Sosialisasi Strategi Adaptasi Ketahanan Iklim untuk Pembangunan Perumahan dan Permukiman yang Berketahanan Air Bersih dan Sanitasi di Sulawesi Selatan
Pemerintah daerah Sidrap, Pinrang, Wajo, dan Palopo tengah menyiapkan pembangunan air bersih dan sanitasi aman dan berkelanjutan. Bahkan sejumlah inisiatif layanan air limbah domestik aman dan berkelanjutan telah terlaksana, di antaranya program layanan penyedotan lumpur tinja terjadwal serta inspeksi akses sanitasi aman rumah tangga melalui kolaborasi Dinas Kesehatan dan Dinas PUPR. Oleh karena itu, seiring dengan pelaksanaan inisiatif tersebut maka pemerintah daerah tersebut dipandang perlu membuat perencanaan inklusif yang mengadaptasi ketahanan iklim air bersih dan sanitasi.
Sejumlah bencana yang terus berulang terjadi di wilayah tersebut seperti angin kencang, puting beliung, kebakaran, gempa bumi, tanah longsor, dan banjir. Semua bencana tersebut berdampak langsung pada akses air minum dan sanitasi. Dampak bencananya antara lain keberfungsian infrastruktur, kelangkaan air, dan perilaku BABS di tempat terbuka. Saran dan layanan air, sanitasi dan drainase yang tidak memadai menyebabkan kontaminasi tinja tanah dan air. Masalah berikutnya adalah banyak warga masyarkat khususnya anak-anak yang terpapar penyakit serius seperti deare, pneumonia, peradangan usus, dan stunting.
Kesesuaian antara kondisi rentan bencana dan ketersediaan sanitasi dan air bersih sejatinya oleh pemerintah daerah dibuat sebagai panduan dalam menyiapkan rencana pembangunan kawasan permukiman dan perumahan dengan mempertimbangkan ketersediaan sarana dan layanan air bersih secara berkelanjutan. Sehingga nantinya dokumen perencanaan pembangunan daerah semuanya sudah berbasis ketahanan iklim. Pada konteks ini kegiatan sosialisasi strategi adaptasi ketahanan iklim untuk WASH dilaksanakan.
Tujuan utamanya yaitu memfasilitasi Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) dan segenap stakeholder iklim dan kebencanaan di kabupaten Sidrap, Pinrang, Wajo dan kota Palopo untuk mampu mengukur indeks ketahanan iklim WASH mereka dengan menggunakan tool PERIKSA (Penilaian Risiko Iklim Sanitasi dan Air).
Kegiatan berlangsung di Hadide Café and Meeting Room, Sidrap, dengan 41peserta (laki-laki 32; Perempuan 9). Mereka terdiri dari 21 orang dari kabupaten Sidrap dan selebihnya berasal dari kota dan kabupaten Palopo, Wajo dan Pinrang, yang diwakili masing-masing 5 orang peserta. Unsur peserta terdiri dari Pokja Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dengan unsur OPD yakni Bappelitbangda, Dinas PU/Biciptapera/Bimacipta, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kominfo. Sementara OPD di luar Pokja PKP yakni Dinas Sosial, PDAM, BPBD dan Forum Pengembang Perumahan di kabupaten Sidrap.
Kegiatan sosialisasi dan praktik penggunaan tool PERIKSA di dibuka dan didampingi oleh Ir. H. A. Faisal Ranggonng, ST., MT. Kepala Bappelitbangda Sidrap. Materi sosialisasi dibawakan oleh narasumber Bappelitbangda provinsi Sulsel mewakili Pokja PKP provinsi, Nurwira Rahayu, konsultan perencanaan wilayah provinsi Sulsel, Maraita Listyasari, WASH Specialist Unicef Indonesia, Laras Primasari, Direktorarat Perumahan dan Kawasan Permukiman BAPPENAS, dan Tri Budiharto, konsultan perencana wilayah dan tata ruang, Sulawesi Selatan.
Hasil kegiatan ini, masing-masing tim kabupaten Sidrap, Wajo, Pinrang dan Palopo menyelesaikan tugas praktik mengukur indeks ketahanan iklim masing-masing untuk area Kondisi Masyarakat dalam menghadapi berbagai bencana akibat perubahan iklim dengan menggunakan alat PERIKSA. Kegiatan in i juga berhasil mengidentifikasi kabupaten/kota yang berpotensi menjadi wilayah target kegiatan program WASH untuk pendampingan dan bantuan teknis dalam mengembangkan strategi adaptasi ketahanan iklim yang terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan daerah.