasi waktu pemeliharaan ternak tidak sebanding dengan nilai jual dari pada ternak itu sendiri.


Menurut Arry seharusnya praktik yang hendak dijalankan oleh para peternak dari kegiatan budidaya dan pengembangan ternak dapat memberi keuntungan dan meningkatkan usaha peternakan skala rumah tangga itu sendiri. Oleh karena itu setiap peternak hendaknya memahami dan mendapat pengetahuan terkait teknik perawatan dan pemberian pakan ternak secara tepat guna untuk meminimalisir pengeluaran modal usaha tanpa mengabaikan kualitas perawatan dan pakan yang diberikan kepada ternak.  

Sementara itu pada momen yang sama, Benyamin kaka, S.Si selaku Kepala Pemerintahan Kecamatan Kodi menyampaikan apresiasi kepada Yayasan BaKTI sebagai pelaksana program BangKIT di wilayah Kodi. Ia berterima kasih atas dukungan kegiatan penghidupan masyarakat desa dampingan melalui kegiatan pendampingan dan penguatan kapasitas melalui penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pelatihan. 

“Kami berharap dari pelatihan ini para peserta pelatihan dapat dibekali dengan pengetahuan terkait cara untuk mencegah penyakit ternak, pengaturan pola pemberian pakan pada ternak, serta trik atau metode perhitungan ekonomi yang baik untuk menekan pengeluaran modal pemeliharaan, serta waktu yang tepat untuk melepas atau menjual ternak ke pasaran agar masyarakat mendapat keuntungan dari kegiatan beternak.” Ungkap Pak Benyamin.

 

 Amsurya Warman Amsa selaku Livelihood Specialist program BangKIT menyampaikan bahwa program BangKIT kegiatan ini untuk menindaklanjuti aspirasi dari masyarakat desa yang sebelumnya disampaikan dalam musyawarah tingkat desa. “Pada kesempatan ini kita coba merealisasikan salah satu aspirasi masyarakat yang dilihat menjadi hal penting bagi pengembangan penghidupan masyarakat desa yaitu kegiatan peternakan yang didasarkan pada kebutuhan dan penilaian kepemilikan aset ternak di desa tersebut. Kegiatan berbagi informasi terkait dengan pelatihan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para peserta serta dapat berbagi pengetahuan kepada warga desa lainnya”. Ia berharap program dari Yayasan BaKTI dengan dukungan Japan Social Development Foundation dan Bank Dunia ini memberikan dampak positif, menghadirkan praktik baik pengembangan penghidupan peternakan rumah tangga dan melahirkan local champion di wilayah Kodi yang dapat menjadi penggerak perubahan bagi warga serta lingkungan tempat ia tinggal.

Pada kegiatan ini, para peserta memperoleh pengetahuan terkait pengembangan usaha ternak dengan memperkenalkan  prinsip dan teknik dasar pemeliharaan ternak babi, kambing dan unggas, teknik pembuatan pakan ternak yang sesuai kebutuhan nutrisi ternak serta penyampaian informasi terkait dengan manajemen usaha peternakan.

Peserta juga memperoleh pengetahuan mengenai pemeliharaan yang efisien dan benar serta praktek langsung pengolahan pakan ternak. Dalam proses tersebut para peserta kegiatan secara bergantian memaparkan terkait dengan kegiatan tindak lanjut yang hendak dilakukan secara individu maupun berkelompok di dalam desa terkait dengan teknik budidaya dan pengembangan usaha peternakan.


Yohanes Kodi Kabura, salah satu peserta yang juga merupakan Sekretaris Desa Magho Linyo sekaligus Ketua Pokja Program BangKIT berencana mengajak beberapa warga di desanya untuk membentuk kelompok ternak. Melalui kelompok ini, Yohanes bersama dengan anggota kelompok bentukannya merancang kegiatan terkait kegiatan beternak babi sekaligus membagikan pengetahuan yang didapatkan pada saat pelatihan kepada anggota kelompok. Harapannya usaha budidaya dan pengembangan ternak di desanya dapat menjadi lebih baik serta membantu masyarakat meningkatkan taraf penghidupan di Desa Magho Linyo.

Menanggapi road map perencanaan budidaya dan pengembangan usaha peternakan yang dibuat oleh peserta kegiatan, Mariana Noda Ngara yang bertindak sebagai salah satu Fasilitator Kabupaten Forum BangKIT Kabupaten Sumba Barat Daya menyatakan harapannya. “Saya berharap dari kegiatan pelatihan, para peserta perwakilan dari desa-desa dampingan Yayasan BaKTI dapat memberi dampak kepada warga sekitar desa dengan cara mentransferkan informasi dan melakukan  kegiatan praktik yang sudah kita dapat selama tiga hari kegiatan pelatihan. Serta diharapkan kegiatan sejenis ini dapat direplikasi dalam rencana kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat pemerintah desa”.