• admin
  • 19 February 2025

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Layanan Anak Integratif OCSEA dan PSEA di Bantaeng

Yayasan BaKTI dengan dukungan UNICEF melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Layanan Integratif Perlindungan Anak. Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 13 hingga 15 Februari 2025 di Hotel Kirei, Kabupaten Bantaeng, ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat sistem perlindungan anak di Kabupaten Bantaeng, Takalar, dan Bulukumba. Kegiatan ini melibatkan 37 orang dari unsur Forum Anak, DP3A, UPT PPA, PUSPAGA, PATBM, Pondok Pesantren, pihak kepolisian, serta petugas layanan perlindungan anak lainnya dari ketiga kabupaten tersebut, dengan berbagi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan perlindungan anak di era digital. Tidak hanya itu, dengan pelatihan ini, juga diharapkan terciptanya sinergi yang kuat antara berbagai pihak dalam melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan dan eksploitasi, khususnya dalam pencegahan eksploitasi dan penyalahgunaan seksual (PSEA – Protection from Sexual Exploitation and Abuse) di lembaga layanan.

Tria Amelia dari UNICEF Indonesia, dalam sambutannya, menekankan urgensi isu kekerasan seksual dan eksploitasi anak, termasuk Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA), yang semakin meningkat di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Data menunjukkan bahwa hampir seluruh anak di Sulawesi Selatan (99,4%) mengakses gadget dengan rata-rata penggunaan 5,4 jam per hari. Tingkat akses ini meningkatkan kerentanan anak terhadap konten negatif dan eksploitasi seksual online. Tria Amelia juga menyoroti pentingnya integrasi PSEA dalam semua program dan layanan yang berhubungan dengan anak, menekankan bahwa pencegahan harus menjadi prioritas utama. Ia juga memuji inisiatif Yayasan BaKTI dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam menyelenggarakan pelatihan ini sebagai langkah proaktif dalam melindungi anak-anak di wilayah tersebut.


Hj. Andi Mirna, SH Kepala Dinas DP3A DALDUK KB Provinsi Sulawesi Selatan, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas kerjasama antara Yayasan BaKTI dan UNICEF dalam menyelenggarakan pelatihan ini. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam upaya perlindungan anak dan komitmen pemerintah provinsi untuk mendukung program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan anak-anak di Sulawesi Selatan. Beliau juga berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kapasitas para peserta dalam menangani kasus-kasus kekerasan dan eksploitasi anak secara efektif dan efisien.

Selama tiga hari pelatihan, para peserta dari Bantaeng, Takalar, dan Bulukumba diberikan pemahaman komprehensif mengenai berbagai aspek perlindungan anak, termasuk hak-hak anak dalam ranah daring, mekanisme layanan yang efektif, dan strategi penanganan kasus OCSEA. Materi pelatihan secara khusus menekankan pentingnya PSEA yang dipandu oleh Yusri, meliputi identifikasi faktor risiko, strategi pencegahan, dan protokol penanganan kasus. Para peserta juga dilatih untuk mengenali tanda-tanda eksploitasi dan penyalahgunaan seksual pada anak, serta cara melakukan rujukan yang tepat ke layanan yang relevan. Pelatihan ini juga menekankan pentingnya kerjasama antar lembaga dan koordinasi yang efektif dalam penanganan kasus.


Hari kedua pelatihan difokuskan pada simulasi penanganan kasus dan pengembangan alur rujukan kasus OCSEA. Andi Nurlela selaku fasilitator, menjelaskan pentingnya pendekatan holistik dan kolaboratif dalam menangani kasus-kasus kompleks ini, termasuk koordinasi dengan pihak kepolisian dan lembaga pendidikan. Pelatihan ini juga menekankan pentingnya perlindungan bagi pelapor dan saksi dalam kasus-kasus PSEA.

Pada hari terakhir, peserta melakukan evaluasi dan merumuskan rencana aksi untuk meningkatkan kapasitas layanan perlindungan anak di daerah masing-masing. Komitmen bersama untuk menerapkan kebijakan toleransi nol terhadap eksploitasi seksual anak di semua lembaga layanan menjadi salah satu hasil penting dari pelatihan ini. Para peserta juga berbagi pengalaman dan best practices dalam penanganan kasus perlindungan anak di daerah masing-masing.


Di era digital yang serba terhubung seperti sekarang ini, anak-anak menghadapi tantangan baru yang kompleks, termasuk paparan terhadap konten berbahaya dan risiko eksploitasi seksual online. Ketergantungan yang semakin tinggi pada gadget dan internet membuka peluang bagi pelaku kejahatan untuk melakukan tindakan yang merugikan anak. Menyadari urgensi perlindungan anak di tengah perkembangan teknologi yang pesat, Yayasan BaKTI, dengan dukungan dari UNICEF Indonesia dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, mengambil langkah proaktif dengan menyelenggarakan "Pelatihan Peningkatan Kapasitas Layanan Integratif Perlindungan Anak".

Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan baru, tetapi juga membangun jaringan kolaborasi yang kuat antara berbagai lembaga yang terlibat dalam perlindungan anak di Bantaeng, Takalar, dan Bulukumba. Diharapkan, melalui pelatihan ini, para penyedia layanan dapat lebih siap dan responsif dalam menghadapi tantangan perlindungan anak, khususnya dalam pencegahan dan penanganan kasus PSEA. Upaya kolaboratif ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi hak-hak anak di era digital di Sulawesi Selatan.

 

Oleh: Andi Nurlela