• adminbakti
  • 11 November 2021

Road to Festival Forum KTI: Inisiatif Cerdas Sistem Pertanian Terintegrasi

Sebagai petani muda dan seorang sarjana pertanian berbagi pengalaman dimulai dengan latar belakang mengapa hal ini tercetus, yang pertama pertanian adalah karena hajat hidup orang banyak. Setiap manusia butuh makna tiap harinya. Yang kedua mengedepankan 3 prinsip dalam bertani. Ramah lingkunga; menguntungkan secara ekonomi; memaksimalkan sumber daya lokal dan ketiga Potensi lahan kering di NTT 1,5 juta ha. Kemajuan tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor objektif tetapi juga oleh peranan subyektifitas generasi muda NTT (pertanian tidak hanya ide tetapi kerja). Pekerjaan petani apabila dilakukan secara total akan memberikan dampak baik bagi daerah dimana kita berada. 
Adapun tujuan nantinya bisa dapat berkontribusi mengatasi masalah kelaparan dengan cara memastikan ketersediaan pangan sehat yang mudah diakses melalui model pertanian organik terintegrasi.
Pertanian organik mempunyai Visi; Terbebasnya masyarakat dari kelaparan dan kemiskinan dan Misi; pertama memperluas lahan dan membentuk suatu kawasan pertanian organik terintegrasi yang akan dikembangkan menjadi agrowisata, pusat belajar dan pemberdayaan masyarakat, kedua memastikan ketersediaan makanan sehat dan segar bagi konsumen sepanjang waktu dan mudah diakses dan ketiga menghimpun sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk selalu mengampanyekan pertanian organik dan mereplikasi model pertanian organik terintegrasi.
Awal membangun pertanian organik dengan melakukan pertama-tama membongkar karang kemudian membuat bedeng-bedeng yang akan ditanami dengan ditambah tanah dan dicampur serbuk kayu, kemudian penentuan jenis bibit/benih yang cocok untuk tanahnya dilanjutkan dengan perawatan tanaman dengan mengurangi hama dan penyakit dengan jenis pestisida organik. Kemudian mengintegrasikan dengan ternak (kambing) dan ikan (lele) sebagai mesin pupuk organik. Kebun juga dijadikan sebagai tempat belajar dan pemasaran salah satunya dengan cara pasar online.
Kontribusi GS organis untuk masyarakat NTT sejak tahun 2013 – sekarang: sebagai konsultan pertanian dan fasilitator pertanian bagi kepala desa, penyuluh pertanian, masyarakat dampingan NGO lokal dan internasional, sebagai duta Petani Muda Terbaik Indonesia tahun 2018. Study Tour Pertanian Integrasi ke Australia tahun 2019, Narasumber Indonesian Development Forum (IDF) 2019 dan Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian tahun 2020-2022.
Program kerja utama untuk kedepan, jangka pendeknya: Mengampanyekan pertanian organik melalui melalui media massa dan televisi dan memaksimalkan penjualan melalui media online, dengan memperkuat SDM di sisi administrasi dan pemasaran; Menjadi tempat belajar bagi masyarakat dan mahasiswa tentang pertanian organik terpadu; Terlibat dalam upaya pengembangan sistem pertanian organik terpadu bagi generasi milenial melalui pembuatan modul-modul dan praktik pembelajaran. Untuk jangka menengah:  Memperluas areal lahan untuk peningkatan produksi dan Menggunakan teknologi dan mekanisasi pertanian. Sedangkan untuk jangka panjang menjadi destinasi agrowisata.
Selain itu langkah-langkah sampai menjadi GS organik seperti saat ini. Yang pertama adalah dengan mengumpulkan modal, dengan cara memanfaatkan lahan yang tersedia disekitar menjadi produktif. Kemudian siapa saja yang memanfaatkan lahan, semua bisa melakukan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat (menanam sayuran, ikan dan unggas), lebih hemat dari sisi ekonomi. Setelah semua berjalan dan produksi sudah berlebihan , maka konsumen akan datang, sehingga telah terbentuk kebutuhan barang dan jasa. Maka terbentuklah GS organik yang telah tersertifikasi Prima 3 dan sertifikasi halal. Untuk mendapatkan sertifikasi ada persyaratan yang harus dipenuhi antara lain: Good agricultural practice, ramah lingkungan, berkelanjutan dan produk aman di konsumsi. Dan juga ada sertifikasi lahan yang akan diperiksa oleh instansi terkait. Kedepan GSO rencana akan menaikkan level sertifikasi menjadi Prima 2 dan Prima 1. 

Ketersediaan pangan dapat diupayakan dan dilakukan oleh siapapun dengan keterbatasan lahan yang dimiliki. Narasumber telah menunjukkan bahwa karang pun bisa diubah menjadi lahan subur dan menghasilkan bahan makanan yang sehat dan aman sampai di meja makan. Bertani bukan hanya sekedar bercocok tanam, tapi bertani adalah tentang kehidupan, kreasi, kolaborasi dan karunia Ilahi. 

Tonton sesi selengkapnya Inisitiaf Cerdas Sistem Pertanian Terintegrasi di sini