• adminbakti
  • 08 July 2023

Penyusun Alur/Mekanisme Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 di Provinsi Sulawesi Selatan

Dalam periode April - Juni 2023 kerja sama Yayasan BaKTI - Unicef melalui Program Perlindungan Anak - OCSEA- SETARA

Penyusun Alur/Mekanisme Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 di Provinsi Sulawesi Selatan
Layanan SAPA 129 merupakan revitalisasi layanan pengaduan masyarakat dibawah naungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). SAPA 129 adalah salah satu wujud implementasi dari Perpres Nomor 65 Tahun 2020 terkait penambahan tugas dan fungsi KemenPPPA, yaitu sebagai penyedia layanan rujukan akhir bagi perempuan korban kekerasan yang memerlukan koordinasi tingkat nasional, lintas provinsi, dan internasional, serta penyedia layanan bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus. 

Implementasi SAPA 129 di berbagai daerah masih mengalami beberapa tantangan, antara lain; tidak semua masyarakat dapat mengakses SAPA 129 melalui media komunikasi dan teknologi, faktor budaya yang membuat masyarakat yang masih enggan atau malu  untuk melaporkan kasusnya dan belum sinkronnya layanan SAPA 129 dengan layanan pengaduan/hotline di daerah. Untuk mendukung layanan tersebut, penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kelembagaan SAPA masih perlu dilakukan baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, desa dan kelurahan serta memastikan tersedianya mekanisme rujukan dan penanganan kekerasan perempuan dan anak. Layanan ini juga perlu disosialisasikan kepada masyarakat hingga ke seluruh pelosok Indonesia agar dikenal dan dimanfaatkan.

Sebagai upaya penguatan layanan SAPA 129 di Provinsi Sulawesi Selatan, maka UNICEF Indonesia melalui Yayasan BaKTI bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah daerah (Makassar, Maros, Bone dan Wajo) telah melakukan pertemuan penyusunan alur/mekanisme layanan SAPA 129, pada tanggal 4 April 2023 di Makassar. Peserta yang menjadi tim penyusun sebanyak 6 orang (5 perempuan, 1 laki-laki). Peserta merupakan perwakilan dari Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan UPT PPA dari tingkat Provinsi Sulsel, Kota Makassar dan Kabupaten Maros.

Dari hasil pertemuan ini peserta berhasil menyusun alur/mekanisme SAPA 129 yang akan menjadi acuan dalam penanganan kasus di Provinsi Sulawesi Selatan dan 4 daerah (Makassar, Maros, Bone dan Wajo) implementasi program OCSEA-SETARA yang didukung oleh UNICEF melalui Yayasan BaKTI.

Output pertemuan: Tersedianya alur/mekanisme penanganan  kasus di Layanan SAPA 129 dan list rekomendasi/input terhadap alur layanan SAPA 129.

 

Penyusunan Modul dan Buku Saku OCSEA Tahap II
Untuk menghubungkan intervensi penguatan mekanisme berbasis masyarakat dan penguatan layanan yang aksesibel & standar untuk memperkuat kesiapsiagaan perlindungan anak. Relevansi program dalam mengatasi masalah yang diidentifikasi di atas adalah fokus pada pembangunan Lingkungan yang Aman bagi anak-anak dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait kekerasan berbasis gender (GBV) termasuk perkawinan anak dan Pencegahan dan Respons terhadap eksploitasi dan pelecehan seksual anak online (OCSEA) melalui: 1). Meningkatkan kesadaran guru, pengasuh, dan organisasi pria dan wanita tentang keamanan online, kesadaran akan pesan-pesan penting yang sensitif gender termasuk pencegahan perkawinan anak. 2).  Memperkuat kapasitas anak-anak sebagai agen perubahan aktif dalam mempromosikan pencegahan dan respons OCSEA, meningkatkan kesadaran akan pesan-pesan penting yang sensitif gender dan pencegahan perkawinan anak. dan 3). Memperkuat layanan perlindungan anak terpadu yang sensitif gender dan ramah anak serta mekanisme rujukan bagi penyintas GBV, perkawinan anak dan OCSEA.

Sebagai upaya perlindungan anak dari eksploitasi dan pelecehan seksual anak di ranah daring (Online Child Sexual Exploitation and Abuse- OCSEA), Yayasan BaKTI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan didukung oleh UNICEF Indonesia saat ini sedang menyusun modul dan buku saku OCSEA yang digunakan untuk penguatan kapasitas orangtua/pengasuh, pemberi layanan/pekerja sosial. Modul dan buku saku OCSEA dikerjakan oleh konsultan jasa dari Departemen Sosiologi Fisip Universitas Hasanuddin.  

Output kegiatan yaitu tersedia dokumen Modul dan buku saku pencegahan OCSEA bagi orangtua/pengasuh.


Pembuatan Media kampanye pencegahan OCSEA
Rendahnya pengetahuan dan pemahaman anak tentang keamanan dan kekerasan seksual di ranah daring menjadi pintu masuk eksploitasi dan pelecehan seksual daring. Dari hasil survei dan wawancara serta kajian yang dilakukan ECPAT pada tahun 2021, ditemukan 41 persen anak-anak tidak pernah menerima informasi apa pun tentang cara agar tetap aman saat beraktivitas daring. Sebanyak 72 persen anak mengatakan mereka tidak pernah menerima pendidikan seks. Dari total anak yang menerima pendidikan seks, sejumlah 85 persen mengatakan sebagian besar berkaitan dengan moralitas. Hasil survei menemukan lebih dari 50 persen anak tidak mengungkapkan apa yang dialaminya. 
Untuk itu sebagai upaya perlindungan anak dari eksploitasi dan pelecehan seksual anak di ranah daring (Online Child Sexual Exploitation and Abuse- OCSEA), maka UNICEF melalui Yayasan BaKTI bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah daerah telah mendukung pembuatan media kampanye berupa pembuatan baliho, X banner, desain/layout dan cetak modul OCSEA, dokumentasi kegiatan-kegiatan pelatihan OCSEA-SETARA di 4 daerah (Makassar, Maros, Bone, dan Wajo). Pembuatan media kampanye ini untuk mendorong Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten /Kota, dan masyarakat untuk melakukan pencegahan terjadinya eksploitasi dan pelecehan seksual anak di ranah daring. Media kampanye telah diproduksi/dibuat dan distribusikan ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di tingkat provinsi Sulsel, Makassar, Maros, Bone dan Wajo. Distribusi dilakukan pada bulan Juni 2023. 
Output kegiatan:
•    Tersedianya media kampanye pencegahan OCSEA-SETARA, sebagai materi edukasi dan pencegahan OCSEA bagi masyarakat dan berbagai pihak, dalam bentuk baliho, X banner, stiker, cetak modul/materi lainnya. 
•    Tersedia hasil dokumentasi kegiatan pelatihan dalam bentuk foto dan video pendek


Pertemuan Ujicoba Modul Pencegahan OCSEA bagi Orangtua/pengasuh
Di Provinsi Sulawesi Selatan, kasus Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak di Ranah Daring Online Children Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA), semakin meningkat. Berdasarkan data SIMFONI Sulsel, jumlah anak yang menjadi korban kekerasan pada tahun 2022 sebanyak 750 kasus.  Kasus kekerasan seksual merupakan yang tertinggi yaitu 358 kasus, disusul 322 fisik, dan 179 psikis. Kondisi ini membutuhkan peran dan kepedulian berbagai pihak untuk memastikan bahwa anak-anak memiliki pengetahuan yang memadai tentang metode internet aman dan anak-anak juga tahu bagaimana mengidentifikasi ancaman eksploitasi dan pelecehan seksual di dunia maya. Kasus Prostitusi Online Anak yang diawali dari media sosial dan internet marak, sehingga menuntut perhatian semua pihak di sekitar anak, seperti orang tua, guru, pemuka masyarakat, aparat hukum, dan tentunya kita semua. 

Sebagai upaya perlindungan anak dari eksploitasi dan pelecehan seksual anak di ranah daring (Online Child Sexual Exploitation and Abuse-(OCSEA), Yayasan BaKTI bekerjasama dengan pemerintah daerah didukung oleh UNICEF Indonesia telah menyusun Modul Pencegahan OCSEA bagi orangtua/pengasuh. Modul ini telah disusun oleh Dr. Ramli AT, Dr. Buchari Mengge, Dr. Nuvida Raf dari Departemen Sosiologi dan Syaifullah dari Safe Net. Sebagai tim review modul teridir dari Tim BaKTI (Arafah dan Andi Nurlela), Tim UNICEF (Ibu Tria, Ayu Widhi Lestari dan Ibu Astrid). Modul pencegahan OCSEA bagi orangtua/pengasuh terdiri dari 8 sesi di antaranya:
1. Mengenal Aktivitas Anak di Ranah Daring. 2. Mengenal Apa itu OCSEA. 3. Dampak-dampak OCSEA. 4. Hak dan Perlindungan Anak di Ranah Daring. 5. Pengasuhan di Era Digital. 6. Tindakan Orang Tua Ketika Terjadi OCSEA. 7. Berinternet yang Aman. 8. Berinternet Sehat: Berfokus pada Manfaat.

Output:
•    Peserta memberikan input dan review terhadap proses ujicoba termasuk konten materi.
•    Tersedia list input dan saran untuk perbaikan Modul Pencegahan OCSEA bagi orangtua/pengasuh.


Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender (KBG), Eksploitasi dan
Kekerasan Seksual Anak di Ranah Daring (OCSEA) bagi Fasilitator dan Organisasi Masyarakat. 
Sebagai upaya pencegahan eksploitasi dan pelecehan seksual anak di ranah daring (Online Child Sexual Exploitation and Abuse-(OCSEA), dan penguatan Lingkungan yang Aman Melalui Pendekatan Kesadaran dan Respon, untuk isu perkawinan usia anak dan Kekerasan Berbasis Gender (Safe Environment through Awareness and Response Approach (SETARA), serta pencegahan virus HPV, maka Yayasan BaKTI bekerjasama dengan pemerintah daerah  didukung oleh UNICEF Indonesia  telah menyelenggarakan  Pelatihan Fasilitator Masyarakat /Pengurus Ormas dengan menggunakan modul pencegahan OCSEA yang telah disusun oleh Tim Sosiologi FISIP UNHAS. 


Pelatihan bagi Fasilitator Masyarakat dan pengurus organisasi masyarakat dilakukan di 4 lokasi, Makassar diselenggarakan pada tanggal 1-2 Juni dengan jumlah peserta sebanyak 67 orang peserta (18 laki-laki dan 48 perempuan), pada tanggal 3-4 Juni di Maros diikuti oleh 49 orang peserta (32 perempuan dan 17 laki-laki). Di Kabupaten Wajo pelatihan dilaksanakan pada tanggal 19-20 Juni 2023, diikuti oleh 44 orang peserta (14 laki-laki, 30 perempuan). Kemudian di Kabupaten Bone telah diselenggarakan pada tanggal 22-23 Juni 2023, diikuti oleh 69 orang (23 laki-laki, 46 perempuan). Peserta merupakan unsur dari Perwakilan DP3A, PKK, Fatayat NU, Aisyiah, Persatuan Majelis Taklim, Karangtaruna, LBH APIK, LPP Bone, LBH Bakthi Nusantara (Wajo), Koordinator APKADESI (Bone), perwakilan 6 kelurahan di Makassar, 4 Desa di Kabuapten Maros, 4 desa/kelurahan di Kabuapten Wajo kemudian 6 desa di Kabupaten Bone.
Pelatihan Fasilitator Masyarakat difasilitasi oleh Tim Penyusun modul dari Departemen Sosiologi Fisip UNHAS, Ibu Tria, Ayu Widhi Lestari (Unicef), Arafah dan Andi Nurlela (Yayasan BaKTI). Melalui kegiatan ini para fasilitator masyarakat diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pencegahan dan penanganan eksploitasi dan kekerasan seksual di ranah daring, meningkatkan pengetahuan berkaitan pengasuhan (parenting) di era digital dan meningkatkan pengetahuan terkait pencegahan kekerasan berbasis gender termasuk perkawinan anak.


Output kegiatan:
Para peserta sejumlah 228 orang telah dilatih dan meningkat pengetahuan dan pemahamannnya mengenai: - Pencegahan dan penanganan eksploitasi dan kekerasan seksual anak di ranah daring, - Pengetahuan berkaitan pengasuhan (parenting) di era digital, serta - Pengetahuan terkait pencegahan kekerasan berbasis gender termasuk perkawinan anak dan virus HPV.