Webinar Jaringan Alumni YLP 

Selama masa pandemi COVID-19 di periode Oktober hingga Desember 2020, UnionAID dan BaKTI melaksanakan kegiatan Webinar Jaringan Alumni Lintas Young Leaders Programme dan Diskusi Live di Instagram BaKTI.

Webinar Jaringan Alumni YLP 

Tim Pengembangan Jaringan Alumni lintas Young Leaders Programme (YLP) mengadakan kegiatan pertama berupa Webinar dengan tema ‘Hak Anak dan Perlindungan Anak’ pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.

Tiga pembicara hadir untuk mempresentasikan topik yang relevan dengan tema ini. Dua pembicara datang dari alumni YLP yakni Naw Thandar Oo dari Myanmar dan Hilton Soberano dari Mindanao, Filipina. Seorang pembicara lain dari Selandia Baru dan juga menjadi bagian dari jaringan YLP adalah Maree Brown, Director pada Child Wellbeing Unit, Department of the Prime Minister dan Cabinet New Zealand.

Webinar ini  dimoderatori oleh Andi Arifayani, alumni YLP dari Indonesia. Webinar ini merupakan bagian dari inisiatif alumni UnionAID, BaKTI, dan YLP yang bertujuan untuk memperkuat jaringan alumni. Tim menyelenggarakan webinar tematik ini sebagai bagian dari proses uji coba apakah cara ini efektif untuk membangun "community of practice" dari kelompok alumni.



Diskusi Live di Instagram @Infobakti

Selama periode Oktober hingga Desember 2020, dua orang alumni program INSPIRASI ikut berbagi dalam diskusi live di Instagram BaKTI tentang pengalaman mereka mengikuti program selama 6 bulan di New Zealand dan proyek terapan yang mereka kerjakan setelah kembali ke Indonesia.

Diskusi Online INSPIRASI

Tanggal 11 November 2020 dengan narasumber Rima Melani Bilaut, Alumni Program INSPIRASI 2019 dan Deputi dan Campaigner WALHI NTT. Rima berbagi cerita tentang kampanye isu-isu lingkungan yang dilakukannya bersama WALHI dan Komunitas Sahabat Alam kepada anak muda di NTT akibat maraknya investasi yang tidak memperhatikan keberlanjutan lingkungan di sana karena minimnya pendidikan dan literasi lingkungan di NTT. 

Berbekal pengalaman yang diperoleh saat mengikuti Program INSPIRASI tahun 2019 di Auckland New Zealand, Rima belajar bahwa pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk kesadaran lingkungan anak-anak mudanya. Apalagi sistem pendidikan di New Zealand juga mengutamakan kelokalan daerah tempat tinggal siswa dikarenakan dalam kurikulum tersebut guru dan sekolah diberi kebebasan untuk membuat sendiri kurikulum sesuai framework yang ditetapkan secara nasional.

Rima juga berbagi tentang proyek terapannya Green Chemistry Teacher Agent for the Environntment atau “Beta Guru Kimia Hijau”, bekerjasama dengan Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Nusa Cendana Kupang. Melalui proyek ini, Rima melakukan workshop bersama mahasiswa calon guru Program Pengalaman Lapangan (PPL) untuk mengintegrasikan isu-isu lingkungan di NTT dalam pembelajaran Kimia. Tujuannya untuk membangun kesadaran mahasiswa maupun siswa terhadap isu lingkungan yang ada di NTT serta melatih calon guru agar mampu mengintegrasikan konteks lingkungan dan kedaerahan dalam pembelajaran Kimia. 

Harapan Rima ke depan, semakin banyak anak muda di NTT yang aktif mengkampanyekan isu lingkungan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal untuk tetap mempertahankan alam dan budaya di sekitarnya.

INSPIRASI

Tanggal 2 Desember 2020 dengan narasumber Diana Debi Timoria, alumni Program INSPIRASI tahun 2019 dan Staf Solidaritas Perempuan dan Anak (SOPAN) Sumba. Diana berbagi cerita tentang lembaganya, SOPAN dalam melakukan pendampingan terhadap korban kekerasan, melakukan promosi kesehatan dan kesetaraan gender terhadap anak sekolah maupun masyarakat umum baik laki-laki maupun perempuan. SOPAN juga ikut mendokumentasikan pengetahuan-pengetahuan lokal di Sumba. 

Selama 6 bulan berada di New Zealand, banyak pengetahuan yang Diana peroleh khususnya terkait dengan kesehatan dan perempuan. Salah satu yang menarik baginya adalah kunjungan ke lembaga Shine yang memiliki sebuah program yang cukup komplit dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan di New Zealand termasuk modul pembelajaran dan pelatihan untuk sekolah-sekolah dan masyarakat pada umumnya. Mereka juga memiliki rumah aman yang sangat bermanfaat bagi para korban kekerasan terhadap perempuan.

Kembali ke Indonesia, Diana membuat sebuah proyek terapan dengan nama “Tada Ai (Traditional healing)” yang mendokumentasikan tanaman obat yang digunakan oleh pengobat tradisional (dukun kampung) di Sumba Timur serta mengenal tanaman-tanaman yang dipakai untuk mempromosikan kesehatan lingkungan di Sumba lewat sebuah buku.  Diana juga berbagi cerita mengenai passion nya terhadap tenun ikat. Ia mendalami tenun ikat dengan pewarna alami bersama anak muda di Sumba dengan membentuk Komunitas Tenun Kandunu untuk melestarikan alam dan budaya Sumba.