• admin
  • 26 November 2025

Menguatkan Muatan Edukasi dan Advokasi Sanitasi  bagi Sanitarian

Momen memperingati hari World Toilet Day pada 19 November 2025, ahli kesehatan lingkungan berkumpul berdiskusi membicarakan masalah sanitasi air limbah domestik yang aman dan yang tidak aman. Mereka  adalah 36 sanitarian  (11 laki-laki; 26 perempuan) se-kabupaten Bulukumba mengikuti pelatihan pengelolaan air limbah domestik aman dan berkelanjutan yang digelar 18-19 November di hotel Agri Bulukumba. Mereka ditugaskan oleh Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan dan 21 Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) yang ada di kabupaten Bulukumba. 

Sejatinya mereka merupakan petugas yang paling berperan penting dalam pembangunan mental dan perilaku hidup sehat masyarakat. Sepanjang tahun mereka tiada henti mengedukasi, inspeksi kesehatan lingkungan rumah tangga serta mengadvokasi tumbuhnya pola pikir dan perilaku hidup sehat bermartabat melalui pendekatan pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).


Pendekatan pemicuan ini diresmikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008. Hingga kini kementerian kesehatan bersama Dinas Kesehatan Provinsi dan daerah terus melakukan verifikasi desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota STBM untuk kategori yang tuntas melaksanakan 5 pilar STBM. Lima pilar itu mencakup stop BABS, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah rumah tangga dan pilar ke-5-nya pengolahan limbah cair domestik secara aman.  

Soal limbah cair domestik khususnya limbah kakus (black water) bagi sanitarian sudah cukup familiar karena hal ini menjadi bagian tupoksinya saat melaksanakan inspeksi akses sanitasi rumah tangga. Tapi, justeru disinilah tantangan mereka. Saat ini sanitarian dituntut untuk memberikan penyuluhan sekaligus mengadvokasi masyarakat mengolah limbah kakusnya secara aman dan berkelanjutan.


Tantangan utama dari pengolahan limbah kakus (black water) ini yakni karena sarana harus sesuai standar dan cara pengolahan yang sesuai  Standar Operasional Prosedur supaya dapat dikategorikan aman dan berkelanjutan. Di sini pulalah tantangan pencapaian tuntas STBM. Tantangan lainnya mewujudkan pengolahan limbah cair aman, pilar ke-5 STBM, yakni harus didukung dengan kolaborasi dengan OPD terkait khususnya dengan Dinas PUTR-UPT PALD.

Pelatihan pengelolaan air limbah domestik yang digelar khusus  bagi sanitarian bertujuan untuk memfasilitasi mereka mendapatkan pengetahuan yang lebih komprehensif tentang pengelolaan air limbah domestik serta mengayakan sumber belajar mereka tentang isu-isu kontemporer termasuk sanitasi dan perubahan iklim, perencanaan dan monitoring sanitasi aman dan berkelanjutan.

Melalui pelatihan ini Dinas Kesehatan (bidang P2P Kesehatan Lingkungan) dan PUSKESMAS didorong untuk memulai kerja dengan Dinas PUTR dan UPTD PALD untuk penyelesaian pilar ke-5 STBM serta peningkatan cakupan layanan air limbah domestik di Kabupaten Bulukumba. Kedua OPD ini merupakan stakeholder kunci pembangunan sanitasi.


Selama dua hari pelatihan berlangsung sanitarian mendapatkan banyak materi yang disampaikan oleh dua narasumber ahli di bidang limbah cair Dr. Syamsuddin Suaebu, S.K.M., M.Kes dan Specialist Social Behavior Change dan GEDSI Lilidiastuty Anwar. Semua materi diharapkan tepat guna mendukung peningkatan kualitas kinerja sesuai tupoksinya seperti penyegaran pengertian tentang air limbah domestik, sistem pengelolaan air limbah domestik secara aman, sanitasi dan perubahan iklim, peran sanitarian dalam mengelola sistem pengelolaan air limbah domestik setempat (SPALD-S), teknis fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat untuk mencegah penyakit yang berbasis lingkungan dan menjaga kesehatan lingkungan, serta monitoring dan evaluasi sanitasi pengelolaan SPALD-S. Selain itu, mereka juga mengerjakan banyak exercise tentang memfasilitasi masyarakat, teknis menyusun pesan kunci edukasi dan promosi kesehatan, dan mengerjakan sejumlah studi kasus.

Setiap usai satu paparan materi disusul berbagai bentuk exercise dalam kelompok, presentasi, elaborasi, tanya jawab dan menyelesaikan sejumlah studi kasus pengelolaan sanitasi limbah cair domestik. Sebagai hasil mereka mengemas kesimpulan tentang pengelolaan air limbah domestik yang aman dan berkelanjutan yang harus didukung kerja sama dengan Dinas PUTR-UPTD PALD Bulukumba untuk program penyedotan lumpur tinja secara terjadwal dan tidak terjadwal. Mereka mampu membedakan sarana penampungan yang septik dan tidak septik, model SPALD yang aman dan tidak aman, strategi mitigasi untuk sanitasi yang tangguh terhadap perubahan iklim.

Bahkan, mereka mereka mendapatkan satu materi tambahan tentang teknis pengelolaan limbah dari dapur Makan Gizi Gratis (MBG) khususnya tentang cara mengatasi masalah sarana masak, makan, saran pencucian hingga cara membuat bak penyerapan dari limbah dapur. Materi ini disajikan menanggapi kebutuhan sanitarian yang saat ini diundang terlibat untuk inspeksi dan monitoring.

Semua materi di atas disajikan berdasarkan panduan dari Modul Ajar Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik bagi Sanitarian, Mahasiswa Kesehatan Lingkungan, Kader, dan Praktisi Kesehatan Lingkungan di Sulawesi Selatan yang disusun oleh Yayasan BaKTI melalui dukungan UNICEF. Kegiatan pelatihan ini sangat diapresiasi oleh drg. Andi Muchlisa, sekretaris Dinas Kesehatan yang hadir, menyampaikan bawa pelatihan ini sangat kami butuhkan untuk mendukung kualitas edukasi dan advokasi yang menjadi pekerjaan utama dari tenaga sanitarian.