Berbagai Kemajuan Program Kebijakan Berbasis Pengetahuan di Sulawesi Selatan

Program Kebijakan Berbasis Pengetahuan di Sulawesi Selatan memasuki periode Oktober-Desember 2020, sejak mulai dilaksanakan akhir November 2019.  Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPELITBANGDA) Provinsi Sulawesi Selatan dan Yayasan BaKTI dengan dukungan Knowledge Sector Initiative (KSI). KSI didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dan dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas). 

Pada periode Oktober-Desember 2020, beberapa kegiatan yang dilaksanakan:



Pertemuan Tim Pelaksana Kajian

Tim pelaksana kajian yang terdiri dari Fungsional Peneliti Bidang Litbang-BAPPELITBANGDA, Akademisi dan LSM secara aktif melakukan pertemuan dalam rangka persiapan kajian dan konsolidasi hasil kajian. Pertemuan yang dilaksanakan yaitu:

  • Pertemuan Finalisasi Instrumen Kajian

Finalisasi draf instrumen kajian rantai nilai komoditas sutra, berproses melalui serangkaian pertemuan, yang bergulir sejak Agustus 2020. Pertemuan dilaksanakan dua kali pada Oktober 2020, yaitu: pertemuan pada 3 Oktober 2020, dilaksanakan secara daring via Zoom. Pertemuan ini diikuti oleh 12 peserta, terdiri dari 9 (sembilan) orang peneliti, 3 (tiga) orang dari BaKTI dan LSM Payopayo. Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2020 dalam rangka persiapan pertemuan dengan TPM (Tim Penjamin Mutu).

  • Pertemuan persiapan pelaksanaan kajian lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2020, secara daring via Zoom.

Pertemuan ini diikuti 17 peserta yang terdiri dari 13 orang peneliti dan 4 orang dari BaKTI dan LSM Payopayo. Pertemuan ini dalam rangka konsolidasi jadwal dan agenda kunjungan lapangan, pembagian peran koordinasi dan komunikasi kunjungan ke OPD dengan tim peneliti Litbang-BAPPELITBANGDA dalam rangka memastikan jadwal dan kesiapan calon informan. 

  • Pertemuan Konsolidasi Hasil Kajian Lapangan: Konsolidasi hasil kajian lapangan dilaksanakan 7 kali, 3 kali offline dan 4 kali secara daring via zoom:

Diskusi online:

  1. Pertemuan tanggal 10 Oktober 2020, diikuti 11 peserta, 6 laki-laki dan 5 perempuan, yang terdiri dari tim peneliti pelaksana kajian, tim peneliti Litbang Bappelitbangda dan BaKTI. Pertemuan ini mengidentifikasi perkembangan hasil kajian, memastikan status dokumen yang dibutuhkan, pembagian tugas dalam merumuskan outline laporan dan penulisan laporan, finalisasi kuesioner konsumen, dan menyepakati jadwal pertemuan mingguan. 
  2. Pertemuan tanggal 13 Oktober 2020, diikuti 9 peserta, 6 laki-laki dan 3 perempuan, yang terdiri dari tim peneliti pelaksana kajian, tim peneliti Litbang Bappelitbangda dan BaKTI. Pertemuan ini secara spesifik mengidentifikasi jumlah informan yang telah diwawancara, yang belum diwawancara dan strateginya, serta mengidentifikasi ketersediaan data untuk laporan dan kebutuhannya serta strategi untuk memenuhinya.  
  3. Pertemuan yang membahas perkembangan laporan dilaksanakan pada 8 Desember 2020. Pertemuan ini mengidentifikasi kemajuan draf laporan masing-masing tim peneliti pelaksana kajian dan mengidentifikasi kelengkapan data yang dibutuhkan. Pertemuan diikuti 12 peserta, 7 laki-laki dan 5 perempuan.  
  4. Pertemuan lanjutan dalam rangka membahas kemajuan draf laporan yang dilaksakan pada 11 Desember 2020, diikuti 11 orang peserta, terdiri dari 6 laki-laki dan 5 perempuan. 

Pertemuan offline 

  1. Dilaksanakan pada 1 November 2020, diikuti 8 orang, 7 laki-laki dan 1 perempuan yang terdiri dari tim peneliti pelaksana kajian, BaKTI dan LSM Payopayo. Pada pertemuan ini diidentifikasi isu-isu, permasalahan industri sutra pada setiap rantai nilainya, berdasarkan fakta lapangan. Diidentifikasi pula kebutuhan data, informasi untuk mendukung kualitas laporan, antara lain adalah data pelaku industri sutra yang aktif dan yang tidak aktif. 
  2. Workshop penyusunan outline dan penulisan laporan yang dilaksanakan pada Selasa, 17 November 2020 di Hotel Best Western Makassar. Workshop ini diikuti seluruh tim pelaksana kajian, 14 peserta terdiri dari 7 laki-laki dan 7 perempuan. Pertemuan ini memastikan kembali tujuan dan output kajian yang disinkronkan dengan outline laporan, serta mengidentifikasi isu-isu hasil kajian, ketersediaan data dan informasi hasil kajian, juga kebutuhannya untuk memperkuat basis laporan serta menyepakati timeline.  

KSI

  1. Pertemuan tanggal 28 November 2020 dalam rangka finalisasi struktur laporan, mengidentifikasi data dan informasi yang tersedia untuk kepentingan pelaporan serta kebutuhan data dan informasi untuk melengkapi laporan. Pada pertemuan ini disepakati pula timeline laporan hasil kajian. Pertemuan ini diikuti oleh 7 (tujuh) orang (3 laki-laki dan 4 perempuan) yang terdiri dari tim pelaksana kajian termasuk tim peneliti dari Litbang Bappelitbangda dan BaKTI.

KSI

Pelaksanaan Kajian Lapangan Rantai Nilai Sutra

Kajian lapangan dilaksanakan di Kabupaten Wajo, Soppeng, Enrekang dan Makassar dengan 4 (empat) pendekatan, yaitu:

  1. Survei: Survei terdiri dari 2 (dua) pendekatan, yaitu: 1) Survei lapangan dengan responden petani murbei dan pemelihara ulat dilaksanakan di Kabupaten Soppeng dan Wajo.  2) Survei konsumen sutra diedarkan melalui google form.
  2. Wawancara mendalam dengan informan kunci dari pelaku industri sutra dari hulu ke hilir, baik masyarakat, pelaku usaha yang masih aktif maupun yang tidak lagi aktif, pemerintah kabupaten, provinsi dan instansi terkait ditingkat nasional dan pemerhati sutra. Wawancara mendalam dilaksanakan secara offline dan secara daring via zoom. 
  3. Observasi, dilaksanakan oleh tim pelaksana kajian pada obyek industri sutra di hulu dengan mengamati obyek budidaya murbei, pemeliharaan ulat, pemintalan hingga industri tenun. 
  4. FGD (Focus Group Discussion). FGD konfirmasi dan klarifikasi hasil kajian lapangan dilaksanakan secara daring via Zoom pada Senin, 14 Desember 2020. FGD diikuti 36 peserta, terdiri dari anggota DPRD Sulawesi Selatan, OPD terkait tingkat provinsi dan kabupaten (Soppeng dan Wajo), pelaku usaha, dan pelaku kunci industri pengeloaan sutra di Sulawesi Selatan. Pada FGD ini, tim pelaksana kajian menyampaikan temuan dan isu-isu strategis, industri pengelolaan sutra dari hulu ke hilir, antara lain adalah ketergantungan terhadap telur ulat impor karena rendahnya kualitas bibit lokal, pemintalan benang yang belum standar, rendahnya minat masyarakat terhadap budidaya ulat dan tenun, serta tidak tersedianya data base pelaku yang valid dan lain-lain yang direspon oleh peserta terkait dengan pentingnya regulasi, dan beberapa program dan agenda pemerintah kabupaten dalam melestarikan sutra antara lain adalah Program Kampung Sabbeta (Sutra) di Soppeng, sebagai miniatur industri sutra dari hulu ke hilir dan rencana pengembangan wisata sutra di Wajo. 

Pertemuan Tim Pengendali Mutu (TPM)

Pada periode Oktober-Desember, dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan tim pelaksana kajian dengan TPM yaitu:

  1. Pertemuan finalisasi instrumen kajian dilaksanakan pada tgl 12 Oktober 2020 secara daring via Zoom, diikuti 19 peserta terdiri dari TPM, Sekretariat TPM, tim peneliti pelaksana kajian, KSI, BaKTI dan LSM Payopayo. Pertemuan ini fokus membahas substansi dan teknis instrumen kajian. Pada pertemuan ini, TPM menyetujui 18 instrumen kajian rantai nilai sutra, yang terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu kuesioner dan panduan wawancara. Instrumen ini belum termasuk kuesioner untuk konsumen, sebagai upaya peneliti menangkap harapan terkait motif, kualitas, realitas produk sutra, dll.
  2. Presentasi laporan hasil kajian draf pertama oleh tim pelaksana kajian kepada Tim Penjamin Mutu (TPM) dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2020 via Zoom. 

Pertemuan kemajuan Program Kebijakan Berbasis Pengetahuan di Sulawesi Selatan dengan BAPPENAS - BAPPELITBANGDA Provinsi Sulawesi Selatan – KSI – BaKTI

Dilaksanakan pada tanggal 3 November 2020 via Zoom. Pertemuan ini dihadiri oleh Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA., PhD., Direktur Tata Ruang dan Penanganan Bencana-BAPPENAS/Wakil Ketua Kelompok Kerja 2 – Kolaborasi Pengetahuan dan tim, Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, Knowledge Sector Initiative (KSI) – Ibu Jana Hertz (Team Leader KSI) dan tim, tim pelaksana kajian, Tim Penjamin Mutu (TPM), BaKTI, dan LSM Payopayo. Kajian ini mendapat tumpuan harapan dari BAPPENAS yang mengamanatkan menjadi knowledge accumulation dan benchmarking kajian rantai nilai komoditas yang dapat direplikasi pemerintah kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan provinsi lain di Indonesia. Hal ini dikemukakan oleh, Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA., PhD., Direktur Tata Ruang dan Penanganan Bencana-BAPPENAS/Wakil Ketua Kelompok Kerja 2 – Kolaborasi Pengetahuan. Selain itu, BAPPENAS mengharapkan kajian ini dapat menyajikan informasi, data margin setiap rantai, untuk melihat pihak yang mendapat benefit paling besar diantara pelaku yang terlibat, sebagaimana disampaikan oleh Bapak Agung Widodo, Kasubdit Analisis Sosial dan Tata Ruang BAPPENAS pada diskusi kemajuan program dengan BAPPENAS - BAPPELITBANGDA Provinsi Sulawesi Selatan - BaKTI yang difasilitasi oleh KSI.