• admin
  • 25 November 2024

Menguatkan Sinergitas OPD untuk Akselerasi Sanitasi Aman di Sulawesi Selatan

Makassar dan Luwu Timur menjadi fokus upaya akselerasi sanitasi aman melalui kolaborasi lintas sektor yang menyatukan peran aktif sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sekolah tinggi kesehatan, dan media. Kegiatan yang berlangsung pada 11-12 November 2024 di Makassar dan 18-19 November 2024 di Malili, Luwu Timur, memfasilitasi stakeholder pembangunan sanitasi di daerah tersebut. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kerja sama berkelanjutan untuk layanan sanitasi aman, pengumpulan data sarana sanitasi, serta edukasi sanitasi dan sumber air minum rumah tangga yang aman. 

Kegiatan ini didukung oleh UNICEF dan LIXIL di Indonesia yang bekerja sama dengan Yayasan BaKTI. Selama kegiatan pihak-pihak yang berperan aktif yaitu Dinas Kesehatan provinsi, Bappelitbangda, Dinas PU/PUPR, Dinas Kesehatan kota Makassar dan kabupaten Luwu Timur, sanitarian PKM, dosen, serta mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar. Tak hanya itu, sejumlah media, seperti KOMPAS TV, Unhas TV, LKBN Antara, Harian Fajar, dan Raz FM Makassar juga turut hadir sebagai partisipan sekaligus narasumber serta kegiatan liputan kegiatan survei di lapangan. 


Sebanyak 46 peserta (laki-laki 13; perempuan 32)  di Makassar dan 47 peserta (laki-laki 17; 30 perempuan) di Malili, Luwu Timur berpartisipasi aktif selama kegiatan berlangsung. Mereka terdiri dari unsur Pokja PKP Bappelitbangda, Dinas PU/PUPR, Dinas Kesehatan, BPM/Dinas PMD, PKM/sanitarian, operator UPT PALD, mahasiswa dan dosen pendamping Poltekkes Kemenkes Makassar serta perwakilan media. 

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari di masing-masing lokasi ini terdiri atas sesi kelas dan inspeksi atau survei sarana sanitasi rumah tangga di lapangan. Hari pertama dimanfaatkan untuk penguatan pemahaman dan teknis edukasi bagi peserta mengenai pentingnya sanitasi aman dan tahapan pelaksanaannya. Hadir sebagai narasumber yakni Dinas Kesehatan Provinsi Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK), specialist dari USAID IUWASH Tangguh, Dinas Kesehatan Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas PUPR Bidang Cipta Karya, Jurnalis LKBN Antara, dan jurnalis KOMPAS TV. 


Hari kedua, peserta turun langsung ke lapangan untuk melakukan survei sarana sanitasi rumah tangga. Survei dilaksanakan secara daring dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pembangunan Air Limbah Domestik (SIMPALD). Instrumen survei sudah ditanamkan dalam aplikasi tersebut. Mereka bekerja secara tim kecil menyisir rumah-rumah di lokasi survei.   Dalam wawancara mereka menilai kondisi terkini sarana sanitasi termasuk kloset yang terhubung ke tangki septik kedap, layanan penyedotan, hingga pengolahan limbah domestik di Instalasi Lumpur Tinja (IPLT). Selain itu, survei juga mencakup penilaian sumber air minum rumah tangga dan memberikan edukasi kepada setiap pemilik rumah tentang sarana sanitasi dan sumber air khususnya jarak sumur dengan tangki septik yang aman. 

Survei di Makassar berlangsung di Kecamatan Manggala, Kelurahan Antang, sementara di Malili, survei dilaksanakan di Desa Baruga dan Desa Puncak Indah. Survei menghasilkan data profil sanitasi rumah tangga sebanyak 109 data di  Makassar dan 116 data di i Malili. Data-data ini menjadi dasar untuk memperkuat program sanitasi aman di kedua wilayah tersebut.


Sesi khusus bagi mahasiswa yang berkegiatan di Luwu Timur, mendahului kegiatan berlangsung, mereka didampingi oleh dosen dan tim dari Sekretaris Dinas PUPR, bidang Cipta Karya, dan tim UPT PALD melakukan observasi di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Puncak Indah. Dr. Syamsuddin selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan memberikan penjelasan tentang kenapa  tangki septik harus disedot secara terjadwal sekali dalam 2 atau 5 tahun serta kenapa harus ada pengolahan secara terstandar di IPLT. “Jadi lewat kegiatan ini kalian mendapatkan pembelajaran kontekstual tentang pengolahan limbah cair domestik, ujarnya.”   

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari peringatan Hari Toilet Sedunia,19 November 2024. Dalam momen ini, sanitarian dan mahasiswa, yang didampingi oleh dosen Poltekkes Kemenkes Makassar, secara khusus memberikan edukasi kepada warga. Mereka menggunakan show card menjelaskan model sarana sanitasi yang aman, poster peraga sanitasi yang menunjukkan proses sanitasi yang aman. Demikian pula tentang dampak akibat  buruknya sanitasi dan air sumur yang terkontaminasi oleh bakteri e.coli. 


Data profil sanitasi rumah tangga yang terkumpul sebanyak 105 di Makassar dan 119 di Malili menjadi basis data rujukan bagi OPD terkait khususnya Dinas Kesehatan dan Dinas PUPR, untuk memperkuat pelaksanaan program pembangunan sanitasi aman. Dinas Kesehatan akan menggunakan data ini sebagai dasar untuk mendukung penguatan pemicuan penuntasan Pilar ke-5 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yaitu pengolahan limbah cair domestik. Sementara bagi  Dinas PUPR data tersebut menjadi calon pelanggan atau target penyediaan layanan melalui program L2T2. 

“Data tersebut menjadi target layanan kami dan sangat membantu percepatan pencapaian target layanan program L2T2, sebanyak 1.000 rumah tangga hingga tiga tahun ke depan, ungkap Irma, kepala UPT PALD Luwu Timur.”

Dari sisi akademik, Poltekkes Kemenkes Makassar mendapatkan pekerjaan rumah lanjutan untuk  menganalisis data ini untuk mendukung pengembangan program studi terkait sanitasi. Dosen yang terlibat juga akan mendampingi mahasiswa dalam melaksanakan penelitian lanjutan yang dapat menjadi referensi akademik maupun implementasi praktis untuk sanitasi aman di masyarakat.


Kegiatan ini menghasilkan komitmen kolaborasi berkelanjutan antara Dinas Kesehatan dan Dinas PUPR, untuk merawat status Open Defecation Free secara optimal baik di Makassar dan Luwu Timur. Mereka juga sepakat dalam mencapai tujuan yang sama yaitu ketuntasan Pilar ke-5 pendekatan STBM melalui peningkatan cakupan layanan penyedotan dan pengolahan lumpur tinja.  

Kolaborasi lintas sektor untuk sanitasi aman  yang  dimulai di Makassar dan Luwu Timur itu diharapkan dapat semakin menguatkan sinergitas lintas sektor untuk mewujudkan layanan dasar  sanitasi aman bagi semua. Kami sangat mendukung kegiatan kolaborasi ini karena menjadi wahana penguatan sumber daya manusia kesehatan sejak dari pra profesi sanitarian (mahasiswa) dan sanitarian yang sudah bekerja di pusat-pusat kesehatan. Demikian dijelaskan oleh dr. Eko Nugroho, Kabid SDK Dinas Kesehatan provinsi Sulsel.