• adminbakti
  • 29 August 2023

Side Event di FFKTI IX: Menyingkap Potensi Sektor Swasta dalam Memberikan Manfaat bagi Petani Kecil

PRISMA  (The Australia-Indonesia Partnership for Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture)  

Pembicara:

  1. Prof. Daniel Daud Kameo, S.E., M.A., Ph.D. - Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Pembangunan Ekonomi
  2. Johanna W. Lisapaly, S.H, M.Si. - Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT
  3. Julius Eklemis - Penangkar Benih Sehat Toka Kabupaten Manggarai Timur, NTT
  4. drh. Roy Mansula - Pig Breeder, Tilong Farm, Kabupaten Kupang

Moderator: 
Ferdinandus Rondong - Head of Portfolio PRISMA 
 
PRISMA bekerja dengan sektor swasta sebagai mitra strategis pembangunan. Setidaknya ada tiga hal penting mengapa PRISMA bekerja dengan sektor ini. Pertama, sektor swasta adalah mesin pertumbuhan petani. Kedua, swasta tidak hanya dimotivasi oleh keuntungan tetapi juga orientasi pembangunan sosial. Ketiga, swasta membutuhkan dukungan dari pihak lain untuk membuat bisnis bertumbuh yaitu dari komunitas dan pemerintah. 

Untuk wilayah NTT, fokus PRISMA adalah pengembangan peternakan babi dan pertanian jagung. Bagaimana model bisnis yang sudah dikembangkan agar menghasilkan usaha berkelanjutan yang menguntungkan bagi para petani kecil di NTT? 
 
Prof. Daniel Daud Kameo, S.E., M.A., Ph.D, Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Pembangunan Ekonomi mengungkapkan bahwa di bidang pertanian, salah satu produk unggulan adalah jagung. Saat ini NTT memiliki inovasi tanam jagung panen sapi. Ini adalah model pengembangan pertanian yang tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi tapi juga komersil. “Jagung diarahkan untuk komersil, jika 40% untuk komersial dan konsumsi 60% maka dari hasil komersil bisa beli ayam lalu investasi ternak kambing, babi dan kemudian sapi,” ujar Daniel. 

Di sektor peternakan, Johanna W. Lisapaly – Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah membuat grand design sampai 2028 untuk kesejahteraan peternak yang diukur dari jumlah minimal kepemilikan hewan ternak, yakni 150 ekor untuk ayam, 14 ekor untuk babi, dan 10 ekor untuk sapi.  Untuk mencapai itu, Johanna menjelaskan bahwa pemerintah telah berkolaborasi dengan berbagai pihak antara lain peternak, swasta, perbankan, dan mitra pembangunan seperti PRISMA. 

Fokus kolaborasi dengan PRISMA dilakukan untuk pengembangan peternakan babi. Kolaborasi tersebut berupa usaha pembibitan dan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan kandang sebagai upaya mengatasi berbagai virus yang menyerang babi seperti African Swine Fever (ASF). 
 
Roy Mansula, peternak babi dari Tilong Farm Kabupaten Kupang, mengatakan bahwa usaha peternakan babi di NTT memiliki potensi besar. Sebagai pihak swasta, dirinya mengaku sangat terbantu dengan adanya kolaborasi multi pihak tersebut. 

Roy mulai bermitra dengan PRISMA pada 2022. Kerja sama tersebut telah memberikan motivasi untuk berinovasi. Di bidang pembibitan, ia berhasil menyediakan bibit berkualitas, baik dalam bentuk piglet atau cement (sperma). Sampai tahun 2023, Roy mampu menyuplai 100-150 bibit setiap bulan dengan jumlah sperma yang dihasilkan tidak terhitung. 

Selain pembibitan, ia juga belajar tentang pengolahan limbah. “Kami satu-satunya peternakan yang memakai instalasi pengolahan air limbah (IPAL), yaitu air kotoran diproses untuk memisahkan sedimen kasar dan cair,” Roy menjelaskan. 
 
Edukasi tentang kebersihan kandang dan biosecurity di masyarakat juga menjadi bagian dari upaya memajukan peternakan babi di NTT, terlebih virus ASF hingga saat ini belum ada vaksinnya. Sehingga biosecurity menjadi upaya yang dapat dilakukan saat ini. 

Roy kini sedang menjajaki kerja sama dengan Timor Leste untuk menyuplai bibit tidak hanya dalam bentuk cement tetapi juga piglet, serta pola manajemennya. “Mereka ingin menduplikasi apa yang dilakukan di Tilong Farm,” ujarnya. 

Tak jauh berbeda dengan peternakan babi, bidang pertanian jagung juga dilakukan dengan penyediaan benih. Julius Eklemis, penangkar benih Sehat Toka Kabupaten Manggarai Timur NTT, mengungkapkan bahwa benih menjadi salah satu faktor utama karena benih bagus akan menjamin hasil yang juga bagus. 

Jenis jagung yang Julius kembangkan adalah jagung komposit. Setelah ia mendapat pelatihan dari PRISMA terkait penangkaran benih jagung komposit pada tahun lalu, pihaknya tidak ragu untuk memproduksi. “Kami kumpul sesama petani, dari situ kami mulai saling bertukar pengetahuan dan informasi sehingga kami tidak ragu memproduksinya,” Julius bercerita. 

Jenis komposit yang ia kembangkan berbeda denih jenis hibrida yang selama ini digunakan petani. Julius menjelaskan bahwa panen jagung jenis hibrida rata-rata hasilnya buruk, pun masa panen yang terbilang lama yakni empat bulan (misalnya Oktober-Januari). Sementara dengan benih jagung komposit yang ia kembangkan bisa ditanam beberapa kali dan lebih menguntungkan karena harga bibit murah. Jika benih hibrida harganya 80 ribu – 120 ribu per kg, maka komposit hanya 15 ribu – 20 ribu saja. Sementara untuk hasil panen, jagung hibrida sangat bergantung pada pupuk – pemupukkan minimal 2 hingga 3 kali. Berbeda dengan jagung komposit yang tetap menghasilkan bahkan lebih meski tidak dipupuk. 
 
Selain pembibitan, Julius mengatakan bahwa ia juga mendapat pelatihan tentang pasar. Hal ini sangat bermanfaat karena selama ini ia tidak pernah tahu pasar komersial. Lewat pelatihan tersebut, pihaknya bahkan mendapat bantuan promosi di kabupaten lain. “Lewat pelatihan kami dapat bantuan promosi, kini di tiga kabupaten ada bibit kami yaitu Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat dengan brand SEHATI TOKA,” ujarnya. 

Alhasil, Julius kini mampu menjual minimal 1 ton dalam seminggu. Untuk penggunaannya, dalam 1 hektar membutuhkan 20-25 kg jagung komposit sehingga total bisa mencapai 10.000 hektar. 

Selama 10 tahun ini, PRISMA sudah berhasil memberi manfaat kepada petani hingga 1,2 juta petani dengan peningkatan pendapatan 114%. Di NTT sektor yang dikerjakan adalah peternakan babi yang berhasil meningkatkan pendapatan 142 ribu rumah tangga miskin dengan peningkatan pendapatan 400% lebih. Sementara untuk sektor jagung PRISMA sudah memberi manfaat kepada hampir 40 ribu rumah tangga miskin.


Highlights side event ini dapat Anda saksikan pada video berikut: