Memperkuat peran Guru dan Forum Anak untuk Mencegah OCSEA
UNICEF melalui Yayasan BaKTI dengan dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Daerah kembali melaksanakan kegiatan Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak di Ranah Daring (OCSEA – Online Child Sexual Exploitation and Abuse) bagi Guru dan Forum Anak. Kegiatan dibuka oleh Ibu Andi Mirna selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Selatan.
“Anak adalah generasi emas yang akan melanjutkan perjuangan kita kedepan. Anak kita sekarang sudah selalu terkoneksi dengan teknologi dimana kita sebagai orang tua harus memberikan perhatian dan perlindungan kepada anak kita. Peran bapak ibu guru menjadi pilar penting terhadap Pendidikan pegetahuan anak dan orang tua siswa kita tentang bagaimana menggunakan handphone dengan baik” ujarnya dalam pembukaannya.
Lanjut dikatakan bahwa menurut data SIMFONI Sulawesi Selatan sudah tercatat 49.5% kasus kekerasan anak, siapa yang sangka baru pertengahan tahun 2023 angka tersebut sudah hampir juga setengah dari angkanya. Jadi kami berharap besar kepada tenaga Pendidikan untuk dapat memberikan pengetahuan dan pengembangan kepada anak anak kita untuk menciptakan SDM yang unggul kedepan. Kita juga harus selalu mewujudkan sekolah ramah anak dimana tidak ada bentuk hukuman juga dalam penyelesaian permasalahannya.
Pada acara yang digelar di Hotel Ibis Makassar, Fasilitator Aulia dari BBPMP Provinsi Sulawesi Selatan dan Syaifullah dari SAFEnet memandu kegiatan pelatihan dan direspon dengan aktif oleh 42 orang peserta yang hadir dari unsur guru SMP, SMA dan Forum Anak Provinsi, Kota Makassar dan Kabupaten Maros.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 21- 22 Juli 2023 ini, diharapkan memperkuat peran sekolah khususnya dalam pencegahan dan penanganan awal eksploitasi dan kekerasan seksual anak di ranah daring. Satuan Pendidikan ramah anak menjadi pilar penting dalam menyukseskan upaya pencegahan dan penanganan OCSEA di ranah sekolah. Terlebih lagi peran sebagai seorang guru dan guru BK yang harus membangun hubungan emosional dengan siswanya agar siswanya tidak segan lagi untuk menjadikannya sebagai tema cerita.
Terdapat strategi yang dapat dilakukan sebagai upaya memudahkan mengidentifikasi siswa siswa kita yang mengalami OCSEA dengan membentuk sebuah tim khusus di organisasi OSIS sekolah untuk melakukan pendataan siapa siapa saja yang terindikasi, setelah itu barulah pihak guru BK mulai mendekati anak anak yang terdata tersebut secara emosional untuk melakukan bentuk bentuk bimbingan.
Begitu pula peran teman sebaya dilingkungan sekolah, peran pencegahan dimulai dari pembentukan lingkungan internet yang aman dan sehat, deteksi dini dan juga kegiatan-kegiatan kampanye, penguatan dan juga kapasitasi dari seluruh pihak di sekolah. Penanganan diawali dengan deteksi dini dan penyusunan prosedur dan mekanisme penanganan kasus yang ada di sekolah, dan juga prosedur rujukan kepada pihak-pihak yang berwenang.