Program Inti

Praktik Cerdas

Praktik cerdas (smart practices) belakangan ini semakin mendapat tempat sebagai model pembangunan sosial yang memberi dampak kuat dalam membangkitkan antusiasme masyarakat untuk menularkan gagasan-gagasan inovatif mereka. Menawarkan solusi cerdas dipandang sebagai langkah efektif yang strategis ketimbang menghadirkan sejumlah teori dan rencana pembangunan yang rumit dan sulit diterapkan.

Forum KTI

Festival Forum Kawasan Timur Indonesia kembali digelar pada 24-25 Oktober 2018 di Four Points Hotel by Sheraton Makassar. Perhelatan ini akan mengangkat beragam praktik cerdas dan inspirasi yang merupakan inisiatif lokal yang dinilai mengangkat unsur-unsur mendasar yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan.

Jaringan Peneliti KTI (JiKTI)

JiKTI adalah jaringan yang beranggotakan peneliti di Kawasan Timur Indonesia. Dalam mengelola jaringan ini, BaKTI berfungsi mendorong upaya-upaya kolaboratif, termasuk kemitraan, diantara para peneliti KTI untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan penyusunan kebijakan pembangunan agar bertumbu pada hasil-hasil penelitian.

Forum Ka. Bappeda Provinsi

BaKTI mengelola jaringan beranggotan Kepala BAPPEDA Provinsi Se-KTI yang diberi nama Forum Kepala BAPPEDA Provinsi se-Kawasan Timur Indonesia beranggotakan duabelas Kepala BAPPEDA Provinsi dari Kawasan Timur Indonesia. Dengan memfasilitasi forum ini, Forum KTI mendukung pengembangan jaringan untuk tata kelola pemerintahan.Para kepala BAPPEDA Provinsi se-KTI bertemu dua kali dalam setahun untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan serta meningkatkan koordinasi pembangunan antar pemerintah provinsi dan pemerintah nasional, untuk berbagi praktik cerdas dalam bidang perencanaan pembangunan

Diskusi Pembangunan

Pembangunan yang terpadu adalah pembangunan yang dilaksanakan bersama-sama oleh semua pemangku kepentingan, baik itu pemerintah dan semua lapisan masyarakat. Karena pengertian pembangunan sendiri selalu mengingatkan pada aspek kemajuan dan kesejahteraan. Pendekatan utama dalam konsep pembangunan adalah masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri.